Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

fikreyAvatar border
TS
fikrey
Tulisan Yang Menggugah Hati Pendukung Prabowo
Reaksi jenderal yang dahulu kusangka agresif dan kejam, sungguh di luar dugaan. Tak sekalipun dia menyerang memojokkan lawannya. Tak pula dia menyindir atau menatap sinis lawan debatnya. Bahkan tak segan dia memuji, menghormati pendapat rivalnya dan tidak mengikuti instruksi kawan-kawannya meski ia tahu kejujuran itu akan melemahkan dirinya di mata masyarakat.
Saat dipojokkan kembali dengan isu HAM yang menderanya dan membunuh karirnya sejak 16 tahun lalu, dia bisa saja memojokkan kembali dengan menjawab: "tanya pak Habibie yang tegas katakan saya difitnah?“ tanya kepada bu Megawati, mantan presiden yang pernah mengangkat saya sebagai Cawapres 2009 dan bersaksi saya tidak melanggar HAM″? Atau bertanya kembali, “kenapa Pak JK sendiri tidak adili saya waktu Bapak menjabat Wakil Presiden?”
Tapi tidak. Memojokkan bukan sifatnya, tidak ada dalam jernih pikirannya. Mungkin karena begitulah sifat ksatria. Sifat seorang negarawan. Mungkin masyarakat lupa, ia telah korbankan nyawa untuk bebaskan tawanan di mapenduma demi Hak Asasi Manusia, mission impossible yang mengejutkan dunia internasional berhasil dituntaskan oleh beliau.
Usai debat, beliau bukan hanya hangat menyambut memeluk rivalnya. Juga saat ditanya wartawan, dengan ringan dia menjawab: “saya harus mau diserang”."Apapun keputusan rakyat akan saya hormati, saya percaya pak jokowi dan jusuf kalla adalah patriot bangsa"."Jika saya yang dipilih oleh rakyat, maka saya akan ajak PDIP turut bekerjasama membangun bangsa"
saya sudah salah menilai, dan bangsa ini patut mohon maaf atas caci maki kepada beliau
Untuk mengkudeta pemerintahan pada 1998, saat itu sesungguhnya Prabowo benar-benar sedang berada di atas angin. Namun di otak Sang Jenderal putih ini tak pernah terlintas mengkhianati bangsa dan negerinya sendiri.
“Saya tahu kebanyakan pasukan saya akan mematuhi perintah saya. Tapi saya tidak ingin mereka mati karena berperang membela jabatan saya. Saya ingin menunjukkan bahwa saya menempatkan kepentingan negara dan rakyat di atas diri saya. Saya membuktikan bahwa saya adalah prajurit yang setia. Setia pada negara, setia pada republik.” renung Prabowo kala itu.
Sejujurnya, tak banyak saya melihat pribadi dengan karakter yang seikhlas dirinya, saat ini. Batin saya seolah menangkap kilau kepribadiannya. Kepribadian yang akan mampu menyatukan elemen-elemen yang terserak di negeri ini.
Sejarah telah mencatat pengorbanannya untuk bangsanya. Mempertahankan keutuhan NKRI dengan darah dan nyawanya. Dan itu terjadi berulang kali. Di pertempuran di Timor-Timur, dalam misi impossible pembebasan sandera sipil di Mapenduma, penangkapan 2 agen berkulit putih tahun 1984, yang menyulut disintegrasi Papua, membawa kopassus menjadi pasukan nomer 3 terbaik di dunia, bermimpi mengumandangkan adzan pertama kalinya di puncak mount everest, mission impossible yang kembali ia raih. Dia tak tonjolkan semua bakti yang telah ditorehkan untuk ibu pertiwi yang dicintainya, dengan sepenuh jiwa raganya.
Karena itulah, keteguhan kata-katanya memberi makna yang dalam bagi yang memahami bersih nuraninya. “Saya sekian tahun adalah abdi negara, yang membela HAM. Mencegah kelompok radikal mengancam hidup orang-orang yang tidak bersalah,”
Lalu di mana kita? Di mana nurani?
Kenapa kita rakyat sipil, yang katanya lebih beradab, dan yang telah dijaga hak hidup dan keleluasaan menjalankan berbagai jenis usaha, masih tetap terdorong memojokkannya. Tidak cukupkah kita menyaksikan betapa para jenderal-jenderal senior yang semestinya berjiwa korsa itu terus menuduhnya sebagai psikopat, gila, pelaku bom natal dan membebankan dosa satu institusi TNI tahun 1998 di pundaknya, seorang sendiri.
apakah prabowo sempurna? tidak, lihatlah kumpulan partai politik yang berusaha berlindung di belakangnya pasti melirik keuntungan dari pencapresan dirinya, tapi apa itu artinya beliau bisa dikontrol dengan mudah? "timses saya suruh jangan setuju dengan apapun pendapat jokowi, tapi maaf ya, saya nggak setuju dengan timses saya, kalo ide itu bagus ya kita harus apresiasi, saya setuju dengan anda pak jokowi"
Tidakkah hati kita tergerak, untuk sekedar menghargai lelaki yang teguh ini? Mudah-mudahan nurani kita pada akhirnya bisa memaknai semua ini. ia telah bermimpi mencapai puncak everest, dan mencapainya. bermimpi menjadikan kopassus sebagai pasukan terbaik di dunia, dan mencapainya. mengejutkan dunia dengan memberanikan diri membebaskan tawanan tak berdosa di hutan belantara, dan mencapainya. kini ia bermimpi menjadikan Indonesia bangkit dari keterpurukan dan penjajahan ekonomi. maaf, rakyat indonesia belum memilihnya, belum terbuka hatinya. joko widodo-lah yang akan mengalahkannya, lawan yang dengan susah payah ia yakinkan megawati untuk mengusungnya sebagai gubernur DKI Jakarta. terima kasih, dan maafkan kami, pak prabowo. Anda telah menjadi pemimpin di hati kami.

*sebagai pertimbangan teman2, kebetulan saya adalah pendukung jokowi, setidaknya sampai beberapa bulan di awal masa pemerintahan jokowi-ahok yang fenomenal di Jakarta. Namun saya mengikuti jejak Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, BJ Habibie, Basuki Tjahaja Purnama (ahok) dan tokoh-tokoh intelektual lainnya yang membela Prabowo.

Tulisan Yang Menggugah Hati Pendukung Prabowo
0
3K
19
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.