remember27Avatar border
TS
remember27
FAKTA: Keterkaitan Antara Militer, Mafia Perminyakan, & Akun-Akun Penyebar Kebohongan

Spoiler for WARNING: Bukti-bukti thread ini telah hidup dari 2 hari yg lalu:




Photo dari kanan: Soeharto, Ibnu Sutowo

MILITER

Sejak awal Jenderal Besar (Purn.) Soeharto menjabat, Pertamina sangat erat dengan militer. Pasti, orang tua Anda mengetahui siapa Direktur Utama Pertamina tahun 1968-1976. Iya, benar. Letnan Jenderal Ibnu Sutowo yang tinggal persis di samping Jalan Cendana, Menteng.

Ia mulai aktif di dunia perminyakan sejak tahun 1956, resmi menjadi Direktur Utama Pertamina sejak tahun 1968, dan sudah memiliki simpanan pribadi sekurang-kurangnya 226,2 juta USD pada tahun 1970. Tahun 1976, beliau diberhentikan dari jabatannya karena marak diberitakan soal korupsi dalam jumlah yang sangat besar. Korupsi ini membuat Pertamina berutang sebesar 10,5 miliar USD atau 30% total output (PDB) Indonesia saat itu.Luar biasa bukan?

Sayangnya, hingga detik ini ia tidak pernah diadili, keluarganya tetap tinggal di samping Keluarga Cendana dan masih saja kerap membuat ulah, seperti menipu Ali Sadikin.

Quote:


Titel Direktur Utama Pertamina boleh saja tidak lagi dipegang Ibnu Sutowo, namun kekuasaan militer pada sektor perminyakan tetap mendominasi hingga hari ini. (Direktur Utama Pertamina selanjutnya adalah Mayor Jenderal Piet Haryono, Mayor Jenderal Joedo Soembono, dan Mayor Jenderal Abdul Rachman Ramly) Maka, bukan suatu pemandangan yang langka di Indonesia, di samping kantor-kantor Pertamina terdapat markas-markas militer.

Quote:


Untuk mengetahui seberapa seksinya perminyakan Indonesia, silakan cermati perhitungan KPK atas pemasukan potensial negara dari sektor perminyakan bila seluruh aktivitas mematuhi hukum dan tidak ada gratifikasi dan korupsi. Hasilnya adalah 20.000 Triliun per tahun atau 220% dari jumlah keseluruhan output (PDB) Indonesia per tahun 2013.

*Fakta: Karena perminyakan sangat-sangat menarik, tak heran kalau fokus KPK saat ini adalah membersihkan Kementerian ESDM dari koruptor-koruptor. Contoh-contohnya adalah memvonis mantan Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini (Alumni Perminyakan ITB), dengan hukuman 7 tahun penjara; menetapkan mantan Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Waryono Karno, sebagai tersangka; mencegah staf Menteri ESDM, I Gusti Putu Ade Pranjaya, untuk ke luar negeri; mencegah Direktur Utama PT Rajawali Swiber Cakrawala, Deni Karmaina (teman Edhie Baskoro Yudhoyono), untuk ke luar negeri; dan makin sering memanggil Menteri ESDM dan Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Jero Wacik.



MAFIA PERMINYAKAN

Karena semua kalangan berpendidikan telah mengetahui mengenai Gasoline Godfather: Muhammad Riza Chalid (MRC)di Petral (Pertamina Energy Trading Limited), Hutomo Mandala Putra (Humpuss Intermoda Transportasi), Bambang Trihatmodjo (Bimantara Grup) (ipar-ipar salah satu capres), dan Hatta Rajasa, saya rasa tak perlu menguraikannya.

*Sedikit generous clue for non engineering or economics graduates:

1. Majalah Intelijen edisi 5-18 November 2009 mengulas mengenai perusahaan induk Riza Chalid, Petral dan Global Energy Resources, dan anak-anak perusahaannya Supreme Energy, Orion Oil, Paramount Petro, Straits Oil, dan Cosmic Petroleum di British Virgin Island dan kongsi bisnisnya yang bersifat tidak transparan dengan Pertamina.

2. Dr. Theodorus M. Tuanakotta, S.E., M.B.A. (CEO Deloitte salah satu Big4 Kantor Akuntan Publik / Auditor Independen di dunia, MBA dari Harvard Business School, Tenaga Ahli BPK dan KPK, penulis buku "Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif" yang sangat populer, penerima Satyalancana Wira Karya, dan anggota staf pengajar dan peneliti di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia) menuturkan bahwa Hatta Rajasa memiliki influence amat sangat besar di Indonesia karena ia terlibat dengan Muhammad Riza Chalid "Gasoline Godfather" Pertamina Energy Trading Limited (Petral) di Singapura. Menurut Pak Theodorus, Riza Chalid menghasilkan 3,153 juta USD per hari setara 37,839 miliar rupiah per hari (Kalkulasi: Impor 850rb barrel/hari x 80% Petral x 41,67% Riza Chalid x 159 liter/barrel x 0,07 mark-up/liter x Rp12.000/USD), sementara keluarga Ani Yudhoyono mendapat 7,872 miliar rupiah per hari atau 0,5 USD per barrel dari minyak mentah dan minyak olahan baik yang diimpor maupun yang diekspor. (Hal senada juga dipublikasikan oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian dan Menteri Keuangan pada Kabinet Persatuan Nasional, Dr. Rizal Ramli, Ph.D.; Guru Besar Manajemen UI, Prof. Rhenald Kasali, S.E., Ph.D.; peneliti senior Indonesian Resources Studies, Ir. Samsul Hilal, M.S.E.; dan Direktur Eksekutif Indonesia Mining and Energy Studies, Erwin Usman.)



Sekilas tentang Data/Statistik Perminyakan Indonesia

*Fakta: Negara superpower Amerika Serikat yang terunggul dalam penyadapan pun kewalahan dengan inkonsistensi data statistik perminyakan di negara kita. Hal ini dinyatakan secara gamblang oleh US dalam pembukaan laporan 2005-2006dan pembukaan laporan 2007-2008.

*Fakta: Dari tahun 2004 hingga tahun 2012, terdapat inkonsistensi data produksi minyak antara di SKK Migas dan di Kementerian ESDM.

*Fakta: Dari tahun 2002 hingga tahun 2012, trend jumlah lifting (produksi) minyak kita terus menurun namun trend cost recovery kita terus menanjak.

*Fakta: Dari tahun 2007 hingga tahun 2012, secara kasar terdapat selisih 654 triliun rupiah antara penerimaan negara bukan pajak (PNPB) dari migas di Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (Audited) dan PNPB dari migas yang dihitung sesuai Laporan Tahunan SKK Migas.


Utama: Permainan antara Muhammad Riza Chalid “Gasoline Godfather” di Petral dan Hatta Rajasa

*Fakta: Melihat sejarah Hatta Rajasa, ia dikenal sebagai salah satu pengusaha yang sejak tahun 1980 bergabung dengan Medco Energy milik Arifin Panigoro (Alumni ITB) di Singapura dan di Indonesia. 

*Fakta: Tren Pendidikan S1 Direktur Utama Pertamina akhir-akhir ini adalah Alumni Teknik ITB dan Hatta Rajasa berasal dari S1 Teknik Perminyakan ITB. (Martiono Hadianto, Baihaki Hakim, Ariffi Nawawi, dan Karen Agustiawan juga adalah Alumni Teknik ITB).

*Fakta: Pada 11 Februari 2014, Wakil Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), M. Fanshurullah Asa, kembali menegaskan fakta bahwa Indonesia mengimpor BBM dari Singapura, negara yang tidak ada eksplorasi (pencarian) dan eksploitasi (produksi) minyak.

*Fakta: Walaupun Singapura tidak memiliki sumur minyak, kapasitas penyulingan minyak (refinery) di Singapura adalah 1,4 juta barrel/hari, sedangkan kapasitas di Indonesia hanya 1,1 juta barrel/hari.

*Fakta: Ketua Umum MUI dan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. KH. Din Syamsuddin, M.A. ; Menteri Koordinator Ekonomi (1999 - 2000) dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional & Ketua Bappenas (2001 - 2004), Kwik Kian Gie; dan Rektor IBII, Anthony Budiawan mengatakan ada Indoktrinasi & Brainwashing dalam pembelian BBM yang menggunakan harga NYMEX.

*Fakta: Mahfud MD pernah menyebut Pertamina sebagai “sarang koruptor”.

*Fakta: Silakan melihat laporan keuangan Pertamina bagian Opini Auditor Independen PricewaterhouseCoopers, Petral di Singapura yang notabene berperan sangat penting bagi kita, negara raksasa pengimpor minyak, malahan tidak diaudit oleh PwC sendiri dengan alasan aset lancar (kas, piutang, dsb) dan aset tetap (bangunan, dsb)-nya kecil. Padahal dengan diauditnya Petral oleh PwC sendiri, mungkin dapat mengungkap kecurigaan harga beli BBM yang sesungguhnya yang selama ini memberatkan pos belanja negara (subsidi).

*Fakta: Laporan Utama di Majalah GEO ENERGI Indonesia edisi Januari 2014: "Ambisi Pertamina buat (Si)apa?" yang ditulis oleh Sri Widodo Soetardjowijono, Ishak Pardosi, Amanda Puspita Sari, Faisal Ramadhan, dan Indra Maliara menguraikan bagaimana Hatta Rajasa sukses mengantarkan sekitar 60 persen anggota kabinet ke dalam Kabinet Indonesia Bersatu. Usut punya usut, orang-orang ini ternyata berasal dari rekomendasi Riza Chalid dan bertujuan untuk mengamankan bisnis minyaknya.

*Fakta: Nama Riza Chalid makin ramai disebut-sebut sejak pemberitaan bahwa Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan hendak membubarkan Petral karena disinyalir jadi sarang korupsi. Namun, belum tuntas rencana Dahlan Iskan membubarkan Petral, ia keburu dipanggil dan ditegur keras oleh Presiden Jenderal (Purn.) SBY dan Hatta Rajasa di depan Karen Agustiawan (Alumni ITB). Isu pembubaran Petral pun kembali menguap.

*Kabar belum terkonfirmasi: Simson Panjaitan yang berlatar belakang hukum dan minim pengalaman ditempatkan menjadi kepala keuangan (Head of Finance) di Petral.

*Kabar belum terkonfirmasi: Wijasih Cahyasari “Wiwiek”, kakak Ani Yudhoyono, pernah menerima 400 ribu USD dari Riza Chalid sebagai ganti Riza Chalid membatalkan pertemuan Wiwiek dan Dirut Petral Nawazier.

*Kabar belum terkonfirmasi: Ari Soemarno (Alumni RWTH Aachen, Jerman) diberhentikan usai menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina tahun 2006-2009 karena berhasil membentuk Integrated Supply Chain (ISC) untuk pembelian tender impor yang fair, ingin memindahkan Petral dari Singapura ke Batam, dan dikhawatirkan dekat dengan Megawati seperti adiknya, Rini Mariani Soemarno Soewandi (Menperin tahun 2001-2004).

Quote:



Bersambung...emoticon-Ngacir

0
21K
129
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.1KThread40.3KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.