- Beranda
- The Lounge
Ini Berlin, Tapi Semua Bisa Bahasa Indonesia gan !!!!!!!!
...
TS
aduyaduy92
Ini Berlin, Tapi Semua Bisa Bahasa Indonesia gan !!!!!!!!
“Dari Indonesia?”, seorang pria berbaju putih menegur saya ketika saya masuk keRestoran Mabuhay yang ada di Kothnerstrasse no 28, di kawasan sebelah utara kota Berlin ini. Tentu saja pria bule ini mudah menebak dengan benar karena Restoran ini memang menghidangkan masakan Indonesia walaupun namanya berbau Filipina yaitu Mabuhay.
Kebetulan malam itu semua meja terisi penuh kecuali satu meja yang tertulis reserviertatau sudah dipesan pelanggan lain. Akhirnya saya dipersilahkan duduk satu meja dengan seorang gadis yang kebeteluan memesan makanan untuk dibawa pulang. Pria yang menegur saya kemudian terus berbicara campuran dalam Bahasa Jerman dan Indonesia dan kemudian saya sadar bahwa ia merupakan pemilik restoran ini dan bernama Michael.
Di Salah satu meja dipojok lain, terdapat seorang pemuda yang juga berasal dari Indonesia dan sedang asyik menikmati makanannya. Sesekali dia berbicara dengan wanita pemilik restoran bernama Lusi yang berasal dari Sumatra Utara .
]
Di sebelah saya ada juga seorang lelaki bule yang sesekali berbicara dengan Michael dalam Bahasa Jerman. Tetapi kalau berbicara dengan Lusi dia selalu menggunakan Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesianya pun cukup lancar. Sementara di meja di sebrang saya ada tiga orang tamu yang sepintas terlihat sebagai orng Jerman. Dua orang wanita dan seorang lelaki berumur 50tahunan. Yang lebih mengejutkan saya adalah setiap kali berbicara dengan Lusi, mereka juga berbicara dalam Bahasa Indonesia yang cukup fasih.
Saya kemudain memesan makanan, yaitu pecel ayam dan minuman jeruk hangat. Sementara di daftar menu tersedia berjenis makanan dan minuman yang menggoa selera termasuk teh botl asli Indoenesia. Sambil menunggu makanan saya meulai menegur Lusi dan mulai bertanya mengenai maksud kunjungan saya ke Berlin. Saya pun tidak ketinggalan mulai sedikit bertanya mengenai sejarah restoran ini. Namanya memang dulunya Mabuhay yang dalam Bahasa Tagalog berarti Selamat Datangkarena pemiliknya merupakan pasangan Indonesia dan Filipina. Namun sejak dua tahun lagi Michel dan Lusi membeli restoran ini dan kemudain menggantikan menunya menjadi full menu Nusantara.
Tidak lama kemudian, pecal ayam saya pun keluar dan terasa sangat nikmat dengan sambalnya yang pedas menggigit. Apalagi setelah beberapa hari mengembara di Eropa belum ketemu dengan menu Indonesia. Kursi di depan saya kali ini juga baru terisi dengan pelanggan yang berkaos merah. Dan seperti sudah diduga kalau pria ini pun bisa dan fasih berbahasa Indonesia walaupun jelas berwajah Eropa.
“Wah disini semua bicara Bahasa Indonesia!”, komentar saya kepada Lusi yang kemudian menjawab bahwa sebagian besar pelanggannya selain orang Indoensia yang tinggal di Berlin adalah orang Jerman yang memang pernah tinggal di Indonesia.Sehingga mereka sedikita banyak bisa berbahasa Indonesia dan jatuh cinta terhadapa masakan Indonesia.
Saya terus makan dengan santai dan nikmat sampai akhirnya pemesan meja yang kosong tiba. Seorang wanita berwajah Indonesia dengan pasangannya lelaki Jerman. Mereka asyik berbicara Bahasa Jerman. Sampai akhirnya saya mencoba menegur wanita itu dalam Bahasa Indonesia. Ternyata wanita ini berasal dari Filipina dan merupakan pelanggan setia Mabuhay sejak dahulu.
Sepotong malam yang hangat walaupu udara di Berlin cukup dingin menusuk tulang.Saya pun kemudian pamit dengan Lusi dan mengucapkan Aufwiedersehen sambil berjalan ke stasiun U-Bhan Mendelssohn-Bartholdy yang letaknya kira-kira 50 meter di depan restoran ini.
Siapa sangka, di Berlin kita bisa bertemu dengan orang berbagai bangsa yang semuanya bisa berbicara Bahasa Indonesia.
Berlin, Akhir Maret 2014
sumber
0
24.5K
228
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
925.2KThread•91.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya