Tak ada kawan dan lawan yang abadi dalam politik. Yang ada hanyalah kepentingan. Itulah adagium dalam dunia politik. Kadang mereka “bermusuhan” tapi lain waktu mereka berkawan akrab. Inilah yang bisa kita saksikan pada pemilihan presiden kali ini.
Lihatlah misalnya, bagaimana dulu PDI Perjuangan dan Gerindra pernah sama-sama mesra saat Pemilu Presiden 2009. Saat itu, mereka “menjodohkan” Megawati dengan Prabowo maju sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden. Kemesraan kedua partai itu juga terulang saat keduanya mengusung calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.
Namun, kini semuanya telah berubah. PDIP yang mengusung pasangan Jokowi-JK harus berhadapan langsung dengan Partai Gerindra yang mengusung Prabowo-Hatta. Berikut ini beberapa foto yang menggambarkan kenyataan unik dalam Pilpres 2014.
Spoiler for 1. Megawati-Prabowo Berpasangan di Pilres 2009:
PDI Perjuangan dan Partai Gerindra pernah bergandengan mesra saat Pemilu 2009 lalu. Kala itu mereka berkoalisi untuk bertarung dalam pemilihan presiden. Keduanya memasangkan Megawati dengan Prabowo Subianto sebagai pasangan Capres dan Cawapres. Namun pasangan ini kalah.
Spoiler for 2. Kemesraan di Pilgub DKI:
Saat pemilihan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta 2011. PDI Perjuangan dan Gerindra pun berkoalisi. PDI Perjuangan mengusung Joko Widodo sebagai calon gubernur. Sedangkan Partai Gerindra mengusung Basuki T Purnama atau Ahok sebagai wakil gubernur. Keduanya amat mesra dan memenangkan calonnya.
Spoiler for 3. Kader Membelot:
Keputusan partai tak selalu sejalan dengan nurani kadernya. Lihatlah apa yang dilakukan kader muda Golkar, Indra J. Piliang, Agus Gumiwang, Nusron Wahid, dan juga politisi senior Golkar, Luhut Panjaitan yang lebih memilih pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dibanding mendukung Prabowo-Hatta Rajasa.
Padahal, Partai Golkar, tempat mereka bernaung secara resmi telah memutuskan untuk mendukung pasangan nomor urut 1: Prabowo-Hatta.
Pun yang terjadi di Partai Amanat Nasional (PAN). Meski Ketua Umum partai ini, Hatta Rajasa, menjadi calon presiden Prabowo, namun salah satu kadernya, Wanda Hamidah, justru mendukung pasangan Jokowi-JK.
Tak hanya Golkar dan PAN. Di Partai Gerindra pun ada nama Muhammad Harris Indra. Ketua DPP Partai Gerindra Bidang Pertahanan ini juga membelot mendukung pasangan Jokowi-JK.
Di PKB, juga ada nama Mahfud MD. Kader yang sempat digadang-gadang menjadi calon presiden dari PKB itu, kini membelot ke pasangan Prabowo-Hatta. Di kubu ini, Mahfud menjabat Ketua Tim Pemenangan.
Spoiler for 4. Perang Jenderal:
Dibanding Pilpres dua kali sebelumnya, bisa jadi Pilpres kali ini merupakan ‘perang’ terpanas di antara mantan tentara sendiri. Lihatlah barisan jenderal berbintang di masing-masing tim pemenangan pasangan Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK.
Disebut ‘perang’ terpanas karena masing-masing saling serang dan buka-bukaan tentang kasus yang pernah terjadi. Kubu Prabowo menyerang kubu Jokowi dimana di belakangnya ada nama Hendropriyono, bekas Kepala BIN, yang diduga terlibat dalam pembunuhan aktivis HAM, Munir dan kasus pembunuhan di Talangsari, Lampung.
Begitu juga di kubu Jokowi. Mereka menyerang Prabowo dengan kasus pemberhentian Prabowo dari dinas ketentaraan karena kasus penculikan aktivis 98.
Spoiler for 5. Partai Pengusung:
Lihatlah barisan pengusung di belakang Prabowo-Hatta. Ada PKS, Golkar, PAN, dan PPP. Pada Pilpres 2004, keempat partai itu dalam barisan Demokrat yang mengusung SBY-Jusuf Kalla.
Kini ketika Jusuf Kalla yang mantan Ketua Umum Golkar ini malah tak mendapat sokongan dari bekas partai yang pernah dikomandaninya. Begitu juga PKS, PAN, dan PPP yang dulu ikut mendukung pasangan SBY-Kalla, kini tak mau lagi mendukung Kalla.
Spoiler for 6. Perang Media:
Sejak pemilihan presiden dimulai, media mulai terbelah. Ini karena pemilik media juga menjadi pelaku politik. Lihatlah Metro TV, tvOne, MNC Grup.
Surya Paloh, pemilik Metro TV adalah Ketua Umum Partai Nasdem. Dan seperti kita ketahui, pada pemilihan presiden kali ini, Nasdem berkoalisi dengan PDI Perjuangan. Mereka bersepakat mengusung Jokowi-JK sebagai Capres dan Cawapres. Begitu juga yang terjadi di tvOne. Aburizal Bakrie adalah pemilik tvOne dan ANTV.
Spoiler for 7. Artis Pendukung:
Di barisan artis ini juga ada yang cukup menarik. Sejumlah artis yang pada Pemilu Legislatif lalu mendukung partai tertentu, kini saat Pilpres, mereka justru berbeda dengan partai yang dulu pernah didukungnya.
Lihat misalnya Raja Dangdut Rhoma Irama dan musisi Ahmad Dhani. Kedua artis ini saat Pemilu Legislatif getol mendukung PKB. Namun mereka harus pecah kongsi saat Pilpres berlangsung. PKB berada di barisan Jokowi-JK, sementara dua artis itu berseberangan dengan mendukung pasangan Prabowo-Hatta.
Spoiler for Sumber:
Sumber dari berbagai macam majalah online dan gambar comot dari mbah google
Quote:
TS mengharapkan pilpres 2014 berlangsung dengan aman dan tertib. Gunakan suara Agan untuk masa depan Idonesia
Quote:
Jika dirasa thread ini menarik dan bagus silahkan beri dan jika Agan ingin berbagi silahkan kirim mumpung Bulan Puasa
Diubah oleh kerozzi 09-07-2014 07:07
0
2K
Kutip
12
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
671.6KThread•41.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru