Tidak kurang dari sepuluh ribu Relawan Demi Indonesia sudah duduk manis menyesaki Sentul Internasional Convention Center. Hari sudah menyentuh pukul dua siang. Tiga presenter kondang; Farhan, Nico Siahaan dan satu lagi Emil Faiza dari JTV Surabaya, tidak berhenti mengisi panggung dengan berbagai guyonan.

Sementara itu tokoh sentral para relawan Demi Indonesia, Dahlan Iskan pun sudah naik panggung ikut bershalawat bersama tim jawara marawis pemenang lomba nasional asal Jabar. Tamu-tamu VVIP, di antaranya mantan wapres yang juga cawapres Jusuf Kalla, mantan kepala BIN Hendropriyono, mantan Pangan yang juga ketua Partai Hanura Wiranto, Bos Metro TV yang juga tokoh Partai Nasdem Surya Paloh, mantan Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir, Ketua Umum HKTI Oesman Sapta dan sejumlah tokoh NU Jabar, sudah duduk di deretan kursi depan.

Tapi Opung–sebutan akrab Letjen (purn) TB Silalahi–masih nanar melihat kea rah ruang transit VVIP. Di sana, Amal Alghozali, Ketua Umum Pelaksana Kongres Relawan Demi Indonesia sekaligus Deklarasi dukungan untuk pasangan capres cawapres Jokowi-JK, mondar-mandir gelisah. Tampak sekali ia terus bicara melalui telepon genggamnya. Mereka gelisah karena menunggu kehadiran Joko Widodo.

Usut punya usut, rupanya capres sederhana yang popular dipanggil Jokowi itu terjebak macet. Tepat pukul 14.10, Amal bergegas lari ke pintu belakang. Jokowi datang mengendarai Kijang Innova putih bersama Tjahjo Kumolo Sekjen PDIP.

Amal yang juga pengusaha dan sekretaris Departemen Pertanian DPP Partai Demokrat itu menjemput dan segera mempersilahkan Jokowi masuk ke aula untuk bergabung mengikuti acara pokok yang sudah ditunggu semua hadirin.

Tetapi anehnya, Jokowi minta ke ruang transit dulu. Amal pun maklum. Tentu dikiranya Jokowi ingin ke toilet setelah terjebak macet.

Agak lama Jokowi di kamar mandi. Dan begitu keluar, wajah, tangan dan kakinya basah. Celananya tergulung ke atas. Jokowi ternyata baru selesai wudhu.

“Tolong tutup pintu dan jendelanya. Jangan ada yang tahu. Saya mau shalat Dhuhur dulu. Tadi buru-buru belum shalat Dhuhur. Ta shalat dulu ya,” kata Jokowi.

“Ada sajadah?” tanya dia kepada Amal dan Tjahjo.

Keduanya bingung. “Tidak ada, Pak!” Jawab Amal.

Sejenak Jokowi menengok ke kanan dan ke kiri. Lantas dia menunjuk, “Itu saja,” telunjuknya menuding taplak meja.

Bergegas Amal mengambilkan taplak meja. Jokowi pun lantas menggelar taplak meja warna coklat itu. Maka, shalat Dhuhur pun dijalankan Jokowi.

“Pantas saja Pak Jokowi selalu tampak tenang, ternyata tidak pernah meninggalkan shalat. Orang juga tidak tahu kalau bapak shalat,” kata Amal menggoda Jokowi sambil mengantarnya ke tempat duduk yang disediakan di gedung terbesar dengan tempat duduk sepuluh ribu pada 31 Mei 2014 itu.

Amal, lelaki subur yang tumbuh sebagai santri ketika masih di Madiun itu, menceritakan kepada Jokowi bahwa hadirian yang hadirin, sebagian besar dari pesantren.

Tidak hanya itu. “Ada lagi,” lanjut Amal menceritakan kesannya pada pertemuannya dengan Jokowi di hari Sabtu itu. Ketika tiba giliran harus berpidato, kata Amal, Jokowi membuka salam dan shalat yang membuat banyak orang tercengang. Dengan bahasa Arab yang cukup panjang, fasih dan lancar, setelah salah mengalir dari mulut Jokowi: washolaatu wassamu’ala asyrofil ambiya;I wal mursalin wa’ala ‘alihi washohbihi…

sumber