Kesalahan Mindset di Pendidikan
Ane mau beritahu sebuah kesalahan di dunia pendidikan yang tidak sinkron dengan dunia kerja. Di sekolah terpola bahwa IPA lebih unggul dari IPS, siswa2 pintar masuk ke IPA, sisanya baru IPS. Akibatnya siswa2 termindset dan termotivasi ingin masuk IPA sebagai ajang pembuktian prestasi. Kemudian ada alasan lain, IPA bisa masuk kuliah jurusan IPS sedangkan IPS tidak bisa kuliah ke jurusan IPA, jadi pilihan IPA tentu lebih luwes bukan?

Ok, 2 alasan diatas jadinya :
1. Tempat siswa berprestasi dan pintar.
2. Bisa luwes memilih jurusan.

Mindset Berlanjut ke Pendidikan Tinggi
Sayangnya, mindset ini terbawa2 juga saat memilih jurusan kuliah. Kebanyakan lulusan IPA memilih Kedokteran dan Teknik. Kuliahnya lebih berat karena berurusan dengan hapalan (kedokteran), rumus dan hitungan (teknik). Kontras dengan kawan2 di jurusan IPS, relatif lebih mudah dan dinamis, hidup mereka lebih santai.



Pada titik ini, kita sepakat ya : IPA = pemikir berat, IPS = relatif lebih santai.

Kenyatan di Dunia Kerja Yang Terbalik
Namun ketika di dunia kerja terjadi hal yang kontras, 2 point alasan diatas menjadi terbalik :
1. IPS menjadi bos dari IPA
2. IPA ga seluwes IPS saat memilih bidang kerja. IPA hanya bisa kerja di ranah IPA, sedang IPS bisa masuk ke ranah IPA.
Misal :
- Teknik kimia ga bisa masuk ke industri konsultan SDM, dia hanya bisa bekerja di bidang yang berkaitan dengan kimia. Ketika bekerja bosnya siapa? Manajer lulusan IPS.
- Manajemen bisa masuk ke industri kimia dan menjadi manajer. Membawahi siapa, pekerja lulusan teknik kimia.



Seolah-olah jadinya gini :
- Sekolah IPS santai, pas bekerja posisi strategis. Typical orang yang menikmati hidup.
- Sekolah IPA berat, pas bekerja lah tambah berat, mau ngapa2in harus tunduk sama kebijakan manajemen yang diisi oleh orang IPS. Ah, alangkah mubazirnya kepintaran di negeri ini.





Mau memilih IPA atau IPS? Kalau agan sudah bahagia dengan IPA, selamat, teruskan perjuanganmu. Kalau agan berpikir untuk menambah ilmu IPS, baca lanjutannya.

Solusi
Buat agan2 yang jenuh di posisi bawah dan ingin punya posisi strategis, solusinya adalah tidak usah membatasi diri hanya menguasai satu bidang ilmu, belajar IPS pun akan memiliki poin lebih. Misalnya :
1. Jika sekolah memilih IPA, lalu Pilih IPS saat kuliah. Dijamin akan jadi mahasiswa cerdas di kelasnya. Menurut teman2 ane yang dosen, lulusan IPA ketika belajar IPS akan lebih cepat, karena mereka terbiasa berpikir analisis dan terstruktur.

2. Walau S1 lulusan IPA, lanjutkan S2 IPS. Ini banyak banget nih dilakuin orang2 sekarang, biasanya para pegawai. karena mereka sadar, harus punya skill dan kompetensi IPS agar bisa menduduki posisi strategis.



Demikian gan, Maaf kepanjangan, soalnya banyak kasih contoh sih biar mudah dipahami.

Sebagai penutup ane kasih clue kerjaan IPA vs IPS :







Rangkuman :

• Sekolah membentuk mindset siswa mengenai IPA dan IPS yang Salah.
  
• Pendidikan IPA berat, IPS relatif mudah
  
• Karir IPA mentok, Karir IPS malah strategis
  
• gaji IPA dibatasi, Gaji IPS cenderung besar
  
• Solusi : Tidak usah membeda2kan IPA dan IPS, IPS juga termasuk ilmu yang penting.
  
• Kesimpulan : IPA tidak lebih baik dari IPS begitu juga sebaliknya. IPA dan IPS adalah sejajar. Silakan sesuaikan dengan passion dan rencana masa depan. Namun kondisi sekarang di dunia kerja, IPS lebih memiliki peluang untuk menduduki peluang strategis.
  

Bagaimana menurut kaskuser yang lain?


=====
Q & A :
=====
Q : Bukannya memilih itu harus sesuai passion gan?
A : Iya betul, cuman untuk diingat passion itu bisa dilatih. Dan passion bisa dirubah tergantung wawasan. Kadang kita menganggap passion kita sudah fix di satu bidang, padahal wawasan belum luas, sehingga nanti akan muncul ingin ganti passion. Kadangkala passion kalah dengan realitas. Untuk hal ini silakan tanyakan ke Dirut Telkom, mengapa beliau ahli Elektro tapi menyasar ke dunia manajemen. Silakan konfirmasi ke master2 bisnis yang basic nya ilmu eksak.