Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

tatangsutayaAvatar border
TS
tatangsutaya
Dibalik Pemenangan Quick Count Jokowi [MUST READ!]


Pilpres 2014 sudah dilaksanakan. Secara serentak seluruh rakyat Indonesia melakukan pencoblosan tanggal 9 Juli 2014 Kemarin. Tidak perlu menunggu lama, di hari itu juga sudah ada hasil penghitungan suara dari Quick Count yang dilakukan oleh surveyor-surveyor di Indonesia.

Apakah Quick Count itu? Quick Count itu adalah proses hitung cepat yang biasanya dilakukan oleh surveyor-surveyor di Indonesia dengan memakai sampel dari penghitungan suara di sejumlah TPS yang ada di Indonesia. Perlu diketahui bahwa jumlah TPS yang ada di Indonesia berjumlah 479.183 TPS. Jumlah TPS yang dipakai untuk sampel maksimal 5%, yaitu sekitar 23.959 TPS.

Quick Count sendiri baru bisa dianggap valid jika sudah mencapai total suara 95% ke atas. Di dalam Quick Count juga ada yang namanya margin of error dengan persentase rata-rata paling besar adalah 3%. Walapun sudah banyak surveyor-surveyor yang mengeluarkan hasil suara, tetapi tetap tidak bisa dijadikan pedoman untuk menentukan calon mana yang menang untuk menjadi Presiden.

Misalnya kita ambil contoh yaitu hasil dari Quick Count Kompas yang mengeluarkan hasil Prabowo-Hatta dengan persentase 47% dan Jokowi-JK dengan persentase 53%. Jika berdasarkan margin of error 3%, hasil dari Quick Count Kompas belum bisa dipastikan pemenangnya karena masih ada peluang untuk hasil seimbang dengan persentase 50%, yaitu Prabowo-Hatta 47% dengan range 44%-50% dan Jokowi-JK dengan range 50%-56%.

Selanjutnya, Quick Count Kompas telah memasuki jumlah 92% dengan jumlah persentase Prabowo-Hatta dengan persentase 48% dan Jokowi-JK dengan persentase 52% yang artinya selisih ke persentase 50% hanya berjumlah 2%. Jadi range Prabowo-Hatta 45%-51% dan range Jokowi-JK 49%-55%.

Jika jumlah suara yang masuk ke Quick Count sudah mencapai 100% dan selisih perolehan suara ke batas tengah 50% sudah mencapai persentase minimal 3,1%, seperti misalnya suara sudah masuk 100% dan persentase yang didapatkan pasangan Jokowi-JK mencapai 53,1% ke atas, bisa dbilang pasangan tersebut mempunyai peluang yang cukup besar untuk menang karena persentase hasil suara sudah sulit untuk dikejar.

Kini, harapan seluruh rakyat ada di KPU, maka mari kita pantau KPU secara seksama. Jangan sampai ada kanibalisme suara saat suara diangkut dari TPS-Kelurahan-Kecamatan, Kabupaten-Popinsi sampai pusat. Semoga KPUD tidak dapat diintervensi pihak mana pun.

Kemungkinan curang juga dapat di lakukan melalui hacker-hacker yang bisa meretas data di KPU , karena dengan kemampuan IT yang tinggi pihak-pihak yang tak bertanggung jawab tersebut dapat memanfaatkan hal ini dan mengganti semua data yang masuk. Mari berdoa dan berusaha agar hal ini tidak terjadi.

Saya pribadi yakin kemenangan ada di no.1, meski sudah ada teman-teman yg tadinya semangat bela no.1, tiba -tiba pindah haluan. Mengapa begitu? Klaim kemenangan sebetulnya boleh saja, tapi kalau dilakukannya pada pukul 14.00 , dimana banyak TPS yg belum selesai , apakah etis?

Sebesar apapun lembaga survey , semua dibayar , jadi tergantung yang membayar. Dengan modus klaim kemenangan lebih dini, dan berangkat dari data survey milik sendiri, saya tetap percaya bahwa Prabowo yang menang.

Karena jika memang benar, mengapa harus buru-buru mengumumkannya? Apakah memang sudah direncanakan? bahkan saat semua data baru masuk sebagian. Lihat waktu Pileg, mengapa mereka mau tunggu hingga semua TV selesai mengumumkan hasil resmi KPU.

Rasanya informasi Mas Hendrajit ini melengkapi penejelasan dari Pak Prabowo Subianto (PS) soal lembaga survey yang pernah mengajukan proposal ke Pak PS. Saya ingin menyebarkan informasi ini sehingga rakyat tau.

Kita akan terima kekalahan kalau kemenangan itu dicapai dengan sportif, kalau licik dengan cara menggiring opini publik dari perusahaan survey bayaran , akan jadi seperti apa negara ini?

1. LSI Deny JA, Konsultan Politik Merangkap Tim Sukses Jokowi-JK

2. SMRC Siful Mujani, Konsultan Politik Merangkap Tim Sukses Jokowi-JK

3. Indikator Politik Burhanudin Muhtadi, lembaga survey merangkap Tim Sukses Jokowi-JK

4. CSIS Sofyan Wanandi, Konsultan Politik Merangkap Tim Sukses Jokowi-JK

5. Litbang Kompas, Konsultan Politik Merangkap Tim Sukses Jokowi-JK

6. POLMARK Eep Saifullah Fatah, Konsultan Politik Merangkap Tim Sukses Jokowi-JK

Kesimpulannya, mari kita kembali lagi kepada faktanya, Quick Count bukan merupakan Real Count karena hanya KPU yang berwenang untuk mengeluarkan hasil Real Count untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin Indonesia selanjutnya. Kita tunggu saja hasil dari KPU, yaitu tanggal 22 Juli 2014. Mari bekerja sama membuat Pemilu 2014 ini berakhir dengan damai.
0
5.7K
78
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Pilih Capres & Caleg
Pilih Capres & CalegKASKUS Official
22.5KThread3.1KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.