- Beranda
- Pilih Capres & Caleg
Jokowi atau Prabowo? Saya pilih….
...
TS
ainovo
Jokowi atau Prabowo? Saya pilih….
Spoiler for Cek Repsol Gan :
Jokowi atau Prabowo? Saya pilih….
Quote:
Meskipun belum sempurna, tapi saya bersyukur bahwa iklim demokrasi di Indonesia sudah semakin baik. Dimulai dengan Pak Habibie yang mengawal reformasi, Gus Dur – Mega yang teguh mempertahankan persatuan NKRI saat rawan perpecahan, dan SBY – JK – Budiono yang menetapkan pondasi ekonomi sehingga mampu meningkatkan kepercayaan investor. Saat ini kita menghadapi pilpres dengan dua kandidat yaitu Jokowi – JK dan Prabowo – Hatta. Tidaklah mungkin kita berharap dua kandidat yang tersedia itu sempurna. Tapi pada akhirnya, kita tetap harus menjatuhkan pilihan pada salah satu diantaranya.
Salah satu hal menarik yang saya amati pada pilpres kali ini adalah meningkatnya daya kritis masyarakat, khususnya golongan menengah. Akibatnya, media sosial penuh dengan topik capres yang bahkan membuat sebagian orang kesal. Tetapi kalau dipikir-pikir, lebih baik kita “meributkan” hal ini sekarang agar mendapat presiden terbaik, ketimbang “meributkan” hal ini belakangan, lalu mengeluhkan kinerja buruk sang presiden yang sudah terlanjur terpilih.
Spoiler for Prabowo atau Jokowi? Saya pilih...:
Salah satu hal menarik yang saya amati pada pilpres kali ini adalah meningkatnya daya kritis masyarakat, khususnya golongan menengah. Akibatnya, media sosial penuh dengan topik capres yang bahkan membuat sebagian orang kesal. Tetapi kalau dipikir-pikir, lebih baik kita “meributkan” hal ini sekarang agar mendapat presiden terbaik, ketimbang “meributkan” hal ini belakangan, lalu mengeluhkan kinerja buruk sang presiden yang sudah terlanjur terpilih.
Quote:
Dua Kelompok Pemilih
Dalam setiap pemilu, selalu ada dua kelompok pemilih.
Kelompok pertama adalah pemilih terafiliasi, yaitu kelompok orang-orang yang merasa memiliki kesamaan latar belakangatau kepentingan dengan salah satu capres. Faktor kesukuan, agama, sekte, afiliasi bisnis, biasanya merupakan alasan klasik yang diutamakan. Kelompok ini sudah menjatuhkan pilihan kepada sang capres tanpa mau mendengar pendapat apapun, selain apa yang ingin mereka percayai. Mereka akan mengangkat kebaikan jagoannya, tetapi pura-pura tidak tahu, menutupi, bahkan menampik keburukan sang idola. Di sisi lain, mereka selalu memojokkan, menyebarkan keburukan, serta menyangkal kebaikan kandidat lawan.
Kelompok kedua adalah pemilih tidak terafiliasi (bebas), yaitu kelompok orang-orang yang bisa memilih kandidat manapun yang paling meyakinkan. Kelompok ini terkadang disebut swing-voters, karena pilihannya tidak dapat diprediksi dan seringkali baru membuat keputusan di saat menjelang hari H pemilu.
Setiap kubu pasti memiliki pemilih terafiliasi (kelompok pertama). Umumnya populasi pemilih terafiliasi di setiap kubu relatif berimbang. Oleh karena itu keberadaan kelompok kedua menjadi sangat penting, karena sesungguhnya suara kelompok kedua-lah yang akan menentukan siapa pemenangnya.
Tulisan saya dibawah ini ditujukan untuk orang-orang kelompok kedua, yaitu:
Quote:
Quote:
Persepsi Bukanlah Kenyataan
Kebanyakan orang hanya mengikuti pendapat orang yang dianggap lebih mengerti atau mengambil kesimpulan berdasarkan informasi yang beredar. Hal ini dimanfaatkan oleh tim sukses dan simpatisan kedua kubu untuk menciptakan persepsi yang menguntungkan jagoannya. Bahkan seringkali mereka menyebarkan informasi keliru, yang diciptakan sepenuhnya demi kepentingan sang jagoan. Politik memang kotor, that’s the fact.
Spoiler for Guile or Good Will?:
Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada Pak Anies Baswedan dan Pak Fadli Zon, bagaimanapun mereka berdua adalah Tim Sukses yang bertugas memenangkan pasangan capres yang diusungnya. Tentu saja, kalimat yang terucap akan dikemas agar menciptakan persepsi baik terhadap capres dukungannya, serta menciptakan persepsi buruk terhadap capres lawan. Oleh karena itu, sudah sudah sepantasnya kita mem-validasi “pesan” kedua timses tersebut.
Quote:
Mari Menjadi Pemilih Yang Lebih Cerdas
Quote:
Kriteria Pemimpin
Sebelum membandingkan kedua pasangan capres, kita perlu terlebih dahulu menentukan kriteria yang tepat. Presiden akan bertanggung jawab dalam hal-hal besar, rumit, dilematis, yang harus diputuskan dengan cepat dalam situasi penuh tekanan. Oleh karena itu, seorang presiden harus-lah seseorang yang arif dan bijaksana. Hmmm… kita semua pasti pernah mendengar istilah “Pemimpin yang Arif dan Bijaksana”. Arifdan Bijaksana dalam bahasa inggris adalah Wise, dimana kata bendanya adalah Wisdom. Berikut definisi Wisdom di Wikipedia:
Quote:
Memilih orang yang bijaksana tentu tidak bisa hanya berdasarkan janji kampanye semata. Untuk menentukan siapa yang dianggap bijaksana dan siapa yang tidak, pada akhirnya kita harus bertumpu pada rasa percaya (kepercayaan). Oleh karena itu, ijinkan saya mengacu pada konsep Kepercayaan (Trust)yang disajikan pada buku“Speed of Trust” (M.R. Covey). Dalam bukunya ditulis bahwa kepercayaan didasarkan pada karakter dan kompetensi seseorang. Untuk menilainya, kita bisa menggunakan 4 empat faktor, yaitu:
Integritas (Integrity)
Niat (Intent)
Kemampuan (Capabilities)
Hasil (Result).
Niat (Intent)
Kemampuan (Capabilities)
Hasil (Result).
Quote:
Integritas (Integrity)bukan hanya masalah kejujuran. Integritas seseorang ditentukan oleh: Congruency, yaitu pikiran dan ucapannya selalu sesuai (jujur), emosi dan ekspresinya selalu selaras (tidak berpura-pura). Humility, yaitu mau mengakui kesalahan dan bersedia mengkoreksi pendapatnya. Courage, yaitu mampu melakukan hal yang benar, meskipun itu sangat sulit dan beresiko.
Niat (Intent) yang ditentukan oleh: Motive, yaitu alasan atau tujuan kenapa seseorang berbuat sesuatu. Agenda, yaitu langkah-langkah yang akan dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tersebut. Behavior, adalah bagaimana motif dan agenda terwujud dalam bentuk tindakan yang tampak dan dapat dinilai oleh orang lain.
Kemampuan (Capabilities) yang ditentukan oleh 5 hal, yaitu:
1. Talents (Bakat): Hal-hal yang secara alamiah bisa dilakukan dengan baik.
2. Attitude (Sikap): Bagaimana seseorang memandang sesuatu.
3. Skills (Keahlian): Hal-hal yang sudah dipelajari dan mampu dilakukan dengan baik.
4. Knowledge (Pengetahuan): Apa yang diketahui seseorang.
5. Style (Gaya): Cara unik seseorang dalam melakukan sesuatu
Hasil (Result) yang ditentukan oleh apa yang terbukti mampu dihasilkan oleh seseorang di masa lalu (track-record), apa yang sedang dia lakukan saat ini, dan apa yang mungkin bisa dia capai di masa yang akan datang.
Hasil (Result) yang ditentukan oleh apa yang terbukti mampu dihasilkan oleh seseorang di masa lalu (track-record), apa yang sedang dia lakukan saat ini, dan apa yang mungkin bisa dia capai di masa yang akan datang.
Dalam memilih presiden, kita membutuhkan seseorang yang memiliki integritas tinggi, niat (agenda) yang baik, kemampuan yang mumpuni, dan prestasi yang terbukti. Piufff… Kok banyak bener?… Yaaa kalau sedikit, abang-abang pengangguran juga bisa dong jadi presiden
Dalam konteks pilpres, ijinkan saya menyusun kriteria presiden sebagai berikut:
Quote:
Quote:
Membandingkan Pilihan
Sebelum mulai membandinglan, ingatlah bahwa kunci dari suatu penilaian yang baik adalah objektifitas(tidak berpihak) dan validitas (mengacu pada informasi yang akurat).
Quote:
Dibawah ini adalah tabel yang berisi infomasi yang beredar tentang kedua capres sesuai nomor urutnya.
Mohon jangan langsung naik darah ketika membaca poin-poin dibawah ini Ingat, tidak semua poin dapat dipercayai (oleh kedua belah pihak/kubu). Sebagian poin yang muncul di sini bisa jadi (mungkin dianggap) settingan, pencitraan, atau bahkan fitnah. Tugas kita adalah mencari informasi, lalu memutuskan mana yang valid dan mencoret yang tidak valid. Silahkan menambahkan item yang baru jika memang belum ada di kolom komen dengan saling menjunjung tinggi kebersamaan dan kesopanan agar tidak terjadi black campaign dan negative campaign.
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Isi dari tabel di atas bisa berbeda antara satu orang dan orang lainnya. Itu sah-sah saja, karena tabel diatas terisi berdasarkan informasi yang kita ketahuidan percayai. In fact, seiring dengan waktu, bertambahnya informasi, dan terungkapnya berita, orang-orang yang berpikiran terbuka bisa saja mengubah isian tabel tersebut, lalu mengubah haluan dan dukungannya.
Quote:
Menentukan Pilihan
Bagi anda yang cenderung berpikir dengan perasaan/intuisi, isilah tabel perbandingan diatas secukupnya dengan informasi yang kita yakini valid (benar). Jangan pernah memasukkan informasi yang meragukan. Ingat, di luar sana lebih banyak informasi menyesatkan daripada yang valid. Timbang-timbanglah dengan intuisi anda, mana diantara keduanya yang lebih layak.
Bagi anda yang cenderung berpikir analitik/logis, isilah tabel perbandingan diatas selengkap-lengkapnya dengan informasi yang kita yakini valid (benar). Jangan pernah memasukkan informasi yang meragukan. Ingat, di luar sana lebih banyak informasi menyesatkan daripada yang valid. Beri Nilai % pada keempat faktor tersebut diatas. Jumlahkan semua nilai itu untuk mendapatkan kandidat yang lebih layak.
Quote:
Voilaaa… You Got The Winner
Quote:
Tapi Kan….
Tapi kan… Prabowo direstui partai-partai Islam yang mau mengakomodasi kepentingan kaum muslim.
Tapi kan… Jokowi didukung PDIP yang mau mengakomodasi kepentingan kelompok non-muslim, sekte muslim minoritas, dan nasionalis.
…
Hmmm… kalau pikiran itu masih ada, rasanya sulit untuk berpikir objektif. Kalau pikiran-pikiran itu masih ada, apapun alasannya, pasti kita akan memilih satu capres tertentu tanpa melihat faktor lainnya lagi.
Ok, kalau masih penasaran, setelah melakukan perbandingan secara objektif, silahkan pikirkan kembali kepentingan kita dan ulang kembali perbandingan diatas. Lihat dan buktikan betapa kepentingan kita akan sangat mempengaruhi objektifitas penilaian. Sekarang terserah saja… Apakah mau memilih berdasarkan penilaian objektif, atau mau kembali memilih berdasarkan sentimen. Itu hak setiap individu. Setidaknya, kita tahu apa yang terjadi dengan proses pengambilan keputusan kita tersebut
Well… Setiap pilihan harus dihargai, apapun alasannya. Pemilih terafiliasi ataupun bebas sama-sama berhak menentukan cara dan hasilnya sendiri. Kita semua sedang berproses dan belajar menjadi pemilih dan negara yang lebih baik. Salam damai untuk seluruh bangsa Indonesia
HIDUPLAH INDONESIA RAYA
Diubah oleh ainovo 11-06-2014 20:17
0
8.2K
Kutip
92
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Pilih Capres & Caleg
22.5KThread•3.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok