Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kaaboterAvatar border
TS
kaaboter
RACHEL , NAMAMU ABADI DI TANAH PALESTINA


saya tertegun melihat isi beritanya. Seorang perempuan kulit putih berambut pirang asal Amerika Serikat tewas dilindas oleh Buldozer Israel yang juga buatan Amerika pada 2003 silam. Kejadiannya memang sudah lama 11 tahun silam, tapi tidak ada salahnya jika kita mengenangnya bukan ?

Siapakah dia sebenarnya?

Ketika browsing di mbah google dengan kata kunci “Rachel Corrie” ternyata saya menemukan 1.000.000 halaman yang berkaitan dengan Rachel Corrie.




RIP Rachel Corrie ( 1979 - 2003 )


Kegigihan Rachel Corrie dalam memperjuangkan hak orang yang ditindas dikenang oleh dunia, khususnya pejuang kemanusiaan. Saat ini nama relawan tersebut digunakan nama kapal para aktivis pro-Palestina untuk menggantikan kapal Mavi Marmara.

Kapal itu diharapkan menembus blokade Israel dengan tanpa takut mengikuti kegigihan Rachel Corrie.

16 Maret 2003, Rachel Corrie, seorang perempuan muda warga negara Amerika Serikat, meninggal dunia dengan cara yang tragis: dilindas buldoser Israel buatan AS. Hari itu, Corrie ada di Kota Rafah, Palestina, bersama teman-temannya dari International Solidarity Movement, menyaksikan penyerbuan tentara Israel ke kota itu. Dengan dalih mencari “teroris”, tentara Israel menyerang Rafah dengan amunisi lengkap.


Sejak kecil , Rachel sudah peduli dgn isu kemanusiaan


16 Maret 2013 , Peluru-peluru zionis berdesing, tank bergerak mencari mangsa, dan buldoser merubuhkan rumah-rumah warga Palestina setempat. Corrie mendidih dan tidak tahan melihat semua itu. Tatkala melihat sebuah buldoser Israel hendak menghancurkan sepetak rumah warga Palestina, Corrie berlari menyongsongnya.

Mengenakan jaket jingga terang, Corrie berdiri tegap di depan buldoser itu. Tapi buldoser tak berhenti. Teriakan para warga tak digubris. Naas, Corrie akhirnya dihajar buldoser itu. tubuh seorang perempuan melawan buldoser 2 ton . Ia menemu ajal di Rumah Sakit di kota Najar.




Rachel Corrie aktif di kegiatan relawan Sejak bergabung di Olympia Movement for Justice and Peace (OMJP), Olympians for Peace in the Middle East (OPME), Students Educating Students about the Middle East (SESAME), Olympia Fellowship of Reconciliation (FOR) hingga International Solidarity Movement (ISM) disuplai energi kemanusiaan olehnya untuk meneriakkan kata “Merdeka!” Karena penjajahan yang diprakarsai negaranya (AS), Inggris dan Negara-negara Eropa masih berlangsung di hampir setiap sudut bumi ini.

Dengan pilihan merdeka, Rachel Corrie pergi ke Palestina. Rachel mempelajari isu tak masuk akal Palestina yang berhembus ke telinga dunia dengan kata “konflik” Palestina-Israel. Akhirnya dia dapati kenyataan bahwa Israel menjajah Palestina sejak lebih setengah abad lampau.

Quote:


Spoiler for Awas DP !:


Januari 2003. Rachel berangkat ke Israel untuk transit ke Tepi Barat. Setibanya di tanah para pengungsi itu, dia langsung bergabung bersama insan internasionalis (dari Inggris, Jerman, Itali dll) di International Solidarity Movement (ISM); wadah para pegiat kemanusiaan anti penjajahan. Pergerakan ini hanya memiliki dua syarat partisipasi: Pertama, pegiatnya yakin bahwa bangsa Palestina berhak merdeka berdasarkan hukum internasional dan resolusi PBB. Kedua, pegiatnya hanya menggunakan cara tanpa kekerasan untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa Palestina.

Ketika tiba di Rafah, Rachel saksikan tank, bulldozer, menara-menara sniper dan pos-pos penggeledahan Israel bertengger di antara puing-puing bekas pemukiman penduduk Gaza. Tembok baja raksasa dibangun di reruntuhan dekat perbatasan Mesir. Matanya menyapu sekeliling; tampak orang-orang Palestina bertahan, meski penindasan terus berlangsung. Wajah-wajah lusuh itu menjalani hidup serba kekurangan, menderita dan menunggu giliran direnggut maut. Itulah kisah jejakan pertama Rachel di bumi Palestina, seperti yang dikisahkan Craig Corrie, Mama Rachel Corrie.

Di Rafah, Rachel dan pegiat kemanusiaan lainnya menjadi benteng hidup, berdiri mengelilingi pekerja air kota Palestina yang menggali sumur. Dia hadang moncong laras panjang sniper-sniper militer Israel yang berada di menara benteng. Desir angin panas membahanakan deru misil-misil, tak hanya di Palestina, tapi ke seantero jagad.

Rachel dan rekan-rekan terus berdiri mengelilingi sumur-sumur yang sedang digali para pekerja hingga lewat tengah malam. Demi setetes air agar basahi tenggorokan pengungsi Palestina yang terkurung sejak lama di bui Gaza. Hanya itu satu-satunya cara, setelah kebun zaitun penduduk Palestina dilindas buldoser-buldoser tentara IDF (tentara pertahanan Israel), setelah tentara-tentara Israel menimbun sumur-sumur dengan puing-puing rumah penduduk.

Rachel mengasuh bocah yatim asal Palestina dalam naungan Children’s Parliament. Merekalah yang memantapkan kedewasaan Rachel. Melalui mereka, Rachel bisa berbahasa Arab. Melalui Rachel mereka berkenalan dengan bahasa Inggris.

Hanya 2 bulan ( Januari - Maret 2003 ) Rachel bisa merasakan udara Palestina dan membantu rakyatnya .
akhirnya pada awal maret tragedi pun datang dan di usia 23 tahun itu Rachel melepaskan nyawa jauh dari tanah kelahirannya.
darah segar Rachel Corrie pun membasahi tanah Palestina ,
tanah para martir dan syuhada .

Selamat Jalan Rachel ,,,,,emoticon-Berduka (S)emoticon-Berduka (S)



Dengan dibungkus bendera negaranya
jasad rachel diarak di jalanan Palestina



Spoiler for Kata -kata terakhir:

Diubah oleh kaaboter 11-07-2014 21:20
0
6.9K
33
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.2KThread83.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.