MUI: Golput diharamkan dalam pilpres
 7 Juli 2014 - 17:12 WIB

MUI mengeluarkan fatwa haram bagi umat Islam yang tidak menggunakan hak pilihnya.


Prof.Dr.Din Syamsuddin, Ketua MUI

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsudin mengatakan pihaknya telah mengeluarkan fatwa haram terhadap umat Islam yang tidak menggunakan hak pilihnya alias golput dalam pemilihan presiden 9 Juli nanti."Karena, menurut pandangan Islam, kepemimpinan itu penting," kata Din dalam keterangan pers di kantor Presiden, Senin (07/07), usai bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Menurut Din, kepemimpinan itu merupakan kelanjutan dari misi kenabian (profetik) untuk mengatur agama dan kehidupan duniawi.

Karena itulah, Din menyampaikan kepada umat Islam untuk "menggunakan hak pilihnya dengan sebaik-baiknya dan penuh rasa tanggung jawab."
"Hukumnya wajib. Kebalikannya, kalau tidak memilih adalah haram," katanya.

Fatwa haram ini telah diputuskan dalam pertemuan ulama yang digelar tiap tahun.

Golput diperkirakan turun
Namun demikian, lanjutnya, MUI tetap menghormati pilihan politik warga negara, termasuk memilih menjadi golput. "Tetapi itu (golput haram) pandangan agama," tandas Din.

Angka golput diperkiran turun dalam pilpres jika dibanding pileg lalu.
Golongan putih alias golput merupakan istilah yang diciptakan para aktivis mahasiswa tahun 1970-an, melalui sosok Arif Budiman, untuk menolak berpartisipasi pada pemilu saat itu karena dianggap tidak berjalan demokratis.

Pada masa reformasi, angka golput cukup tinggi tetapi tidak pernah melebihi suara masyarakat yang menyalurkan suaranya.

Pemerintah tidak pernah melarang golput, tetapi melalui pasal 292, 293, dan 301 Undang-Undang Nomor 8 tahun 2012 seseorang dapat dipidana apabila mengajak masyarakat untuk tidak berpartisipasi dalam pemilu.
Angka golput dalam pemilu presiden nanti diperkirakan akan mengalami penurunan jika dibanding dengan pemilu legislatif lalu.
http://www.bbc.co.uk/indonesia/berit...aram_mui.shtml

Surat edaran uskup agung Semarang minta umat tidak Golput
07/07/2014


Uskup Agung Semarang Mgr Johannes Pujasumarta
 
Uskup Agung Semarang Mgr Johannes Pujasumarta mengirim surat edaran tentang pemilihan presiden untuk disampaikan kepada umat melalui perayaan Ekaristi pada Sabtu-Minggu (5/6) di berbagai gereja di keuskupan setempat.

“Penekanan surat edaran itu, adalah agar umat menggunakan hak suaranya secara cerdas dan bertanggung jawab saat pemilihan nanti,” kata Ketua Kevikepan Kedu Romo F.X Krisno Handoyo di Magelang, Sabtu.

Ia menjelaskan, Gereja memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan prinsip-prinsip moral politik yang bisa menjadi pedoman dalam menghadapi situasi politik selama pemilihan presiden dan wakil presiden tahun ini.

Gereja, ia melanjutkan, tidak menggiring umat kepada salah satu pasangan kandidat tetapi mendorong umat terlibat dalam pemilihan presiden dan wakil presiden.

“Gereja menghargai perbedaan, namun dengan tetap menjaga kebersamaan. Gereja juga mengharapkan umat tidak golput. Umat yang berkesempatan terlibat langsung mengawal pilpres, seperti sebagai saksi atau penyelenggara pemilihan, dan lainnya, juga harus menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab,” katanya.

Surat Uskup

Dalam surat itu, Uskup Agung Pujasumarta antara lain mengingatkan umat untuk terus mengawal berbagai tahapan pemilihan presiden dan wakil presiden supaya tidak sampai ada tindakan yang merusak bangunan demokrasi.

Ia berharap pemilihan umum akan menghadirkan pribadi yang mempunyai kemampuan dan kemauan memimpin bangsa yang dalam pelaksanaan tugasnya mau melayani dan memperjuangkan nilai-nilai dasar dalam menjunjung tinggi nilai kehidupan dan martabat manusia, memperjuangkan kebaikan bersama serta menghidupkan semangat solidaritas dan keberpihakan kepada mereka yang kurang beruntung.

Uskup Agung itu juga menuliskan lima poin tentang ancaman yang cukup mencemaskan dalam proses demokrasi saat ini, antara lain tentang ulah pihak-pihak tertentu yang merusak proses demokrasi, kampanye sesat, pemberitaan tidak berimbang, praktik politik uang, dan “perang bintang”.

“Menyelamatkan negeri ini dengan mengawal proses demokrasi menjadi sesuatu yang mendesak dan penting,” katanya.

Uskup Agung Pujasumarta juga mengajak umat keuskupan setempat serius memaknai apa yang telah digemakan oleh Mgr Albertus Soegijapranata (Uskup pertama Keuskupan Agung Semarang).

“Agar kita sungguh-sungguh total mencintai Indonesia dan Gereja. Menjadi 100 persen Katolik dan 100 persen patriot Indonesia, adalah suatu tindakan yang harus ‘didagingkan’,” katanya.

Ia mengharapkan umat memilih calon pemimpin yang memiliki keluhuran kepemimpinan, yang menggunakan kekuasaan untuk kepentingan rakyat, teruji setia melayani, dan mempunyai habitus kepemimpinan yang lugas.
http://indonesia.ucanews.com/2014/07...-tidak-golput/

PGI: Jangan Golput!
Rabu, 12 February 2014 | 14:02


Ketua Umum PGI Pdt.DR.A.A.Yewangoe (depan)

Metrotvnews.com, Jakarta: Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menyerukan kepada rakyat Indonesia khususnya umat kristiani untuk menggunakan hak pilih dalam Pemilu 9 April. "Kami serukan kepada umat Kristen Indonesia ikut serta pemilu. Tidak ada dikotomi karena kita warga Indonesia. Ini merupakan tanggung jawab iman," kata Ketua Umum PGI AA Yewangoe di Wisma PGI, Jakarta Pusat, Rabu (12/2).

Pendeta Yewangoe pun tak menafikan tingginya golput merupakan akibatan dari kekecewaan masyarakat kepada politik. Namun, tidak ikut memilih dalam pemilu juga tidak membawa perubahan.

Ia menambahkan, ikut serta atau tidak serta dalam pemilu memengaruhi legitimasi moral dari hasil pemilu. Jika golput tinggi, legitimasi hasil pemilu menjadi rendah.

Ikut serta, menurutnya, juga memperkecil manipulasi dalam pemilu. "Memilih mengurangi manipulasi kecurangan karena datanya lebih sedikit," terangnya.

Dirinya juga mengkritisi kualitas yang masih kurang dari pilihan dalam pemilu. Namun, Yewangoe berharap orang yang terpilih nantinya dapat menjadi lebih baik.

"Kami menyadari kita dihadapi pilihan yang buruk dari terburuk. Mudah-mudahan yang kurang buruk jadi baik," tandasnya.
http://microsite.metrotvnews.com/met...-Jangan-Golput




PHDI Imbau Umat Hindu Tak Golput
SENIN, 07 JULI 2014 | 06:58 WIB

TEMPO.CO, Lumajang - Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) mengimbau umat Hindu untuk menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan presiden, Rabu, 9 Juli 2014 mendatang. Ketua Umum PHDI Mayor Jenderal (Purn) Sang Nyoman Suwisma mengajak seluruh rakyat Indonesia, khususnya umat Hindu, untuk menggunakan hak pilih dengan sebaik-baiknya.

Pernyataan Ketua Umum Pusat PHDI itu dibacakan oleh salah satu pengurus PHDI Pusat di hadapan ratusan umat Hindu yang tengah mengikuti upacara ritual Tawur Labuh Gentuh Pancawalikrama, Minggu pagi, 6 Juli 2014 di Pura Mandara Giri Semeru Agung, Senduro, Kabupaten Lumajang. Sang Nyoman menyatakan bahwa pada 2014 bangsa ini akan melakukan salah tahapan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni pemilihan presiden.

Dalam pemilihan presiden, rakyat Indonesia akan memilih pemimpin salah satu negara demokrasi terbesar sedunia setelah India dan Amerika Serikat. "Saya mengimbau dan mengajak umat Hindu untuk menggunakan hak pilihnya sebaik-baiknya," kata Sang Nyoman. (Baca:Ribet Urus A5 Banyak Warga Pilih Golput)

Perbedaan, kata dia, termasuk perbedaan pilihan dalam kontestasi politik seperti pemilu adalah sesuatu yang wajar dan dihormati. "Perbedaan pilihan tersebut hendaknya tidak mengganggu harmoni antara sesama anak bangsa yang selama ini terjalin dengan baik," ucapnya. Apalagi konsep ritual Labuh Gentuh itu merupakan konsep menata harmoni antara manusia, alam dan Tuhan.

Karena itu, upacara ritual yang sedang dilaksanakan di Pura Mandara Giri Semeru Agung ini relevan menjelang pemilihan umum presiden dan wakil presiden. Acara ritual Labuh Gentuh ini dihadiri oleh sejumlah kepala daerah di Provinsi Bali, perwakilan PHDI Pusat serta PHDI Jawa Timur. Wakil Bupati Lumajang As'at Malik juga hadir dalam acara tersebut.
http://pemilu.tempo.co/read/news/201...ndu-Tak-Golput



Walubi Minta Umat Budha Tak Golput
15 Mei 2013

SEMARANG - DPD Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi) Jateng menggelar sosialisasi Pilgub Jateng yang digelar 26 Mei mendatang di eks GOR Yadora, Jl Arteri Yos Sudarso, Semarang, baru-baru ini. Sosialisasi ini tidak dihadiri ketiga pasangan cagub yang masih menjalani libur hari raya Kenaikan Isa Almasih pada kampanye hari kedua tersebut.

Ketua Walubi Jateng David Herman Jaya mengajak umat Budha supaya tidak golput. "Kami mengembangkan Dharma Agama dan Dharma Negara. Kini, negara punya hajat, kami mengimbau supaya umat Budha jangan golput. Jangan salah pilih dan pilihlah sesuai hati nurani,'' kata David yang merupakan Presiden Direktur New Armada.

Hanya perwakilan pasangan cagub nomor urut 1 Hadi Prabowo- Don Murdono (HP-Don) dan nomor urut 3 Ganjar Pranowo- Heru Sudjatmoko (Gagah) yang hadir dalam sosialisasi tersebut.

HP-Don diwakili Sriyanto Saputro yang merupakan Wakil Ketua DPD Gerindra Jateng. Pihak Gagah diwakili tim suksesnya Habibi Kurniawan. Adapun, perwakilan Bibit Waluyo-Sudijono Sastroatmodjo (Bissa) tidak hadir karena tim suksesnya pada saat bersamaan sosialisasi ke Boyolali dan Kudus. Kegiatan ini juga dihadiri anggota KPU Kota Semarang Henry Wahyono, anggota Bawaslu Jateng Teguh Purnomo, dan Wakil Ketua DPRD Jateng Bambang Sadono.

David menegaskan, umat Budha tidak akan banyak menuntut akan perhelatan pilgub. Yang pasti, mereka semua menghendaki supaya Jateng lebih baik di masa mendatang. Di Jateng, umat Budha ada 120 ribu orang. Meski tergolong sedikit, David menegaskan, mereka ini mempunyai simpatisan yang cukup besar. Baik Sriyanto maupun Habibi, keduanya memaparkan visi dan misi serta latar belakang dari cagub yang didukungnya.
http://m.suaramerdeka.com/index.php/...3/05/15/224819



----------------------------

Selamat memilih pemimpin yang terbaik, yang ikhlas, yang bisa merangul semua kelompok dan golongan ...