Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

nuke1992Avatar border
TS
nuke1992
Bukan REVOLUSI MENTAL, tapi EVOLUSI AKHLAK
Bukan REVOLUSI MENTAL, tapi EVOLUSI AKHLAK

Sejak capres nomor dua mengaku memiliki ide Revolusi Mental dan disambut oleh media suporternya untuk kemudian dipopulerkan kepada masyarakat, maka istilah revolusi mental tersebut sepertinya semakin menjadi santapan sehari-hari tidak hanya bagi pendukung beliau tetapi juga pendukung capres yang lain. Tentu saja motivasi dan caranya berbeda. Ada yang bermotivasi baik dan ada yang tidak. Begitu pula, ada yang menggunakan cara yang baik, dan ada yang tidak.

Saya tidak sedang membahas asal mula dan siapa yang memiliki ide tentang RM tersebut. Namun saya sedikit mengulas tentang "rasionalitas" dari sebuah ide Revolusi Mental.

Revolusi dapat diartikan sebagai perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat.

Sementara Mental dapat diartikan sebagai segala hal yang bersangkutan dengan batin dan watak manusia, yang bukan bersifat badan atau tenaga.

Sehingga Revolusi Mental dapat diartikan sebagai perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat dalam segala hal yang bersangkutan dengan batin dan watak manusia, yang bukan bersifat badan atau tenaga.

Mungkinkah kita membangun watak seseorang dengan cepat? Membangkitkan kesadaran pada seseorang mungkin iya. Tetapi membangun watak seseorang adalah sebuah proses yang tidak dapat dilakukan dengan waktu yang cepat.

Butuh keteraturan dan sistematika dalam mengubah watak seseorang dan menjadikannya sebagai agen perubahan peradaban dalam struktur kehidupan bermasyarakat pada level apapun.

Maka, saya berkesimpulan bahwa Revolusi Mental adalah produk pemikiran yang tidak logis bahkan tidak realistis. Produk ini hanya bersifat memaksa. Orang bisa dipaksa untuk berubah dalam keadaan cepat, tetapi tidak bisa menjadikan orang tersebut meyakini kebenaran dari apa yang dipaksanya tersebut.

Strategi memaksa hanya ada pada paham-paham dari sebuah komunitas yang 'keras' dan 'instan'.

Mari kita bandingkan dengan metode yang dilakukan oleh Rasulullah Muhammad saw. Metode apa yang dilakukan oleh beliau dalam membangun akhlak (bukan sekedar mental) dari umatnya.

Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat

Dimensi akhlak berikut yang membedakan dengan watak adalah:
1. Perbuatan yang baik atau buruk.
2, Kemampuan melakukan perbuatan.
3. Kesadaran akan perbuatan itu.
4. Kondisi jiwa yang membuat cenderung melakukan perbuatan baik atau buruk.

Selain itu sasaran akhlak meliputi akhlak pada Allah SWT sebagai pencipta dan akhlak pada manusia, hewan, dan sebagainya sebagai sesama makhluk. Dan kedua akhlak tersebut diatur dalam ajaran-ajaran yang berasal dari Allah SWT, bukan hanya dari olah pikir manusia.

Dengan demikian pembentukkan akhlak tidak bisa dilakukan dengan cara yang cepat. Dibutuhkan sebuah proses yang masif dan sistematis dari tabligh (pembangkitan semangat), ta'lim (kajian keilmuan melalaui tarbiyah) hingga takwin (menerapkan dan menempatkan pada berbagai komunitas).

Setiap manusia sudah dibekali dengan akhlak yang baik. Tugas Rasulullah adalah menyempurnakan akhlak tersebut.

Rasulullah sendiri membutuhkan waktu lebih dari 22 tahun dalam membangun akhlak umatnya saat itu hingga masa sekarang saat kita hidup, hingga menjelang kiamat.

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QA Al-Ahzab: 21)

Keluhuran akhlak Nabi Muhammad saw tercermin di seluruh aspek kehidupan beliau. Kecintaan terhadap masyarakat yang dipimpinnya menunjukkan kasih sayang yang tulus. Ketika berdakwah beliau mendapat cemohan, hinaan, tantangan, ancaman, dan pemboikotan dari kaum Quraisy, namun beliau tidak marah.

Nabi Muhammad tidak membenci bahkan mendoakan mereka agar diampuni oleh Allah SWT, berikut doa Nabi Muhammad Saw:

“Wahai Tuhanku ampunilah dosa-dosa kaumku karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui” (H.R. Muslim).

Sungguh Mulia Nabi Besar kita Nabi Muhammad saw dalam melaksanakan perintah Allah SWT untuk meng-EVOLUSI AKHLAK umatnya.

Wallahu a'lam ...

 Bukan REVOLUSI MENTAL, tapi EVOLUSI AKHLAK
Diubah oleh nuke1992 30-06-2014 15:57
0
1.7K
10
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Pilih Capres & Caleg
Pilih Capres & CalegKASKUS Official
22.5KThread3.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.