Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

yuandasoedirmanAvatar border
TS
yuandasoedirman
Sebuah "Buku Putih" Tentang Pendidikan-Ditulis Oleh Anak Sekolah
Sebelumnya, saya tidak pernah terlalu ambil pusing dengan dinamika dalam dunia pendidikan. Bagi saya, dunia sekolah adalah formalitas belaka yang perlu dilewati supaya anak bisa menjadi dewasa dan terjun ke masyarakat. Setelah saya masuk sekolah keguruan dan akhirnya lulus, pandangan saya berbalik 180derajat.

Saya adalah seorang guru (atau sebut saja lulusan akademi keguruan yang sehari-hari kerjanya mengajar). Selama interaksi dengan siswa-siswi SMA, saya tahu baru sadar kalau mereka punya pemikiran dan konsep yang fantastis tentang pendidikan. Hanya saja, kebanyakan dari mereka hanya sekedar mau, tapi tidak mau berkorban, baik waktu maupun tenaga, untuk mewujudkannya.

Saya sempat merasa agak miris karena tanpa tindakan, tentu tidak ada hasil yang bisa kelihatan. Sampailah saya pada pesan yang hendak saya sampaikan. Saat berjalan-jalan di salah satu toko buku di pusat kota Magelang, saya memfokuskan mata ke rak buku bagian Pengembangan Diri dan Psikologi. Saya cukup terkejut dan merasa tertohok sejenak kala menemukan buku Tiga Tahun Dari Sekarang.

Sebuah "Buku Putih" Tentang Pendidikan-Ditulis Oleh Anak Sekolah

Terus terang, saya kagum bercampur tidak percaya. Penulisnya adalah anak usia 20an, sama seperti saya. Ketika saya banyak bermain dengan teman-teman kuliah kala itu, penulis buku ini telah berani mengorbankan waktunya untuk meneliti, mengamati, melakukan riset, dan akhirnya menuliskan keresahannya terhadap pendidikan bangsa ini. Di saat para menteri dan pembuat kebijakan sibuk foya-foya, pemuda ini hadir dengan idealisme dan keberpihakannya pada murid.

Ia mengatakan, “pendidikan yang mengajarkan semangat antikekerasan dan menjunjung penghormatan terhadap martabat manusia adalah sistem pendidikan yang terbaik di dunia.” Saya tanpa ragu langsung membeli satu eksemplar sebagai bentuk penghargaan pada anak muda ini. Dalam bukunya, ia banyak membahas soal kekerasan, pelecehan, ketidakadilan, kemunafikan, dan “topeng-topeng” yang selama ini ada di dunia sekolah di Indonesia. Ia menelanjangi setiap aspek tapi tetap membumi dan menyerukan kepada saudara-saudaranya murid-murid Indonesia bahwa “di atas segalanya, persahabatan adalah yang terpenting. Kita tidak bersekolah untuk menjadi lebih baik dari orang lain. Kita sekolah untuk menjadi yang terbaik yang kita bisa.”

Saya saja yang selama dua tahun belakangan bergelut dengan dunia pendidikan tidak pernah berpikir sedalam ini. Seperti mendapatkan tamparan di wajah oleh seorang murid yang tidak belum tentu lebih pintar dari saya, tapi dia benar-benar peduli pada masa depan sekolah dan pendidikan.

Yang gilanya menurut saya adalah ia berani menuliskan pikirannya dan menyita perhatian para profesor di negeri ini tentang gagasannya untuk menyatukan pemikirannya menjadi Tiga Pilar Pembangunan Pendidikan Nasional Indonesia. Jujur, saya yang guru saja enggan menulis jurnal ilmiah, tapi dia hanya seorang murid biasa yang sekarang tidak jelas berprofesi sebagai apa, tapi berani bersuara dan berbuat sesuatu.

Saya hanya bisa mendoakan agar pemuda seperti dia diberkahi konsistensi agar semangatnya tidak surut menghadapi zaman yang semakin kencang godaan dan pragmatisme ini. Semoga ia tetap keras dalam pendirian meskipun saat menulis buku pertamanya, Pesan Dari Murid Untuk Guru: Siapapun Bisa Melakukan Kesalahan, ia mengalami pengalaman yang berat. Ia menuliskan bahwa, “Sesaat setelah buku pertama saya terbit, surat elektronik saya dibanjiri dengan pesan-pesan dari segala penjuru dunia dari Surabaya, Pontianak, Banjarmasin, Maluku, Jerman, Kanada, India, bahkan Amerika Serikat. Saya diancam dan diintimidasi oleh para alumni yang mengatakan bahwa isi buku dan tulisan saya hanya sampah yang penuh fitnah.” (Tiga Tahun Dari Sekarang, hlm. 78).

Well, saya tidak dalam kapasitas menilai ia benar atau salah. Tapi, dengan keberanian dia menulis buku keduanya dan menjawab segala tudingan, saya hanya angkat topi dan ingin berkata padanya, “I am saluting you, Bro!”
Diubah oleh yuandasoedirman 27-06-2014 09:43
0
4.4K
68
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.