JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden Prabowo Subianto menilai saat ini banyak media yang tidak berpihak kepada kubunya. Banyak media saat ini, yang menurut dia telah digunakan untuk kepentingan sebagian besar elit, bukan untuk masyarakat.

"Di era modern seperti sekarang ini, media juga sudah menjadi senjata. Namanya senjata itu bisa digunakan oleh orang lain," kata Prabowo dalam acara Indonesian Council on World Affairs di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (30/6/2014) malam.

Hadir dalam acara tersebut diantaranya duta besar Prancis, India, China, Jerman, Belanda, Italia, Spanyol, Korea Selatan, Afrika Selatan, Polandia, Nigeria, Yordania, Sri Lanka, Turki dan Sudan. Hadir pulan mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Dino Patti Djalal.

Paparan tentang media itu diungkapkan Prabowo menjawab pertanyaan dari salah satu warga Amerika Serikat. Dia merasa banyak media luar sering menyudutkan Prabowo, terutama dalam keberpihakan terhadap demokrasi.

"Tidak hanya media luar. Media dalam negeri juga saat ini sudah menjadi senjata. Bahkan, media luar itu mengambil konten dari media dalam negeri," jawab mantan Danjen Kopassus itu.

Namun Prabowo mengaku tidak mau terlalu mempermasalahkan masalah keberpihakan media itu. Dia mengikuti berbagai proses untuk menjadi calon presiden saat ini, karena mementingkan nasib bangsa. Oleh karena itu, Prabowo tidak mau ambil pusing dengan apa yang media katakan.

"Terkadang, keberpihakan media ini mengganggu saya. Tapi saya mengerti, ini adalah bagian dari proses, dari kenyataan yang saya hadapi. Saya mengerti hidup kadang tidak adil," ujarnya.

http://indonesiasatu.kompas.com/read...campaign=Kknwp





inilah, pateken, voa islam, dll .. kali ada yg mau nambahain