Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ditaparamitaAvatar border
TS
ditaparamita
Prabowo Berang dgn Survei Kompas, Karena Sebabkan Aliran Dana Tersendat
mohon komennya donk gan....

Fadli Zon menuduh hasil survei Kompas tidak murni, alias bayaran. tuduhan itu membuat berang redaksi dan litbang Kompas.

Orang kepercayaan Prabowo itu memang butuh menuduh seperti itu karena sudah terpepet, dan unt mencegah kerunyaman yg sudah makin parah di dalam tubuh koalisi Prabowo-Hatta.

Hasil survei Kompas yg dirilis Sabtu, 21 Juni lalu, menunjukkan Prabowo masih tertinggal jauh dr Jokowi dgn selisih. Prabowo-Hatta 35,3 %, Jokowi-JK 42,3%..

Efek dr survei itu yg paling dahsyat bagi Prabowo-Hatta adalah terhentinya pasokan dana dari sebagian besar donatur atau bandar kelas kakap.

Sudah bukan rahasia lagi bhwa politik, apalagi pilpres, butuh ongkos triliunan, dan ongkos itu didapat sebagian besar dr sumbangan donatur. Unt capres-cawapres yg “pragmatis” mrk berani membuat deal yg mengikat dgn bandar/donatur.

Mereka berani menjanjikan akan memberikan konsesi ekonomi ketika berkuasa kpd bandar yg mendanai kampanye mereka. Berapa nilai sumbangan dan imbalannya, hanya segelintir elite dan bandar yg tahu.

Tren para bandar sekarang ini adalah mewujudkan sumbangan dana dlm beberapa termin. Biasanya di awal (penyiapan menuju pencalonan), tengah massa kampanye yg membutuhkan dana paling besar, dan menjelang akhir kampanye yg butuh dana yg juga sangat besar unt membayar saksi, mengikat komitmen pendukung.

Pemberian dana secara bertahap itu jg dimaksudkan supaya mereka tdak mengalami total loss (karena menyumbang penuh di awal atau tengah), atau jstru unt meningkatkan keuntungan mereka.

Para bandar itu mengandalkan banyak informasi unt menentukan pilihan siapa capres yg akan didukungnya. Salah satu yg paling mereka andalkan adlah hasil survei.

Ternyata kalangan bandar lebih mempercayai hasil survei Kompas, yg merka nilai relatif netral.

Menurut beberapa sumber internal di koalisi itu, akibat hasil survei Kompas itu, banyak bandar besar ingkar janji mencairkan dana bantuan yg mrk janjikan sebelumnya. Para bandar melakukan cut loss. Bandar-bandar yg semula mengikat komitmen dgn Prabowo, Hashim, menggunakan aneka dalih unt menahan pencairan dana mereka.

Pdhal justru di tengah masa kampanye ini koalisi tengah membutuhkan dana sangat besar unt melakukan push kampanye besar-besaran guna membalikkan angka dukungan. Menurut sumber itu lagi, di sisa akhir massa kampanye ini sampai 9 Juli, koalisi butuh dana sekitar Rp 3 triliun un meraih kemenangan. Sebagian besar dana itu dialokasikan unt membeli suara di daerah-daerah yg masih labil.

Namun, para bandar tsb tidak yakin bhwa upaya menaikkan dukungan dlm sisa waktu kampanye yg tinggal beberapa hari ini dpt terjadi. Karena itu, mereka lebih memilih cut loss, alias memangkas kerugian yg potensial bakal lebih besar.

Itulah sebabnya, Prabowo marah besar thd hasil survei Kompas, yg secara gamblang disuarakan oleh corong dia, Fadli Zon. Selain itu, dia juga merasa dikhianati oleh sejumlah bandar besar.

Prabowo dan Hashim jadi kedodoran. Sumber di Gerindra menyebut, Hashim sudah menggadaikan sejumlah perusahaannya kepd perusahaan-perusahaan investasi luar negeri, dan sedang menimbang unt menggadaikan bagian lainnya, guna memenuhi kebutuhan dana di hari-hari akhir kampanye.

Tetapi, upaya ini diragukan mengingat tdk gampang mendapatkan komitmen dlm waktu yg pendek. (***)


prabowosebenarnya.wordpress.com
0
3K
25
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Pilih Capres & Caleg
Pilih Capres & CalegKASKUS Official
22.5KThread3.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.