- Beranda
- Pilih Capres & Caleg
[HOT] - Lembaga Survey TV ONE Terbongkar
...
TS
hackerit
[HOT] - Lembaga Survey TV ONE Terbongkar
Quote:
Quote:
Keterangan Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute Hanta Yudha yang di batalkan oleh Tv One
[HOT]-Ratu Adil = anak kemarin sore belagak pinter
[HOT]-Real Count PKSternyata udah keluar sejak 5 Juli?
Spoiler for palsu:
dan ini link nya
https://www.google.com/search?q=Prab...gnya&tbs=qdr:w
Quote:
(5/7/2014)
Jakarta - Pasangan Capres-Cawpares Prabowo Subianto - Hatta Rajasa (Prabowo-Hatta) diprediksi memenangkan pemilihan presiden (Pilpres) 9 Juli 2014 versi pendukungnya. Berikut ini hasil polling yang diedarkan melalui BBM oleh pendukung Prabowo-Hatta, Sabtu (5/7/2014) sore.
Pasangan Prabowo-Hatta memimpin 4.08% terhadap perolehan Jokowi-Kalla. Hasil Prosentase Suara kedua Pasangan Capres-Cawapres pada Pilpres 2014. Perhitungan berdasarkan tingkat keterpilihan dan prosentase trend positif/negatif calon serta analisis yang belum menentukan pilihan pada masing2 propinsi.
1. NAD: No.1 = 46.54%; No.2 = 53.46%
2. Sumut: No.1 = 44.76% ; No.2 = 55.24%
3. Sumbar: No.1 = 57.20%; No.2 = 42.80%
4. Riau: No.1 = 55.13%; No.2 = 44.87%
5. Kepri: No.1 = 50.79%; No.2 = 49.21%
6. Jambi: No.1 = 54.93%; No.2 = 45.07%
7. Sumsel: No.1 = 67.48%; No.2 = 32.52%
8. Babel: No.1 = 53.52%; No.2 = 46.48%
9. Bengkulu: No.1 = 61.02%; No.2 = 38.98%
10. Lampung: No.1 = 54.88%; No.2 = 45.12%
11. Banten: No.1 = 56.44%; No.2 = 43.56%
12. DKI: No.1 = 56.39%; No.2 = 43.61%
13. Jabar: No.1 = 57.92%; No.2 = 42.08%
14. Jateng: No.1 = 46.23%; No.2 = 53.77%
15. DIY: No.1 = 50.19%; No.2 = 49.81%
16. Jatim: No.1 = 51.27%; No.2 = 48.73%
17. Bali: No.1 = 43.66%; No.2 = 56.34%
18. NTB: No.1 = 55.63%; No.2 = 44.37%
19. NTT: No.1 = 44.76%; No.2 = 55.24%
20. Kalbar: No.1 = 42.87%; No.2 = 57.13%
21. Kalteng: No.1 = 47.91%; No.2 = 52.09%
22. Kalsel: No.1 = 56.55%; No.2 = 43.45%
23. Kaltim/Kaltara: No.1 = 54.71%; No.2 = 45.29%
24. Sulut: No.1 = 53.61%; No.2 = 46.39%
25. Gorontalo: No.1 = 59.84%; No.2 = 40.16%
26. Sulbar: No.1 = 47.89%; No.2 = 52.11%
27. Sulteng: No.1 = 46.76%; No.2 = 53.24%
28. Sultra: No.1 = 47.85%; No.2 = 52.15%
29. Sulsel: No.1 = 37.41%; No.2 = 62.59%
30. Malut: No.1 = 53.21%; No.2 = 46.79%
31. Maluku: No.1 49.51%; No.2 = 50.49%
32. Papua: No.1 = 53.69%; No.2 = 46.31%
33. Papua Barat: No.1 = 56.74%; No.2 = 43.26%
Jadi perbandingan akumulasi prosentase nasional antara pasangan Prabowo-Hatta (No.1) dan Jokowi-Kalla (No.2).
No.1 = 52.04% dan No.2 = 47.96%. Selisih prosentase suara kedua pasangan sebesar 4.08%. (*)
SUMBER
Ternyata kok sama persis dengan ini:
Quote:
Kamis, 10 Juli 2014 | 10:57 WIB
INILAHCOM, Jakarta - Koalisi Merah Putih mempercayakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) perihal saksi di TPS seluruh Indonesia.
Dalam Pileg 9 April 2014, PKS sudah membeli dan menyewa ratusan mesin fax untuk men-scan formulir C1. Oleh karena itu, PKS dianggap baik dalam pengawalan surat suara di TPS.
Akumulasi persentase nasional antara pasangan Prabowo-Hatta (No.1) dan Jokowi-Kalla (No.2): No.1 = 52.04% dan No.2 = 47.96%. Berikut perhitungan suara seluruh Indonesia per 23.30 WIB, Rabu 9 Juli 2014:
1. NAD: No.1 = 46.54%; No.2 = 53.46%
2. Sumut: No.1 = 44.76% ; No.2 = 55.24%
3. Sumbar: No.1 = 57.20%; No.2 = 42.80%
4. Riau: No.1 = 55.13%; No.2 = 44.87%
5. Kepri: No.1 = 50.79%; No.2 = 49.21%
6. Jambi: No.1 = 54.93%; No.2 = 45.07%
7. Sumsel: No.1 = 67.48%; No.2 = 32.52%
8. Babel: No.1 = 53.52%; No.2 = 46.48%
9. Bengkulu: No.1 = 61.02%; No.2 = 38.98%
10. Lampung: No.1 = 54.88%; No.2 = 45.12%
11. Banten: No.1 = 56.44%; No.2 = 43.56%
12. DKI: No.1 = 56.39%; No.2 = 43.61%
13. Jabar: No.1 = 57.92%; No.2 = 42.08%
14. Jateng: No.1 = 46.23%; No.2 = 53.77%
15. DIY: No.1 = 50.19%; No.2 = 49.81%
16. Jatim: No.1 = 51.27%; No.2 = 48.73%
17. Bali: No.1 = 43.66%; No.2 = 56.34%
18. NTB: No.1 = 55.63%; No.2 = 44.37%
19. NTT: No.1 = 44.76%; No.2 = 55.24%
20. Kalbar: No.1 = 42.87%; No.2 = 57.13%
21. Kalteng: No.1 = 47.91%; No.2 = 52.09%
22. Kalsel: No.1 = 56.55%; No.2 = 43.45%
23. Kaltim-tara: No.1 = 54.71%; No.2 = 45.29%
24. Sulut: No.1 = 53.61%; No.2 = 46.39%
25. Gorontalo: No.1 = 59.84%; No.2 = 40.16%
26. Sulbar: No.1 = 47.89%; No.2 = 52.11%
27. Sulteng: No.1 = 46.76%; No.2 = 53.24%
28. Sultra: No.1 = 47.85%; No.2 = 52.15%
29. Sulsel: No.1 = 37.41%; No.2 = 62.59%
30. Malut: No.1 = 53.21%; No.2 = 46.79%
31. Maluku: No.1 49.51%; No.2 = 50.49%
32. Papua: No.1 = 53.69%; No.2 = 46.31%
33. Papua Barat: No.1 = 56.74%; No.2 = 43.26%
[URL="http://nasional.inilah..com/read/detail/2118195/real-count-prabowo-hatta-5204-jokowi-jk-4796#.U77MvfmSzqU"][B]SUMBER[/B][/URL]
[HOT]-Data dalam web Viva news teryata tidak di Update ?
Spoiler for abal-abal:
Quote:
Original Posted By skydragon►kebetulan saya juga mengamati hal yang sama dengan TS
saya sempat mengcapture data quick count di situs TVOne pada tgl 10 Juli 2014 pkl 11.32 WIB
sebelum akhirnya dihapus kira-kira 1 jam setelah itu (pkl 12 siang)
berikut SS nya
bisa dilihat bahwa dari tgl 9 Juli 21.06 WIB s/d tgl 10 Juli 11.32 WIB tidak ada update sama sekali..
mengingat selisih yg amat tipis di hasil quick count LSN dan JSI dan pengolahan data yang belum 100%, saya menduga bahwa data quick count sengaja dihilangkan karena jika dimasukkan sisanya maka hasil quick count LSN dan JSI justru memenangkan kubu Jokowi-JK
Kalau di TVOne sudah menangin Jokowi-JK gimana tuh kan kacau jadinya game-planmereka untuk mengulur waktu agar bisa melakukan "operasi senyap" thdp real count di KPU.
mau tau kira-kira game-plan mereka? klik link di bawah ini
http://asiapacific.anu.edu.au/newman...wos-game-plan/
saya sempat mengcapture data quick count di situs TVOne pada tgl 10 Juli 2014 pkl 11.32 WIB
sebelum akhirnya dihapus kira-kira 1 jam setelah itu (pkl 12 siang)
berikut SS nya
Spoiler for SS 10 juli pkl 11.32 wib:
bisa dilihat bahwa dari tgl 9 Juli 21.06 WIB s/d tgl 10 Juli 11.32 WIB tidak ada update sama sekali..
mengingat selisih yg amat tipis di hasil quick count LSN dan JSI dan pengolahan data yang belum 100%, saya menduga bahwa data quick count sengaja dihilangkan karena jika dimasukkan sisanya maka hasil quick count LSN dan JSI justru memenangkan kubu Jokowi-JK
Kalau di TVOne sudah menangin Jokowi-JK gimana tuh kan kacau jadinya game-planmereka untuk mengulur waktu agar bisa melakukan "operasi senyap" thdp real count di KPU.
mau tau kira-kira game-plan mereka? klik link di bawah ini
http://asiapacific.anu.edu.au/newman...wos-game-plan/
A. "Quick Count", Ini Hasil Lengkap 11 Lembaga Survei
Spoiler for HASIL SEMUA:
Berikut hasil lengkap kesebelas lembaga survei tersebut:
No Lembaga Survei Prabowo-Hatta Jokowi-JK Sumber
1 Populi Center 49,05 50,95Suara.com
2 CSIS 48,1 51,9 Liputan6.com
3 Litbang Kompas 47,66 52,33 Kompas.com
4 Indikator Politik Indonesia 47,05 52,95 Metrotvnews.com
5 Lingkaran Survei Indonesia 46,43 53,37 Konferensi pers
6 Radio Republik Indonesia 47,32 52,68 Detik.com
7 Saiful Mujani Research Center 47,09 52,91 Detik.com
8 Puskaptis 52,05 47,95 Viva.co.id
9 Indonesia Research Center 51,11 48,89 okezone.com
10 Lembaga Survei Nasional 50,56 49,94 Viva.co.id
11 Jaringan Suara Indonesia 50,13 49,87 Viva.co.id
Akhirnya.. Ini adalah beberapa prestasi lembaga survey yang memenagkan PRAHARA
- Direktur Lembaga Survei Puskaptis Husin Yazid Pernah Diamankan Polisi
- IRC (Indonesia Research Center) itu milik Harry Tanoesudibyo
-Survei LSN Punya Mahfud MD
-Dewan Etik Bakal 'Garap' Lembaga Penyelenggara Survei Jaringan Suara Indonesia
SUMBER
B. Quick Count Di TV One Beda Karena Pesanan
Spoiler for BONGKAR:
Sebenarnya TV One sudah jauh hari merencanakan akan menanyangakan hasil survei dari lembaga survei Polltracking pimpinan Hanta Yuda. Poltracking menjadi satu-satunya lembaga yang direncanakan akan menayangkan hasil Quick Qount pilpres di televisi milik Aburizal Bakrie tersebut.
Namun entah mengapa tiba-tiba tadi pagi pihak TV One memberitahu Hanta Yuda kalau mereka juga bakal menayangkan tiga lembaga survei yang lain. Ketiga lembaga survei tersebut adalah JSI, Puskaptis dan LSN.
Krena kesepakatan awal yang sudah ditandatangani pihak TV One dengan Poltracking hanya lembaga tersebut yang secara eksklusif menjadi satu-satunya lembaga yang bakal menjadi pihak yang berhak menayangkan hasil quick qount, maka Hanta Yuda pun keberatan terhadap kehadiran tiga lembaga yang datang tiba-tiba dan begitu saja. Sebagai bukti bahwa TV One hanya akan menayangkan hasil quick qount dari Poltracking, mereka pun sudah mengiklankan rencana penayangannya tersebut.
Benar saja, ketika Hanta memutuskan lebih baik tidak jadi menayangkan hasil quick Qountnya bersama ketiga lembaga lain yang kapasitasnya sangat diragukan, ternyata di situlah celah terjadinya kisruh pilpres ini dimulai.
Semua lembaga survei telah berhasil mengeluarkan hasil hitung cepat mereka dengan kemenangan di pihak Jokowi-Kalla. Hanya ketiga lebaga survei pesanan tersebutlah yang hasil hitung cepatnya memenangkan Prabowo-Hatta.
Inilah hasil hitung cepat Poltracking yang sedianya akan ditayangkan di televisi miliknya Aburizal Bakrie:
Prabowo-Hatta: 46.63
Jokowi-JK: 53,37
www.poltracking.comKredibel , Yang mendukung prabowo
Dengan demikian, semua lembaga survei kredibel memenangkan Jokowi-JK. Sedangkan tiga lembaga pesanan yang baru nemu tadi pagi yang kredibilitasnya diragukan memang dipesan untuk menuliskan hasil yang diragukan.
C. Makin Kuat Adanya Dugaan Manipulasi “Quick Count”
Spoiler for bongkar:
Menyikapi perbedaan hasil “quick count” Pilpres 2014, dewan etik Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), Hamdi Muluk, menyatakan akan mengaudit seluruh lembaga survei yang bernaung di bawah Persapi. Pernyataan Hamdi Muluk yang akan mengaudit lembaga-lembaga survei terkait dengan adanya dugaan manipulasi “quick count” Pilpres 2014.
Hamdi juga mempertanyakan hasil “quick count” yang dirilis oleh empat lembaga survei yang menempatkan pasangan Prabowi-Hatta sebagai pemenang. Sebab, menurut Hamdi, adalah di luar logika bila hasil “quick count” keempat lembaga survei itu menghasilkan hasil yang berbeda dengan hasil “quick count” mayoritas lembaga survei lainnya.
Kabar mengejutkan juga datang dari lembaga survei Poltracking. Lembaga survei yang dipimpin oleh Hanta Yudha itu mengaku adanya pembatalan kerjasama dalam merilis hasil “quick count” dengan TV One. Pembatalan kerjasama itu, menurut Hanta Yudha, dilatarbelakangi oleh hadirnya tiga lembaga survei lainnya. Kehadiran tiga lembaga survei “dadakan” itu membuat Poltracking membatalkan kerjasama dengan TV One. (Lihat Detik.com, Rabu 9/07/2014).
Sebagai tambahan, lembaga survei Poltracking merilis hasil “quick count” yang menempatkan pasangan Jokowi-JK sebagai pemenang sementara. Rilisan hasil “quick count” Poltracking ini menambah daftar panjang lembaga-lembaga survei yang menempatkan Jokowi sebagai pemenang sementara pada Pilpres 2014.
Sebelumnya, pengamat Pusat Kajian Politik Universitas Indinonesia, Dirga Adansa mengkritik klaim kemenangan Prabowo yang didasarkan kepada rilis hasil “quick count” empat lembaga survei, yang tiga di antaranya disiarkan langsung oleh media elektronik TV One.
Dirga mempersoalkan klaim Prabowo yang hanya mengacu kepada empat lembaga survei, yang menurut Dirga menyalahi statika. Seharusnya, menurut Dirga, selisih nilai prediksi “quick count” dengan “margin of error” tidak boleh kurang dari 2%. Sedangkan dua hasil survei, yaitu LSN dan JSI, justru merilis hasil “quick count” dengan selisih nilai prediksi dengan “margin of error” yang hanya berkisar 1%. (Selengkapnya baca: Pengamat: Klaim Kemenagan Prabowo Menyalahi Statika.
Adanya perbedaan hasil “quick count” para lembaga survei, mau tak mau, telah membuat publik terbelah dua dalam menyikapi hasil Pilpres 2014. Bahayanya, mayoritas publik tidak bisa membedakan antara hasil sementara (quick count) dengan hasil resmi (real count). Implikasinya, NKRI sedang dalam kondisi kritis terkait Pilpres 2014 karena perbedaan lembaga survei dalam merilis hasil “quick count”. Mirisnya,u.
Jadi, sebaiknya bongkar habis praktek manipulasi hasil “quick count” lembaga-lembaga survei dan hukum pelakunya.
D. Kejanggalan Hasil Quick Count Versi Capres Prabowo – Hatta
Spoiler for bongkar:
Quote:
Hasil Quick Count tiga lembaga survei dijadikan Prabowo sebagai bahan untuk mengklaim kemenangannya atas pasangan Jokowi – JK pada pemilu 9 Juli 2014. Hasil Quick Count Ketiga lembaga survei yang dapat dilihat di laman viva.co.id tersebut adalah:
1. Puskaptis 52,05% (Prahara) 47,95% (JKW-JK) (margin) 4,1%
2. Lembaga Survei Nasional 50,56% (Prahara) 49,44% (JKW-JK) (margin) 1,12%
3. Jaringan Suara Indonesia 50,16% (Prahara) 49,85% (JKW-JK) (margin) 0,13%
Sementara itu, terdapat 7 lembaga survei yang hasilnya memenangkan pasangan Jokowi – JK. Ketujuh lembaga survei tersebut seperti berikut.
Hasil hitung cepat yang dilakukan oleh pasangan PRAHARA banyak dikritik oleh akademisi karena hasilnya sangat berbeda dengan 7 lembaga survei yang lain. Kritik juga datang dari Anggota Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), Hamdi Muluk yang mempertanyakan lembaga survei yang mengeluarkan hasil quick count yang memenangkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Terlepas dari perdebatan di atas, orang awam sebenarnya dapat mencermati kebenaran data yang disajikan oleh viva.co.id. Data yang ada di laman viva.co.id tersebut sudah saya lihat sejak pukul 16.00 WIB. Sampai pukul 18.35 WIB, data tersebut belum berubah. Padahal, data yang masuk belum 100%, sedangkan selisih kedua pasangan sangat tipis. Data yang sudah diolah Puskaptis sebesar 93,41%; Lembaga Survei Nasional 96,51%; dan Jaringan Suara Indonesia 91,35%. Dengan margin yang sangat kecil tersebut, pergerakan data sangat mungkin mengubah peta kemenangan. Rasanya agak aneh selama lebih dari 2 jam 35 menit, yaitu dari jam 16.00 sampai dengan 18.35 tidak ada pergerakan data. Padahal, lembaga survei yang lain data yang dipublikasi sudah lebih dari 99%. Hal ini tentu saja menimbulkan kecurigaan bahwa kredibilitas lembaga survei yang digunakan pasangan PRAHARA memang patut dipertanyakan.
Akhirnya, perubahan (update) data terjadi pada pukul 21.09 WIB. Hal tersebut hanya dilakukan oleh Lembaga Survei Nasional yaitu dari 50,56% (Prahara) - 49,44% (JKW-JK) menjadi 50,19% (Prahara) - 49,81% (JKW-JK). Dengan demikian, selisih (margin) semakin kecil, yaitu dari 1,12% menjadi 0,38% pada posisi data yang masuk 97,34%.
Update data yang kurang dari 1% (dari 96,51% menjadi 97,34%) tersebut sangat berpengaruh signifikan terhadap persentase perolehan suara kedua kandidat karena selisih keduanya sangat sedikit.
Dengan mencermati update data yang dilakukan oleh Lembaga Survei Nasional di atas, jika data yang masuk sudah mencapai 100%, terdapat probabilitas yang sangat besar pemenang Pilpres 9 Juli 2014 berubah dari pasangan PRAHARA menjadi pasangan JKW-JK.
Pertanyaannya, mengapa 7 lembaga survei yang lain sudah mencapai 99%-100%, tetapi 3 lembaga survei PRAHARA belum mencapai angka 99%? Apakah memang sebenarnya data tersebut sudah masuk semua dan hasilnya TIDAK SEPERTI YANG DIHARAPKAN? Artinya, data sebenarnya dari ketiga lembaga survei tersebut sudah mencapai 99%, tetapi justru memenangkan pasangan JKW-JK sehingga akhirnya hasil akhir mereka tidak dipublikasikan, padahal PRAHARA sudah mengumumkan kemenangan mereka.
Diubah oleh hackerit 12-07-2014 03:55
anasabila memberi reputasi
1
607.5K
Kutip
880
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Pilih Capres & Caleg
22.5KThread•3.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok