sumber : http://achmadhisyam.wordpress.com/20...qc-11-lembaga/

Berdasarkan pada hasil pengujian yang dilakukan, maka dalam taraf keyakinan 99% dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kesebelas hasil prediksi QC yang sudah dirilis. Sehingga, menunggu KPU mengumumkan hasil Real Count adalah jalan yang terbaik.

Janganlah mengklaim bahwa metode dan hasil yang dimilikinya adalah yang paling benar, paling tepat. Arogansi bukanlah sikap yang bisa diterima disaat seperti ini, dimana potensi gesekan cukup kuat.

Audit terhadap lembaga QC juga bukanlah jalan keluar, sebab Audit adalah proses mencari kesalahan untuk hal yang bersifat baku, sedangkan statistika, dalam hal ini proses sampling, sangat kental unsur seni, dan banyak sekali varian metodologi yang dapat digunakan.

Jadi, silahkan saja setiap lembaga ngejembrengin metodologinya masing masing, biarkan masyarakat statistik yang menilai, siapa yang lebih dekat kepada kebenaran dalam metodologi yang digunakan. Sebab dalam survey, tidak ada kebenaran yang mutlak 100%. Ingat, masyarakat statistik yang boleh menilai, jika kita bukanlah orang yang statistically-certified, maka sebaiknya tidak memberikan komentar yang menyalahkan atau membenarkan. Sebab statement yang dibuat oleh orang yang non-statistically-certified atas hal hal yang berkaitan dengan statistik, adalah statement yang tidak ada nilainya, cukup jadi pendengar saja, atau silahkan bertanya jika ada yang kurang paham.

Demikian pula dengan statement yang menantang lembaga survey untuk bubar jika ternyata hasil yang dirilis berbeda dengan KPU. Itu bukanlah sikap yang baik, apalagi berdasarkan hasil analisis di atas, terlihat bahwa tidak ada satupun lembaga yang berbeda secara statistik, semuanya sama, jadi apa harus bubar semuanya ?

Skrg mari kita lihat prediksi hasil real count :

http://pemilu.okezone.com/read/2014/...okowi-jk-48-33