- Beranda
- Pilih Capres & Caleg
Orang-orang Kiri yang Alay Itu
...
TS
.ada.ababil
Orang-orang Kiri yang Alay Itu
Quote:
Mungkin sedikit terlambat bila menuliskan mengenai poros orang kiri yang memberi dukungan kepada Jokowi, lagipula sebenarnya saya sendiri sejak awal tidak tertarik mengenai pemilu meski tetap saja dorongan di luar diri saya memaksa untuk menyentuhnya paling tidak dari berita online atau televisi. Bahkan terakhir saya justru mengharapkan KPU tidak mampu selesai menetapkan hasil pemilu, biar ada yang lucu sedikit ketimbang melihat lawak mandiri yang elitis itu.
Dorongan awal menulis ini sebenarnya datang dari pacar saya yang bertanya: kenapa sih orang-orang kiri itu banyak yang mendukung jokowi, dan kesannya juga sekarang malah membabi buta yang terlihat, semuanya mengenai Jokowi adalah baik, maka perlu didukung. Saya katakan sebenarnya tidak ada yang istimewa dari dukungan tersebut, sama seperti pendukung capres-capres lain, jargon dukungan kritis, atau apapun itu sebenarnya tidak ada artinya. Sekadar dukungan politik biasa.
Di jejaring sosial, kelakuan orang-orang kiri yang mendukung Jokowi itu memang terlihat alay betul. Ketika tulisan Jokowi di Kompas terbit, banyak pendukungnya di sayap kiri itu bicara bahwa itu grand design pemerintahan yang akan diciptakan, proyeksi ke depan soal negara. Padahal tulisan tersebut di mata awam seperti saya sebenarnya normatif sekali, tak beda dengan keluhan di pidato SBY, tak ada yang baru.
Atau paling minimal mereka orang kiri alay itu mengapresiasinya sebagai pemimpin yang mau mengunggah pandangannya, dengan menulis. Sebenarnya apa bedanya dengan kampanye jenderal pembunuh lalu. Si jenderal pun menyampaikan pikirannya, dengan lisan, dengan puisi. Tak ada yang spesial kan?
Dari sini nampak bahwa watak para orang-orang kiri pendukung jokowi ini sebanarnya alay dan benar membabi buta. Maka opsi dukungan yang katanya kritis itu pun sebenarnya tidak ada artinya. Mereka sebut dukungan itu diharapkan mampu menjaga kepemimpinan melalu lakon aktif terhadap kebijakan yang dibuat: dukungan figur menjadi dukungan kebijakan sebagaimana kritik figur menjadi kritik kebijakan. Lha? Bukannya selama ini hal itu memang sudah dilakukan oleh mereka.
Saya sendiri melihat satu sebab mengapa watak alay ini jadi muncul dari kalangan kiri. Setelah reformasi mereka tidak pernah melaksanakan pemilu secara aktif alias selalu golput. Dan ini merupakan dukungan resmi pertamanya. Jadi bisa dikatakan bahwa mereka ini sebenarnya pemilih pemula. Ya begitulah watak abg yang baru mau nyoblos: norak!
Pilihan mereka terhadap Jokowi memang benar tidak ada yang spesial, dan sekadar opsi formal rasional. Jokowi hadir sebagai seorang sipil yang punya rekam jejak mengkilap ketimbang calon-calon lain secara figuratif, bukan militer atau pebisnis banyak dosa. Oleh karenanya sekali lagi tidak ada yang spesial dari dukungan macam ini. sekadar dukungan politik biasa.
Hanya saja alaynya dukungan mereka ini dampaknya cukup terasa, di jejaring sosial milik saya banyak teman yang sebenarnya orientasi politiknya tak mampu saya terawang tiba-tiba ikut-ikutan mendukung Jokowi. Bukan hanya itu watak membabi buta dari para pendukung kiri alay itu pun makin menjadi, terakhir beredar kabar penyebar foto kematian Jokowi merupakan pihak dari pendukung Jokowi sendiri, dan salah satu whistleblower nya merupakan mantan anggota PRD yang juga merupakan pendukung Jokowi.
Karena posisi Jokowi sebenarnya tidak ada yang spesial, maka dukungan dari mereka yang kiri alay pun sebenarnya sekadar bargaining politik kepada khalayak. Soal teori pengorganisiran, pendidikan politik massa itu cuma sekadar metode peraihan massa saja.
Tapi ya sudahlah, karena capresnya pun tak istimewa, pun dari dukungan alay yang dilakukan orang-orang kiri itu, maka seharusnya tulisan ini pun tak perlu panjang dan analitik amat. Berharap saja abg-abg alay itu segera menemukan jati diri yang sedang dicari itu.
Dorongan awal menulis ini sebenarnya datang dari pacar saya yang bertanya: kenapa sih orang-orang kiri itu banyak yang mendukung jokowi, dan kesannya juga sekarang malah membabi buta yang terlihat, semuanya mengenai Jokowi adalah baik, maka perlu didukung. Saya katakan sebenarnya tidak ada yang istimewa dari dukungan tersebut, sama seperti pendukung capres-capres lain, jargon dukungan kritis, atau apapun itu sebenarnya tidak ada artinya. Sekadar dukungan politik biasa.
Di jejaring sosial, kelakuan orang-orang kiri yang mendukung Jokowi itu memang terlihat alay betul. Ketika tulisan Jokowi di Kompas terbit, banyak pendukungnya di sayap kiri itu bicara bahwa itu grand design pemerintahan yang akan diciptakan, proyeksi ke depan soal negara. Padahal tulisan tersebut di mata awam seperti saya sebenarnya normatif sekali, tak beda dengan keluhan di pidato SBY, tak ada yang baru.
Atau paling minimal mereka orang kiri alay itu mengapresiasinya sebagai pemimpin yang mau mengunggah pandangannya, dengan menulis. Sebenarnya apa bedanya dengan kampanye jenderal pembunuh lalu. Si jenderal pun menyampaikan pikirannya, dengan lisan, dengan puisi. Tak ada yang spesial kan?
Dari sini nampak bahwa watak para orang-orang kiri pendukung jokowi ini sebanarnya alay dan benar membabi buta. Maka opsi dukungan yang katanya kritis itu pun sebenarnya tidak ada artinya. Mereka sebut dukungan itu diharapkan mampu menjaga kepemimpinan melalu lakon aktif terhadap kebijakan yang dibuat: dukungan figur menjadi dukungan kebijakan sebagaimana kritik figur menjadi kritik kebijakan. Lha? Bukannya selama ini hal itu memang sudah dilakukan oleh mereka.
Saya sendiri melihat satu sebab mengapa watak alay ini jadi muncul dari kalangan kiri. Setelah reformasi mereka tidak pernah melaksanakan pemilu secara aktif alias selalu golput. Dan ini merupakan dukungan resmi pertamanya. Jadi bisa dikatakan bahwa mereka ini sebenarnya pemilih pemula. Ya begitulah watak abg yang baru mau nyoblos: norak!
Pilihan mereka terhadap Jokowi memang benar tidak ada yang spesial, dan sekadar opsi formal rasional. Jokowi hadir sebagai seorang sipil yang punya rekam jejak mengkilap ketimbang calon-calon lain secara figuratif, bukan militer atau pebisnis banyak dosa. Oleh karenanya sekali lagi tidak ada yang spesial dari dukungan macam ini. sekadar dukungan politik biasa.
Hanya saja alaynya dukungan mereka ini dampaknya cukup terasa, di jejaring sosial milik saya banyak teman yang sebenarnya orientasi politiknya tak mampu saya terawang tiba-tiba ikut-ikutan mendukung Jokowi. Bukan hanya itu watak membabi buta dari para pendukung kiri alay itu pun makin menjadi, terakhir beredar kabar penyebar foto kematian Jokowi merupakan pihak dari pendukung Jokowi sendiri, dan salah satu whistleblower nya merupakan mantan anggota PRD yang juga merupakan pendukung Jokowi.
Karena posisi Jokowi sebenarnya tidak ada yang spesial, maka dukungan dari mereka yang kiri alay pun sebenarnya sekadar bargaining politik kepada khalayak. Soal teori pengorganisiran, pendidikan politik massa itu cuma sekadar metode peraihan massa saja.
Tapi ya sudahlah, karena capresnya pun tak istimewa, pun dari dukungan alay yang dilakukan orang-orang kiri itu, maka seharusnya tulisan ini pun tak perlu panjang dan analitik amat. Berharap saja abg-abg alay itu segera menemukan jati diri yang sedang dicari itu.
0
1.5K
Kutip
5
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Pilih Capres & Caleg
22.5KThread•3.1KAnggota
Terlama
Thread Digembok