Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

fifabrazillAvatar border
TS
fifabrazill
Rekayasa Dokumen C1 Sulit Dilakukan
Praktik curang dengan cara menambah atau mengurangi data dokumen C1 pemilu presiden (pilpres) 2014 sulit dilakukan. Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) PKB Kabupaten Blitar Imron Rosadi mengaku tidak melihat celah yang secara tekhnis hal itu bisa terjadi. Karenanya isu waspada pengubahan C1 yang tersebar melalui broadcast BBM, SMS dan jejaring sosial, bagi Imron alias Baron hanya memperkeruh suasana.

“Lagipula semua pihak juga ikut mengawasi proses yang tengah berjalan. Peluang curang dengan cara mengotak atik C1, saya pikir sulit dilakukan. Meskipun waspada, kami tidak mengkhawatirkan hal itu,“ ujarnya.

Baron melihat ada pihak yang berupaya mencipta opini bahwa situasi paska coblosan 9 Juli lalu seolah olah membara. Para elit politik seakan akan terlibat dalam pertikaian yang tidak termaafkan. Apalagi bila salah satu pasangan capres dinyatakan kalah. Hasil tumbukan politik tersebut akan melahirkan huru hara.

Menurut dia, semua itu tidak ada. Tidak ada bara yang mengarah pada konflik horizontal. Meski sedikit muncul polarisasi (perpecahan) di tingkat akar rumput karena faktor berbeda pilihan, namun perpecahan tersebut hanya sebatas pada sikap. Sementara di tingkat elit (politik), khususnya Blitar, kerukunan tetap utuh terjaga. Artinya, di alam demokrasi, perbedaan politik adalah hal biasa dan tidak akan bermetamorfosa menjadi “perang saudara”.

“Saya mengacu di Blitar. Elit politiknya tetap rukun, bersampingan seperti tidak terjadi apa apa. Artinya jika di Blitar seperti itu, saya yakin di daerah lain juga sama, termasuk para elit politik nasional. Karenanya suasana membara yang dihembuskan itu sebenarnya tidak ada,“ jelasnya.

Kendati demikian Baron tidak bersedia menanggapi isu bahwa takdir politik pasangan Jokowi-JK akan serupa dengan nasib Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa. Bahwa meski pada pilgub Jatim tahun 2008 silam, hitung cepat mayoritas lembaga survei memenangkan pasangan Khofifah-Moedjiono (Kaji). Namun, pada akhirnya yang menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur tetap pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa). “Itu isu provokatif. Saya pikir tidak bisa seperti itu. Siapapun yang menang tentu akan menang. Dan dalam hal ini Jokowi-JK yang mendapatkan suara terbanyak, “terangnya.

Berdasarkan hitung cepat tim Jokowi-JK di Kabupaten Blitar, perolehan suara pasangan Jokowi-JK di Kabupaten Blitar mencapai 492.519 suara atau 71,67 persen. Prosentase kemenangan pasangan besutan koalisi PDI Perjuangan, Nasdem, PKB dan Partai Hanura itu (di Kabupaten Blitar) merupakan yang terbesar di 38 daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur.

Di Kabupaten Blitar yang populer sebagai kandang banteng, pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa hanya memperoleh dukungan 194.701 suara atau 28,33 persen. Sementara di Kota Blitar, Prabowo-Hatta mendapat 29.349 suara atau 34,94 persen. Sedangkan Jokowi-JK dipilih oleh 54.656 suara atau 65,06 persen.

Di Kabupaten Tulungagung Prabowo-Hatta mendapat 201.464 suara atau 34,64 persen. Sedangkan pasangan Jokowi-JK memperoleh 380.173 suara atau 65,36 persen. Di Kabupaten Trenggalek, Prabowo-Hatta mendapat 138.288 suara atau 34,66 persen. Sedangkan Jokowi-JK meraup 260.723 suara atau 65,34 persen. Untuk di Kabupaten Kediri, pasangan Prabowo-Hata memperoleh 295.931 suara atau 32,28 persen. Sedangkan pasangan Jokowi-JK mendapat 620.874 suara atau 67,72 persen.

Pasangan Prabowo-Hatta di Kota Kediri hanya mendapatkan 59.461 suara atau 37,16 persen. Sedangkan Pasangan Jokowi-JK mendapat 100.548 suara atau 62,84 persen.

“Kami optimistis hasil perhitungan ini tidak berbeda hitungan KPU nanti. Artinya, pasangan Jokowi-JK yang menjadi pemenang Pilpres. Dan kita akan berusaha mati matian menjaga perolehan suara ini, “tegas Baron.

Sementara rekapitulasi suara pilpres 2014 telah berpindah ke tingkat PPK (kecamatan). Menurut anggota KPU Kabupaten Tulungagung, Masrukin, proses rekapitulasi tidak ada kendala apapun. Semua berjalan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Serupa dengan Baron, Masrukin mengatakan bahwa kecurangan dengan mengubah dokumen C1 seperti isu yang berhembus, susah diterima akal. “Melihat pengamanan yang ketat dan semua pihak termasuk masyarakat yang ikut memantau langsung, mustahil kecurangan itu terjadi, “ujarnya.

http://pemilu.okezone.com/read/2014/...ulit-dilakukan

Memang sulit, soalnya banyak yang nonton proses penghitungan suara di tps, tapi kalau pintar sulap (master limbad), bisa aja.....




[b
Diubah oleh fifabrazill 04-06-2018 07:12
0
2.9K
25
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.