Bukan bencana alam yang membunuhmu tetapi bangunan dan kelalaian yang membunuhmu
Ini thread pertama ane gan, semoga threadnya berdampak positif.
Kita seharusnya tidak menyalahkan alam ketika terjadi bencana alam tapi salahkan diri kita sendiri, apakah kita sudah melakukan yang benar atau tidak. Mari buka pikiran kita tentang bencana yang mungkin menimpa kita kelak.
Dari pada basa basi langsung aja gan, lokasi yang tidak boleh dibangun rumah atau bangunan karena rawan bencana alam.
Spoiler for 1. Lereng Curam (Rawan Longsor):
Longsor bencana paling sering terjadi di Indonesia, jadi kalau mau buat bangunan jangan didaerah dekat lereng curam (>30 derajat) gan, nanti kalau hujan atau kondisi tanah lapuk bisa longsor. Mending ngebangun bangunan di daerah datar, aman dari longsor soalnya kan datar. Kalau ngebet pingin bangun rumah di daerah pegunungan cari yang jauh dari jurang atau lokasinya enggak di atas lereng.
Spoiler for 2. Patahan Aktif (Rawan Gempa dan Tanah Bergerak):
Masalah ini belum banyak orang yang menyadari gan, yup dari ilustrasi gambar di atas itu rel bukan di belokin sama samson atau superman tapi sama alam (patahan aktif), ga kebayang kalau yang geser itu rumah agan bisa ancur kebelah. Selain itu daerah sekitar patahan aktif rawan gempa loh gan, ane saranin kasih jarah 5 km dari daerah patahan aktifbiar aman. Tapi disayangkan di Indonesia pemerintah kurang sadar akan hal ini.
Spoiler for 3. Daerah Aliran Lahar (Kesapu Aliran Lahar Dingin):
Ini juga penting gan terutama bagi akan yang mau bangun bangunan di sekitar kawasan gunung berapi yang masih aktif. Bukan cuma gempa yang ngebuat bangunan agan hancur tapi juga banjir lahar dingin, coba bayangin kalau agan ada di lintasan aliran lahar dingin pasti hancur soalnya material yang dibawa lahar dingin ada yang segede truck . Saran ane agan cari peta aliran lahar dingin sekitar gunung berapibuat referensi lokasi pembangunan yang aman.
Spoiler for Daerah dengan Permukaan Tanah di Bawah Permukaan Air Laut (Banjir dan Air Tahan yang Tercemar):
Ane kutip dari BISNIS.COM, JAKARTA-Sedikitnya 12,1% wilayah DKI Jakarta diketahui berada di bawah permukaan laut akibat maraknya eksploitasi air tanah dalam yang berdampak pada penurunan muka tanah. Hati-hati gan jakarta siap-siap tenggelam kalau tanggulnya jebol. Bukan cuma banjir yang melanda tapi air tanah yang tercemar air laut dan spiteng, yup dari beberapa penelitian karena air tanah yang semakin habis di sedot menyebabkan air laut mendorong naik ke permukaan lewat aliran air tanah, tidak hanya itu penurunan permukaan tanah dan air tanah membuat spiteng ikut masuk dalam aliran air tanah yang membuat pencemaran.
Segitu dulu gan walau sedikit semoga bisa membuka pikiran kita untuk tanggap dengan potensi bencana di sekitar kita. Kalau berkenan jangan lupa kasih cendolnya gan atau abu gosok gan