Alwazir

15 Jun 2014 | 23:35

Menyimak debat capres jilid dua antara Prabowo dan Jokowi malam ini, saya pribadi yang saat ini mengambil sikap netral berani menyimpulkan Prabowo lebih menguasai permasalahan dan kaya dengan gagasan yang sifatnya sistematis. Jawaban yang dia berikan lebih lugas dan tegas, terlepas dari ketidaktahuannya mengenai akronim TPID yang ditanyakan jokowi.

Menyangkut esensi TPID, jawaban Prabowo sangat  singkat dan jelas, serta masuk akal. Memang pertanyaan Jokowi sifatnya ingin mengetes pengetahuan Prabowo soal istilah-istilah ekonomi yang tentunya selama ini ini tidak bersinggungan dengan Prabowo. Dalam hal ini tentu kerepotan seperti repotnya Jokowi  jika ditanya Prabowo istilah-istilah militer. Lain hal jika TPDI itu ditanyakan pada Hatta Rajasa. Tentu dengan enteng Hatta akan menjawabnya karena lumayan berkaitan dengan dirinya sehari-hari. Soal TPID inilah yang membuat keunggulan Prabowo dalam debat sedikit ternoda. Namun saya dan khalayak tentu memaklumi. Tak semua istilah ekonomi atau sebuah singkatan dihafal oleh seseorang.

Lalu apakah dengan tidak tahunya Prabowo singkatan TPID menjadi masalah? Tidak juga. Seperti jawabannya, ia tentu tak hafal semua singkatan. Tak semua kita tahu akronim suatu kata. Presiden mungkin tidak tahu singkatan K3S yang lazim dikenal dalam institusi pendidikan. Soal peranan, seorang presiden juga tak melulu mengurusi soal TPID secara langsung. Ada departemen atau lembaga khusus yang berkaitan dengan peran TPID tersebut. Setiap daerah tentu memiliki permasalahan yang berbeda mengenai laju inflasi dan tentu juga berbeda juga cara penanganannya. Dan mustahil seorang presiden akan menguasai semua permalahan inflasi di daerah tersebut, kecuali setelah mendapat laporan dan jalan keluar dari para pembantunya yang khusus  menangani perkara ini.

Kalau ada ada anggapan pertanyaannya itu sengaja dirancang timses Jokowi untuk memojokan pengetahuan Prabowo, saya pikir itu tidak mungkin. Tetapi kalau benar, maka hal itu tetntu sangat disayangkan. Dapat kita bayangkan bagimana jika Prabowo balik membalas bertanya dengan Jokowi dengan mengutip kalimat-kalimat atau singkatan berbahasa Inggris yang berkaitan dengan ekonomi,tentu Jokowi juga akan kerepotan karena bahasa Inggris Jokowi seperti yang sering kita saksikan di Youtube sangat pas-pasan. Itu menurut orang-orang yang pandai bahasa internasional tersebut. Dan untungnya Prabowo tidak melakukan itu karena dia sama sekali tidak berburuk sangka dengan maksud pertanyaan tersebut.

Harus diakui soal TPID ini skor Prabowo sedikit  turun. Namun secara keseluruhan dia elegan dan jujur mengakui kekurangan diri dan berani mendukung gagasan ekonomi kreatif Jokowi walau bertentangan dengan saran penasehat dikubunya. Dengan kata lain, malam ini Prabowo berhasil memenangkan debat tersebut dengan ucapan yang lugas dan tidak tersendat-sendat seperti halnya Jokowi. Penampilannya sangat natural. Sangat meng-Indonesia. Tanpa balutan jas dan dasi. Suatu dandanan yang tidak kita temukan pada diri Jokowi yang sudah mendapat stempel dari rakyat sebagai pemimpin sederhana dan merakyat. Sangat disayangkan.

Apapun pendapat anda, itulah pendapat saya malam ini. Skor untuk mereka 1-1. Kita tunggu kepiawaian timses masing-masing untuk meraih  skor berikutnya dalam rangkaian debat ke depan. Mari kita simak dengan objektif sebelum memutuskan kandidat  nomer urut berapa yang layak kita pilih dibilik suara nanti.