Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kuncoro.gantengAvatar border
TS
kuncoro.ganteng
Ini Alasan Elektabilitas Jokowi Disalip Prabowo
Ini Alasan Elektabilitas Jokowi Disalip Prabowo


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Hasil survei belakangan ini yang ditunjukkan beberapa lembaga menunjukkan tren elektabiltas Joko Widodo terus melorot. Posisi Jokowi yang sebelumnya sangat mendominasi pertarungan, kini telah disalib Prabowo Subianto.

Data Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) terakhir menyebutkan elektabilitas Jokowi-JK turun menjadi 42,79 persen dan Prabowo meraih 44,69 persen. Direktur Puskaptis Husin Yazid mengatakan bahwa masyarakat menginginkan sosk pemimpin yang tegas, berani dan berwibawa. “Faktor keamanan adalah salah satu kebutuhan masyarakat,” kata Husin saat dihubungi wartawan, Jumat (20/6)

Dia menyatakan, keamanan yang dimaksud bukan hanya dari ancaman luar, tapi juga keamanan dalam hal bidang ekonomi. “Ekonomi Global sudah berlangsung, masyarakat butuh proteksi dalam bidang ekonomi. Dalam hal ini masyarakat mempercayai Prabowo bisa melakukan perlindungan tersebut,” ujarnya.

Faktor kedua adalah masyarakat memilih Prabowo, lantaran presiden akan membawa nama Indonesia di mata dunia. Dalam hal ini, ketua dewan pembina Partai Gerindra itu lebih bisa dipercaya, untuk memberikan kewibawaan pada Tanah Air. Artinya, citra dan nilai Indonesia di mata dunia bisa dijaga oleh Prabowo.

Selain itu faktor yang juga banyak berpengaruh terhadap menurunnya elektabilitas Jokowi adalah serangan brutal yang bertubi-tubi alias menyerang tanpa dasar. "Masyarakat bisa melihat hal itu dan itu memberikan rasa simpati kepada Prabowo,” kata Husin.

Dia mengatakan selama ini banyak sekali rumor yang diembuskan untuk menjatuhkan Prabowo. Namun menurut Husein, saat ini masyarakat sudah jauh lebih cerdas karena derasnya arus informasi. Akibatnya rumor yang tidak berdasar sejatinya sudah mereka bisa pilah-pilah.

Penyebab lainnya adalah penguasaan daerah dari ketokohan cawapres. Keberadaan JK sebagai pendamping Jokowi tidak mendongkrak suara secara siginifikan. Berbeda dengan Hatta Rajasa yang menjadi wakil Prabowo, figur Hatta dinilai menjadi penopang suara.

"Sekitar 21 persen pemilih ada di pulau Sumatra dan Hatta Rajasa mampu menguasai daerah ini dengan baik. JK, meskipun menguasai daerah Sulawesi namun pemilih di sana hanya sekitar tuju persen," jelas Husin.

Husin menambahkan, bergabungnya mayoritas kader Demokrat dalam koalisi Prabowo-Hatta, juga turut berpengaruh. “Banyak masyarakat yang masih menyukai figur SBY."

sumber


menurut saya, banyak panastak yg udah sadar akan pencitraan yg dilakukan jokowow, lama2 masyarakat bosan disuguhi sinetron berepisode2 yg gak habis2 masa tayangnya.

semoga panastak disini ikut sadar
kaskus juga semoga juga sadar

aminn

emoticon-Kiss
0
2.1K
31
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.