- Beranda
- Berita dan Politik
[BUKTI KECURANGAN PILPRES] Panitia Celetuk Boleh Masuk, Tapi Cuma Pemilih Nomor 1
...
TS
Mr.Josh.Ganteng
[BUKTI KECURANGAN PILPRES] Panitia Celetuk Boleh Masuk, Tapi Cuma Pemilih Nomor 1
Quote:
WNI Hongkong: Panitia Celetuk Boleh Masuk, Tapi Cuma Pemilih Nomor 1
![[BUKTI KECURANGAN PILPRES] Panitia Celetuk Boleh Masuk, Tapi Cuma Pemilih Nomor 1](https://dl.kaskus.id/data.tribunnews.com/foto/bank/images/20140706_225933_500-wni-gagal-ngoblos-di-hongkong.jpg)
![[BUKTI KECURANGAN PILPRES] Panitia Celetuk Boleh Masuk, Tapi Cuma Pemilih Nomor 1](https://dl.kaskus.id/data.tribunnews.com/foto/bank/images/20140706_225933_500-wni-gagal-ngoblos-di-hongkong.jpg)
Pemungutan suara pemilihan presiden Republik Indonesia yang digelar Panitia Pemungutan Luar Negeri di Hongkong berlangsung ricuh, Minggu (26/7) sore.
Sekitar 500 sampai 1.000 pemilih mengamuk, merobohkan pagar TPS karena panitia telah menutup TPS padahal mereka belum melaksanakan hak mencoblos.
Keributan pun terjadi karena celetukan seorang oknum panitia yang hanya membolehkan pemilih Prabowo Subianto-Hatta Rajasa masuk mencoblos.
Para pengantre yang di urutan belakang tidak bisa memperhatikan kondisi di depan. Ketika di depan ada teriakan, ayo masuk, sebab TPS akan ditutup, orang-orang yang antre di belakang tidak sadar kalau akan ditutup.
"Pengantre masih banyak, ratusan sampai seribuan orang. Tiba-tiba pagar TPS ditutup, jadi mereka yang mengantre maju. Lalu sebagai pemilih adalah pendukung Jokowi-JK, protes dan teriak-teriak "Jokowi... Jokowi...," kata Arista Devi, seorang WNI yang ikut mencoblos di Hongkong, dalam perbincangan melalui telepon dengan Tribunnews.com, Minggu malam.
Kericuhan pun tak terelakkan. Ratusan pemilih yang tidak tersalurkan hak pilihnya memprotes pihak PPLN Hongkong dan Konsulat Jenderal RI di Hongkong.
"Saat demo itu, seorang oknum panitia berceletuk. Ayo, silakan masuk, tapi hanya pemilih nomor 1 (Prabowo-Hatta) yang dibolehkan masuk. Dan ucapan itu memicu suasana memanas. Pengunjuk rasa marah dan merobohkan pagar," kata Arista Devi.
"Apakah sudah teridentifikasi sumber suara, yang mengucapkan hanya pemilih Prabowo-Hatta yang bisa mencoblos," tanya Tribun kepada Devi.
"Mereka semua bilang dari pihak panitia. Masalahnya massa tidak bisa membedakan siapa panitia. Mana yang Bawaslu, PPLN, atau relawan," kata Devi.
Devi melanjutkan, dia melihat panitia kurang antisipatif terhadap kondisi. Sebab sejak awal, tidak memperhitungkan peningkatan jumlah pemilih yang mencapai 114 ribu orang. Jumlahnya meningkat dibandingkan Pileg 9 April lalu.
"Antisipasi penitia Pilpres kali beda dibandingkan pileg 9 April lalu. Kali ini panitia mematok TPS buka sampai jam 17.00. Tetapi pemilih rupanya banyak sekali, sampai-sampai mengantre mengular, berkelok-kelok. Panjang antrean sekitar 500 meter. Jumlah pemilih yang antre antara 500-1.000 orang," kata Devi.
Informasi kericuhan pencoblosan di Hongkong ini pun segera beredar memalui sosial media, termasuk Facebook. Arista Devi pun mengunggah foto-foto pencoblosan dan dan unjuk rasa melalui facebooknya. Lalu, beragam tanggapan bermuculan.
"Saya juga menjadi saksi, bahwa KJRI kurang siap dalam mengantisipasi membludaknya pemilih yang ingin berpesta Demokrasi!!! Suara mereka harus tetap di dengungkan!!!," tulis pemilik akun Laras Wati.
Seorang lainnya berkomentar, "Mbak tadi saya mendengar dari salah satu Bara JP Hongkong, katanya panitia mau membuka kembali TPS asalkan mencoblos no 1. Bukankah ini satu bentuk kecurangan," ujar seorang WNI.
Pemilik akun Facebook Amooy Luph'e Tyan Classic'er Wah menulis, "saya aja standby pagi sampe jam 2.30. Sayang sekali suara yang sia-sia."
SUMBER
Quote:
Pemungutan Suara di Hongkong Ricuh, Celetukan Panitia Memperparah Situasi
![[BUKTI KECURANGAN PILPRES] Panitia Celetuk Boleh Masuk, Tapi Cuma Pemilih Nomor 1](https://dl.kaskus.id/assets.kompas.com/data/photo/2014/07/07/0101209hong1780x390.jpg)
Pemungutan suara pemilihan presiden Republik Indonesia yang digelar Panitia Pemungutan Luar Negeri di Hongkong berlangsung ricuh, Minggu (6/7/2014) sore. Ratusan orang mengamuk merobohkan pagar tempat pemungutan suara yang ditutup sebelum mereka memberikan suara. Celetukan panitia memperburuk situasi.
"Pengantre masih banyak, ratusan sampai seribuan orang. Tiba-tiba pagar TPS ditutup, jadi mereka yang mengantre maju. Lalu sebagai pemilih adalah pendukung Jokowi-JK, protes dan teriak-teriak "Jokowi... Jokowi...," tutur Arista Devi, salah satu pemilih di Hongkong, dalam perbincangan telepon dengan Tibunnews, Minggu malam.
Keributan terjadi setelah seorang oknum panitia mengeluarkan celetukan hanya pemilih pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang masih boleh masuk ke TPS. Kericuhan pun tak terelakkan. Ratusan pemilih yang tidak tersalurkan hak pilihnya memprotes panita pemilihan luar negeri (PPLN) Hongkong dan Konsulat Jenderal RI di Hongkong.
"Saat demo itu, seorang oknum panitia berceletuk. Ayo, silakan masuk, tapi hanya pemilih nomor 1 (Prabowo-Hatta) yang dibolehkan masuk," imbuh Arista. Namun dia mengatakan siapa oknum panitia tersebut tidak langsung dapat diidentifikasi. "Masalahnya massa tidak bisa membedakan siapa panitia. Mana yang Bawaslu, PPLN, atau relawan," kata Arista.
Menurut Arista, PPLN Hongkong terlihat tak mengantisipasi lonjakan pemilih. "Antisipasi panitia Pilpres kali beda dibandingkan pileg 9 April lalu. Kali ini panitia mematok TPS buka sampai jam 17.00. Tetapi pemilih rupanya banyak sekali, sampai-sampai mengantre mengular, berkelok-kelok. Panjang antrean sekitar 500 meter. Jumlah pemilih yang antre antara 500-1.000 orang."
Informasi soal kericuhan di TPSLN Hongkong ini langsung meruyak di media sosial. Salah satu pemilik akun Facebook, Laras Wati, menulis, "Saya juga menjadi saksi, bahwa KJRI kurang siap dalam mengantisipasi membludaknya pemilih yang ingin berpesta Demokrasi!!! Suara mereka harus tetap di dengungkan!!!" Pemilik akun Facebook Amooy Luph'e Tyan Classic'er Wah menulis, "Saya aja standby pagi sampe jam 2.30. Sayang sekali suara yang sia-sia."
SUMBER
Quote:
PDIP Klaim Punya Video WNI Digiring Pilih Capres No 1 Saat Pilpres di Hongkong
![[BUKTI KECURANGAN PILPRES] Panitia Celetuk Boleh Masuk, Tapi Cuma Pemilih Nomor 1](https://dl.kaskus.id/data.tribunnews.com/foto/bank/images/20140706_225625_pemilu-victoria-park_01jpg.jpg)
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Eva Kusuma Sundari mendesak Panitia Pengawas (Panwas) Pemilu Presiden (Pilpres) wilayah Hongkong melakukan proses terhadap kejadian yang berakibat sekitar 500 sampai seribu orang tak bisa menggunakan hak suaranya.
Eva Kusuma Sundari, anggota Koordinatoriat Tim Relawan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) mendesak ditelusurinya dugaan kecurangan terkait adanya oknum petugas yang berkata pintu akan dibuka jika coblos capres no 1.
"Tim Pemenangan Nasional Jokowi-JK meminta Panwas setempat memproses petugas tersebut dan tidak diperbolehkan lagi bertugas terutama saat perhitungan tanggal 9 Juli mendatang. Karena tidak netral. Ada videonya," tegas anggota Komisi III DPR RI ini ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Senin (7/7/2014).
Atas kejadian itu, Eva amat menyesalkan ketidakmampuan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan petugas pemilu di Hongkong mengantisipasi situasi pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 di Victoria Park, Hong Kong, Minggu (6/7/2014).
Ketidakmampuan tersebut, seperti disampaikan Politisi PDIP ini, akhirnya berakibat fatal karena partisipasi pemilih yang tinggi tidak difasilitasi oleh petugas.
"Ini penghilangan hak konstitusional warga, sementara selama ini kita kampanye agar mereka tidak golput. Ironis," ujar anggota tim pemenangan Jokowi-JK ini dengan nada kecewa.
Selain itu, Eva juga menyayangkan kehadiran Ketua Bawaslu Muhammad, Komisioner KPU Sigit Pamungkas, yang hanya hadir. Tetapi tidak menyelesaikan masalah yang ada. Termasuk terhadap oknum yang berkata pintu akan dibuka jika nyoblos no 1.
Karena menurut anggota Komisi III DPR RI, hal itu menimbulkan kemarahan, hingga para pemilih merubuhkan pagar.
Sebelumnya, Pemungutan suara pemilihan presiden Republik Indonesia yang digelar Panitia Pemungutan Luar Negeri di Hongkong berlangsung ricuh, Minggu (26/7) sore. Sekitar 500 sampai 1.000 pemilih mengamuk, merobohkan pagar TPS karena panitia telah menutup TPS padahal mereka belum melaksanakan hak mencoblos.
Keributan pun terjadi karena celetukan seorang oknum panitia yang hanya membolehkan pemilih Prabowo Subianto-Hatta Rajasa masuk mencoblos.
Para pengantre yang di urutan belakang tidak bisa memperhatikan kondisi di depan. Ketika di depan ada teriakan, ayo masuk, sebab TPS akan ditutup, orang-orang yang antre di belakang tidak sadar kalau akan ditutup.
"Pengantre masih banyak, ratusan sampai seribuan orang. Tiba-tiba pagar TPS ditutup, jadi mereka yang mengantre maju. Lalu sebagai pemilih adalah pendukung Jokowi-JK, protes dan teriak-teriak "Jokowi... Jokowi...," kata Arista Devi, seorang WNI yang ikut mencoblos di Hongkong, dalam perbincangan melalui telepon dengan Tribunnews.com, Minggu malam.
Kericuhan pun tak terelakkan. Ratusan pemilih yang tidak tersalurkan hak pilihnya memprotes pihak PPLN Hongkong dan Konsulat Jenderal RI di Hongkong. "Saat demo itu, seorang oknum panitia berceletuk. Ayo, silakan masuk, tapi hanya pemilih nomor 1 (Prabowo-Hatta) yang dibolehkan masuk. Dan ucapan itu memicu suasana memanas. Pengunjuk rasa marah dan merobohkan pagar," kata Arista Devi.
SUMBER
WASPADA!!! KUBU NOMOR 1 SUDAH MULAI MAIN CURANG

#DariDuluMilihJokowi #Salam2Jari
Diubah oleh Mr.Josh.Ganteng 07-07-2014 08:52
0
3K
Kutip
37
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
691.4KThread•56.7KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya