Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

the.statsAvatar border
TS
the.stats
BAU AMIS SEMBILAN JULI
Salah satu pasangan segera menggelar jumpa pers setelah data yang masuk quick count mencapai 80% dimana hasil quick count pasangan tersebutmemperoleh 52 % suara dan pasangan yang lain memperoleh 47 %.

Lalu kenapa pasangan tersebut harus lebih dulu menggelar konferensi pers kemenangan tidak menunggu data masuk mencapai 100%. dilain pihak pasangan yang lain baru akan menggelar konferensi pers jika data yang masuk sudah mencapai 90%.

Menurut analisa saya, Siapapun yang lebih dahulu mengadakan konferensi pers tujuannya tidak lain adalah untuk menggalang opini publik, bahwa pasangan tersebut telah memenangkan pemilu. terlepas apakah pasangan tersebut benar-benar menang atau tidak.

Tujuan penggiringan opini publik ada 2 , tergantung posisi masing-masing pasangan :

1. Untuk mencegah kecurangan yang terjadi , pasangan capres yang mengetahui dirinya menang. perlu menggalang opini publik dan menggerahkan massa dengan tujuan , membuat gentar pihak-pihak yang ingin melakukan kecurangan.

2. Untuk melakukan kecurangan,
pasangan yang mengetahui dirinya kalah , perlu menggalang opini publik dengan tujuan untuk mengaburkan sehingga nantinya bisa merekayasa hasil rekapitulasi perhitungan suara.

menurut saya masing-masing pasangan sudah memiliki hasil real count internal, logikanya sangat sederhana masing-masing pasangan didukung oleh jaringan saksi , koordinator saksi yang tersebar di berbagai daerah. ditambah lagi dengan kemudahan perangkat teknologi yang tersedia saat ini seperti Blackberry dan android yang bisa mengirim email dan perhitungan yang menggunakan program excel.

artinya penyampaian data dan rekapitulasi data bukanlah hal yang susah dan memakan waktu, penyelenggara quickcount saja bisa menyelesaikan quickcount yang melibatkan 4000 sampel TPS diseluruh indonesia dengan waktu kurang dari 4 jam.

Untuk mencari tahu mana pihak yang ingin mencegah kecurangan dan mana pihak yang ingin melakukan kecurangan , dapat dilakukan dengan melihat dua hal.

1. Kredibiltas lembaga Quickcount
semua pasangan capres menggelar konferensi pers dan deklarasi kemenangan menggunakan hasil quickcount yang mereka percayai, tetapi apakah lembaga yang menyelenggarakan quickcount tersebut kredibel dan bisa dipercaya .

Quickcount adalah bagian dari ilmu statistik, statistik sendiri adalah cabang dari ilmu matematika. artinya quickcount dilakukan dengan perhitungan matematis, matematika adalah ilmu pasti. artinya quickcount dapat memberikan kepastian hasil pilpres dengan tingkat error sebesar 1%. Logikanya karena quickcount ini adalah bagian dari ilmu pasti, dimana dasar perhitungan yang digunakan sama, sudah tentu hasil dari quickcount tidak akan jauh berbeda.

Jika hasilnya jauh berbeda , sudah tentu ada lembaga Quickcount yang berbohong.

untuk itu kita perlu melihat track record, integritas dan kredibilitas lembaga quickcount tersebut, sehingga kita bisa melihat reabilitas dan validitas hasil quickcount yang digunakan.

lembaga quickcount yang memiliki kredibilitas tidak akan mengeluarkan hasil quickcount yang menyimpang dari hasil yang sesungguhnya. karena hal itu hanya akan menghancurkan nama besar lembaga quickcount tersebut.

Pasangan yang ingin melakukan kecurangan sudah pasti didukung oleh lembaga quickcount yang tidak memiliki kredibilitas. cari sendiri mana lembaga quiccount yang tidak memiliki kredibilitas ?

2. Kedekatan dengan Penguasa
Penggiringan opini publik itu penting tapi tidak akan merubah hasil jika tidak " merubah" hasil rekapitulasi yang dilakukan oleh lembaga resmi.

karena pemenang ditentukan oleh hasil rekapitulasi lembaga resmi, bukan oleh opini.

pihak yang ingin melakukan kecurangan bukan cuma harus menggiring opini publik tetapi juga harus " merubah" hasil rekapitulasi yang dilakukan lembaga resmi.

lalu siapakah yang pasangan yang bisa melakukan kecurangan, Pasangan yang ingin melakukan kecurangan , haruslah pasangan yang memiliki kedekatan dengan penguasa, karena hanya penguasalah yang memiliki kekuatan dan celah untuk mempengaruhi aparat-aparat yang menyelenggarakan pemilihan dan rekapitulasi.


LOGIS BUKAN ???




Diubah oleh the.stats 11-07-2014 11:37
0
3.7K
35
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.