Ane bukan maksud jelek" in Pak Prabowo. ini ada tulisan yang sangat menyentuh banget gan ane dapat dari fan page JRX ( SID ).
Spoiler for fan page JRX:
Spoiler for isinya gan :
Surat Untuk Papa Yang Akan Memilih Prabowo
Ketika ayah kita, satu-satunya ayah kita, memutuskan berseberangan secara politik dengan anak perempuan tertuanya; bagaimana perasaan kita? Sebagai seoarang yang dididik untuk mampu mempertanggungjawabkan konsekuensi pilihannya; ini adalah pukulan berat. Mungkin Anda, para pembaca, sudah mafhum bahwa ayah saya akan memilih Prabowo sebagai presiden, sementara saya akan memilih Jokowi.
Tenang, tulisan ini bukan feel-good writing a la Chicken Soup of The Soul. Tulisan ini tidak bermaksud mengajak para pembaca untuk memahami situasi (yang seolah-olah) genting antara ayah dan anak. Pun tulisan ini tidak bermaksud menjadikan cinta sebagai penyangkal kehendak bebas manusia dalam berpolitik. Tulisan ini adalah surat cinta terbuka dari seorang anak perempuan kepada ayahnya.
—————–
Papa ingat ketika waktu SD Gita bertanya pada Papa mengapa Presiden Indonesia Suharto melulu? Entah apa jawaban Papa tapi malam itu setelah memandang Gita lama-lama, Papa membuat Gita berjanji bahwa Gita bebas bertanya apapun dan Papa menjawab sebaik-baiknya buat Gita. Dengan syarat, Gita hanya mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu pada Papa. Setelah sekian lama waktu berlalu, Gita mafhum bahwa kanalisasi pertanyaan itu cara Papa melindungi anaknya dari rezim yang tidak memberi ruang pada kritisisme.
Rezim yang tidak memberi ruang pada kritisisme dan perbedaan kemungkinan kembali lagi bila Prabowo jadi presiden. Nihilnya ruang untuk perbedaan bisa dilihat dari contoh paling gampang, timses seolah dikomando mengenakan seragam sama. Tapi Pa, kita selalu bisa memulai perdebatan siapa yang lebih baik antara Jokowi atau Prabowo dari berbagai sudut bukan? Kita bisa mulai dari HAM, kebijakan energi, reformasi birokrasi, desentralisasi sampai politik luar negeri. Apa yang Papa dan Gita yakini penting kini begitu berjarak dan berbeda. Tapi masalahnya bukan di situ.
Orang yang akan Papa pilih jadi presiden kita memiliki jejak darah. Ia tak ragu menculik dan menyiksa atas nama keamanan; atas nama negara. Ia bersenjata dan tafsirnya atas keamanan adalah dengan menyiksa sesama manusia. Ia, Prabowo Subianto, percaya bahwa kulit yang teriris, jangat lebam membiru dan jasad yang membeku akan baik bagi untuk rasa aman bernegara. Negara yang memberikan legitimasi atas keamanan seperti inilah yang menjadi mimpi Prabowo.
Adalah jemari Papa yang akan memilihnya. Jemari Papa yang dulu mengelus rambut Gita dengan kasih ketika Gita menangis karena nilai matematika yang jelek; tangan Papa yang dulu dengan riang membantu Gita membangun istana pasir di Pangandaran (ingatkah Papa?); tangan Papa yang mengemudi mobil ketika kita sekeluarga bermobil keliling Jawa. Ya, tangan Papa itulah yang akan menusukkan paku ke gambar Prabowo dan menjadikannya Presiden Indonesia.
Gita tidak ikhlas bila tangan Papa yang sampai kini selalu penuh kasih pada Gita (dan anak-anak Gita; cucu Papa) membuka jalan pada seorang dengan jejak darah. Tangan Papa tak seharusnya berlumur darah. Biarkan ayah orang lain yang memilih Prabowo; tapi bukan Papa; bukan orang yang dipanggil opa oleh anak-anak Gita.
Dari semua kesalahan Papa sebagai manusia; janganlah memilih Prabowo menjadi salah satunya. Cari orang lain untuk menggantikan suara Papa memilih Prabowo. Gita terlalu sayang pada Papa untuk membiarkan Papa menggunakan hak pilih Papa untuk memilih salah satu orang dengan rekam jejak terburuk yang akan memimpin Indonesia.
Pick me, choose me, love me. Not Prabowo.
PS
Tentu tulisan ini hanya bisa disusun oleh seorang perempuan dewasa yang memiliki kemewahan pernah dilimpahi kasih sayang oleh ayahnya.
udah ya gan . silahkan ditanggapi sesuai dengan pendapat masing
KITA SELAMATKAN INDONESIA
0
3.1K
Kutip
34
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!