Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rbs70Avatar border
TS
rbs70
menjawab teori jokowi tentang MBT leopard
Selasa, 24 Juni 2014
Asep Nugraha di 13.47
Gak Punya Jembatan? Leopard
bisa berenang
ARC (MI) : Adu debat sesi ketiga antara Capres
semalam memang menghadirkan satu
pertanyaan menggelitik terkait dengan tank
Leopard 2. Salah satu Capres mengatakan
bahwa Leopard tidak cocok, karena jembatan
(di pulau Jawa, relevan dengan situasi
penempatan Leopard 2 saat ini) tidak sanggup
menahan bobot Leopard 2. Meme pun segera
bertebaran di internet, bagaimana caranya tank
seberat 60ton lebih tersebut bisa berenang?
Di luar fakta bahwa Leopard 2 sudah
ditransportasikan dari Bandung ke Surabaya
tanpa kendala berarti (termasuk melintasi jalan
dan jembatan Pantura), nyatanya para desainer
tank kebanggaan, Jerman ini sudah memikirkan
bagaimana tank harus bermanuver (dalam
keadaan terpaksa) melintasi sungai tanpa
jembatan. Maklum saja, rel kereta dan
jembatan sudah pasti jadi sasaran pertama
serangan udara untuk menghancurkan noda
dan kapabilitas transportasi. Di luar hangatnya
persaingan antar Capres, ARC hanya ingin
menghadirkan fakta Sejati di balik argumen dan
opini yang ada.
Dalam triumvirat desain tank, mobilitas dan
proteksi adalah dua hal yang bertolak belakang.
Semakin tebal perlindungan tank, tentu
bobotnya makin berat yang berdampak pada
makin turunnya mobilitas. Dibandingkan tank
amfibi atau kendaraan intai dengan kulit
alumunium yang lebih ringan, MBT jelas bukan
tandingan kalau soal diajak lintas genangan.
Namun bukan berarti MBT mati kutu saat harus
melintas rintangan berupa sungai yang cukup
dalam. MBT memang tidak bisa mengambang,
tapi bisa menyelam. Tak terbayangkan bukan,
monster lapis baja seberat 50-60 ton masuk
kedalam sungai, dan tiba-tiba sudah muncul
diseberang? Pada kenyataannya, hampir semua
pabrikan tank merancang agar MBT lansirannya
mampu menyelam pada kedalaman tertentu.
Maklum saja, yang namanya rintangan berupa
lintasan air adalah hal jamak yang ditemukan
diseluruh bentang benua, khususnya Eropa,
yang merupakan benua asal MBT Leopard 2.
Berdasar estimasi, rata-rata di daratan Eropa
terdapat bentang air berupa sungai atau kanal
selebar 6 meter setiap 20km, kemudian selebar
100 meter setiap 35-60km, 100-300 meter
setiap 100-150km, dan selebar 300 meter
setiap 250-300km. Untuk permukaan air yang
tak terlalu dalam seperti genangan atau kanal
kecil, MBT seperti Leo 1 dan 2 didesain dengan
kemampuan dasar water-wading atau melintasi
genangan sampai kedalaman 1-1,4 meter,
namun untuk sungai dalam, MBT harus
mengandalkan varian AVLB atau jembatan
ponton.
Namun kedua opsi penyeberangan diatas tetap
punya batasan. Kalau harus mengandalkan
jembatan gunting, rentangnya terbatas
sementara lebar sungai bisa mencapai 50,
bahkan 300 meter. Jembatan ponton pun relatif
lama dalam menyeberangkan tank. Oleh
karena itu, MBT didesain agar bisa menyelam
dan melanjutkan perjalanan secara mandiri,
dengan batasan-batasan tertentu. Operasi
lintas badan air (water-fording) tergolong
operasi yang amat riskan dan berbahaya,
karena pengemudi benar-benar buta dengan
keadaan sekitar saat ada di dalam air.
Dasar sungai pun biasanya penuh sedimentasi
lumpur yang bisa membuat transmisi selip dan
rantai terpeleset sehingga tank keluar dari jalur.
Belum lagi kesiapan mesin yang harus dalam
keadaan prima agar tidak overheat dan lalu
berhenti saat tank sedang berada di dasar
sungai. Setelah keluar pun, tank juga harus
langsung siap tempur, mengingat dalam operasi
sebenarnya, para awaknya harus siap untuk
segala kemungkinan. Pemilihan titik
penyeberangan harus dicermati oleh pasukan
pengintai, bebas dari kehadiran pasukan
musuh, jangkauan artileri lawan, ataupun
hambatan di permukaan air seperti es yang
membeku atau ranting dan batang kayu.
Operasi penyeberangan harus dilakukan dalam
keadaan teratur dan tak terburu-buru, karena
kerusakan pada snorkel berarti kematian pelan
bagi krunya. Membuka hatch di kedalaman 4
meter sama sekali tak bisa dilakukan, dan
dalam keadaan darurat, awak MBT yang
tenggelam hanya bisa berdoa dan berharap
pada kru kendaraan recovery yang bisa makan
waktu berjam-jam.
Krauss-Maffei sebagai perancang Leopard 1
dan Leopard 2 sudah menyiapkan sejumlah alat
yang memampukan MBT andalan Jerman ini
untuk berenang. Berbeda dengan Uni Soviet
yang menggariskan bahwa komandan harus
tiba diseberang lebih dulu dan mengarahkan
tanknya yang sedang menyelam via radio,
doktrin Jerman menggariskan bahwa dalam
keadaan apapun, komandan harus tetap tinggal
bersama dengan tank dan awaknya. Teknik
water-fording pada Leopard 1 dan 2 secara
garis besar sama, dimana komandan
mengarahkan gerak tank dengan snorkel
khusus berbentuk menara yang mencuat diatas
permukaan air.
Syarat pertama agar Leo 1 dan 2 mampu
menyeberang adalah kedalaman air, yang tak
boleh melebihi 4 meter agar tak
membahayakan mesin. Seluruh lubang bukaan
pada tank-lubang meriam, mulut laras senapan
mesin koaksial dan senapan mesin diatas
kubah, lensa optik, lubang knalpot, lubang
tempat memasukkan munisi, hatch, harus
dipastikan dalam keadaan tertutup sempurna,
dan bila diperlukan dilapis dengan gemuk
khusus yang mampu menahan air untuk tidak
masuk. Sil-sil karet harus dipastikan agar tidak
robek ataupun berlubang. Snorkel kemudian
dipasang pada hatch komandan, dimana
snorkel ini terbagi dalam tiga segmen teleskopik
yang bisa dipanjangkan atau dipendekkan,
disesuaikan dengan kedalaman air. Didalam
snorkel ini juga terdapat tangga, sehingga
komandan dapat memanjat keluar dan melihat
keadaan sekaligus mengarahkan tank saat
berjalan didalam air. Snorkel desain Jerman ini
memiliki keunggulan, karena memungkinkan
awaknya menyelamatkan diri dalam keadaan
darurat, mengingat diameternya yang bisa
dilalui manusia. Pengemudi juga mengecek
deviasi dari jalannya tank, dengan mengemudi
dalam keadaan lurus, dan melihat simpangan
yang dihasilkan. Seperti ban mobil, track pada
tank pun memerlukan spooring
Setelah persiapan penyeberangan siap-
pengecekan selesai, kubah dan laras dikunci
kearah belakang seperti dalam konfigurasi
pengangkutan trailer sehingga tak menimbulkan
hambatan dan tekanan tidak merusak seal di
mulut laras, tank dijalankan dengan sangat
pelan agar tak menimbulkan gelombang
berlebih saat mulai memasuki air. Udara yang
diperlukan oleh mesin kini dipasok melalui
snorkel, karena katup di knalpot sudah ditutup
melalui sistem hidrolik, dan sistem pendingin
dibanjiri oleh air agar mesin tidak lekas
overheat.
Leopard memiliki bilge pumps yang bekerja
dengan memompa air yang masuk ke
kompartemen awak dan mesin. Komandan
yang memunculkan tubuhnya diatas snorkel
berbicara dengan menggunakan interkom,
memberi perintah bagi pengemudi yang tak
bisa melihat apapun didalam air. Leopard
dijalankan dalam gigi maju terendah, bergerak
terus sampai akhirnya muncul di permukaan
seberang. Setelah tiba diseberang, persiapan
pasca penyeberangan pun dilakukan, dengan
melepas semua sumbat-sumbat yang ada.
Namun dalam keadaan darurat, misalkan MBT
harus dipersiapkan untuk bertempur, snorkel
dapat dilepaskan secara cepat dengan bahan
peledak kecil yang sudah terpasang. Sumbat
pada mulut laras tank tak perlu dilepas, karena
akan luruh begitu saja saat munisi 120mm
melesat meninggalkan laras.
Pada dasarnya, operasi water-fording
merupakan operasi yang sangat riskan bagi
tank dan awaknya, dan biasanya dilakukan
sebagai cara terakhir pada saat sudah tak ada
alternatif penyeberangan. Oleh karena itu,
lokasi jembatan selalu menjadi titik yang harus
direbut secara cepat bagi pasukan yang
melakukan invasi, karena lebih mudah
melintasi sebuah jembatan dibandingkan harus
menyiapkan operasi water fording yang
menempatkan satu skuadron tank dalam
keadaan tak berdaya. Sementara bagian yang
bertahan harus mempertahankannya mati-
matian, atau bila sudah tidak ada cara lagi,
menghancurkannya sebelum tank musuh dapat
melintas.
0
2.6K
21
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Pilih Capres & Caleg
Pilih Capres & CalegKASKUS Official
22.5KThread3.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.