Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

centilluqueAvatar border
TS
centilluque
Jendral pensiunan semakin menggila, buka aib korpsnya, bikin netralitas TNI terusik
Keterangan Pers Wiranto Tampar Netralitas TNI?
Thu, 19/06/2014 - 18:57 WIB

Jendral pensiunan semakin menggila, buka aib korpsnya, bikin netralitas TNI terusik
Wiranto

RIMANEWS - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto menegaskan tidak ada istilah kubu jenderal yang saling bertentangan dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. "Saya koreksi tidak ada kubu-kubuan jenderal. Jenderal TNI yang aktif tidak berpihak. Kalau kubu-kubu purnawirawan, itu boleh. Jadi, saya koreksi tidak ada kubu-kubu jenderal. yang ada adalah purnawirawan yang memiliki hak politik untuk memihak atau memilih sesuai dengan apa yang menjadi pilihannya," kata Djoko kepada wartawan di sela-sela mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Fiji, Kamis sore atau Kamis siang (19/6) waktu Jakarta.

Terkait dengan perbicangan di tengah masyarakat mengenai rekomendasi Dewan Kehormatan Perwira (DKP) tentang Prabowo Subianto pada tahun 1998, Djoko Suyanto meminta semua pihak mencermati surat keputusan presiden saat itu terkait dengan hal tersebut. "Hasil DKP itu kan memang ada. Dan, pada tahun 1998 itu terbuka bahwa Saudara Prabowo diberhentikan. Tolong dibaca Surat Keputusan Presiden, saya tidak mengada-ada Surat Keputusan Presiden itu adalah diberhentikan dengan hormat atas usulan dari Panglima ABRI waktu itu. Dan, Panglima ABRI pasti merujuk pada hasil DKP," kata Menko Polhukam.

Hal senada juga disampaikan Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Noorman mengenai kesan adanya kubu purnawirawan dalam Pilpres 2014. "Kami tidak melihat itu kubu jenderal. Beliau-beliau itu adalah purnawirawan TNI, mereka sudah kembali menjadi warga masyarakat biasa dan beliau-beliau itu sudah punya hak pilih seperti warga negara lain," tegas Marciano.
http://www.rimanews.com/read/2014061...netralitas-tni

Prabowo Ogah Komentari Pernyataan Wiranto
Kamis, 19 Juni 2014 , 19:21:00 WIB

Jendral pensiunan semakin menggila, buka aib korpsnya, bikin netralitas TNI terusik
Prabowo

RMOL. Mantan Panglima ABRI Wiranto membeberkan isi surat Dewan Kehormatan Perwira (DKP), terkait pemecatan Prabowo Subianto sebagai prajurit TNI pada 1999 lalu.

Dalam pernyataan yang dibacakan di Posko Forum Komunikasi Pembela Kebenaran (FORUM KPK), Jalan HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta sore tadi, Wiranto menyebut bahwa Prabowo Subianto terlibat dalam aksi kerusuhan Mei 1998. Dia juga membenarkan bahwa mantan Danjen Kopassus itu diberhentikan dari jabatannya.

Namun begitu, saat dikonfirmasi mengenai pernyataan mantan atasannya, Prabowo tidak mau banyak berkomentar. "Tidak, tidak, tanya saja mereka," singkat Prabowo sambil berlalu usai menghadiri sebuah acara di hotel Grand Hyatt, Jakarta, Kamis (19/6)
http://politik.rmol.co/read/2014/06/...ataan-Wiranto-

SBY Minta TNI Netral, Purn. TNI Saling Buka Borok Tragedi Mei 1998
Thu, 19/06/2014 - 18:13 WIB

Jendral pensiunan semakin menggila, buka aib korpsnya, bikin netralitas TNI terusik
SBY

RIMANEWS — Wiranto, Mantan Menhankam dan Panglima ABRI, memberikan keterangan pers terkait huru-hara Mei 1998. Mantan Pangab tersebut mengatakan bahwa peristiwa penculikan yang dilakukan Komando Pasukan Khusus mulai Desember 1997 hingga Maret 1998 dilakukan atas inisiatif pelaku sendiri.

Para petinggi militer, lanjut Wiranto, tidak pernah memberikan komando yang melewati batas (ekstrem) untuk menjaga stabilitas negara. Saat itu Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus adalah Prabowo Subianto. "Aksi penculikan adalah inisiatif atas analisis keadaan yang terjadi waktu itu," tegas Wiranto saat memberikan keterangan pers di Jakarta Pusat, Kamis, 19 Juni 2014.

Wiranto meyakinkan publik bahwa Panglima ABRI tak pernah menginstruksikan penculikan aktivis. Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa baik dirinya dan Feisal Tanjung tidak pernah memberikan perintah yang represif untuk mengamankan negara. "ABRI harus komunikatif, persuasif, bukan (menggunakan) cara kekerasan," katanya.

Terkait Dewan Kehormatan Perwira yang beranggotakan tujuh jenderal merekomendasikan pemecatan Prabowo dari dinas kemiliteran, Wiranto menegaskan “Saya tidak ingin terjebak pada perdebatan istilah.. Saya tidak ingin saling ngotot dengan istilah hormat tidak hormat”

Sebelumnya, Kivlan Zen yang merupakan saksi sejarah yang masih hidup hingga kini. Kivlan dengan lantang menyatakan bahwa Prabowo tidak terlibat dalam tragedi berdarah tersebut. Tanpa ragu Kivlan justru menuding adanya oknum di kubu Jokowi-Jusuf Kalla yang merupakan otak kerusuhan waktu itu. "Kalau mereka menuduh Pak Prabowo, saya akan bongkar di depan panel bahwa kelompok sana (kubu Jokowi-JK) yang membuat kerusuhan, penembakan bulan Mei 1998, bukan Prabowo," ujar Kivlan setelah diskusi di Universitas Indonesia Fakultas Hukum, Rabu (18/6/).

Sebagai saksi yang masih hidup, Kivlan lebih lanjut menegaskan adanya oknum yang mengendalikannya kerusuhan Mei 1998 waktu itu, dan jika hal itu dibuka maka citra bangsa akan tercoreng. "Mereka melakukan itu (kerusuhan) dan mengendalikannya dari Bogor dengan telepon. Kalau saya buka ini akan jadi aib bangsa," ungkap mantan Kepala Staf Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad) itu.

Prabowo, Lanjut Kivlan, yang menjabat sebagai Pangkostrad saat itu berupaya mengamankan kerusahan Jakarta yang semakin tak terkendali."Kita kerahkan pasukan, dan dalam waktu dekat, berhenti terjadi pembakaran. Kalau tidak ada Prabowo, Jakarta sudah hancur," tegas Kivlan
http://www.rimanews.com/read/2014061...agedi-mei-1998

Jenderal yang Tebar Isu HAM Sama Saja Buka Aib TNI
Rabu, 11 Juni 2014 - 00:01 wib

Jendral pensiunan semakin menggila, buka aib korpsnya, bikin netralitas TNI terusik
paguyuban Jenderal (purnawirawan)

JAKARTA - Ketua DPR Marzuki Alie menyesalkan sikap jenderal purnawirawan TNI yang menebar isu pelanggaran hak asasi manusia (HAM) jelang Pilpres. Menurut dia, kelakuan tersebut sama saja membuak aib sendiri. "Ini sikap ketidaknegarawanan para jenderal dengan membuka aib di institusinya. Ini pembelajaran tidak baik kepada junior mereka untuk menghargai institusi dan martabat," kata Marzuki di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (10/6/2014).

Anehnya, isu pelanggaran HAM hanya dihembuskan saat mantan Danjen Komando Pasukan Khusus, Prabowo Subianto mencalonkan diri sebagai presiden. Dia mengatakan kasus HAM 1998 sudah selesai, karena pelakunya sudah dijatuhi sanksi. "Marilah kita menegakan nilai-nilai yang baik. Tidak perlu kita mempermasalahkan hal yang sudah selesai demi kepentingan jangka pendek atau pilpres. Kecuali, kesalahan itu belum diberikan sanksi," tegas dia.

Marzuki bisa maklum jika purnawiran TNI yang bicara isu ham tersebut netral pada Pemilu 2014. Sayangnya, jenderal yang dimaksud Marzuki mendukung lawan politik Prabowo. "Kalau saya lihat yang berbicara itu memakai jaket dari salah satu capres, kan ini memprihatinkan," ungkap dia.
http://pemilu.okezone.com/read/2014/...a-buka-aib-tni

Hendropriyono Serang Prabowo, Pangdam V Bingung!
Jenderal Senior Lupa Jiwa Korsa

Jendral pensiunan semakin menggila, buka aib korpsnya, bikin netralitas TNI terusik

Nampaknya, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Eko Wiratmoko bingung dan mengaku prihatin terhadap para seniornya purnawirawan jenderal TNI saling hujat hanya karena terlibat kepentingan politik praktik dalam Pemilihan presiden (Pilpres) 2014 sekarang ini.

Bahkan, ia mengaku sakit hati karena sejumlah senior tersebut saling membuka aib TNI. "Mereka senior-senior saya sepertinya lupa apa yang disampaikan kepada kami dulu bahwa kami harus punya jiwa korsa. Satu sakit, semua ikut sakit," ungkap Pangdam V Brawijaya di Surabaya, Senin (9/6/2014).

Mayjen Eko heran, para senior TNI tersebut saling menghujat dan membuka aib masing-masing. "Sakit hati saya mendengar mereka saling hujat dan buka aib di tubuh TNI," paparnya.

Ia pun berharap, masyarakat di bawah tidak terpancing dengan iklim panas politik Pilpres saat ini agar suara di masyarakat bawah, khususnya di tubuh TNI, tetap kondusif dan netral. "Hentikan saling hujat, mari kita saling memuji dan menghargai!" seru Pangdam V.

Sebagaimana diketahui, para purnawirawan jenderal TNI masuk tim capres dan cawapres pada Pilpres 2014. Namun yang menjadi puncak ‘perpecahan’ pernyataan Mantan Kepala BIN Jenderal TNI (Purn) Hendropriyono sebagai tim Jokowi-JK yang ‘menyerang’ Capres Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto. Hendripriyono mengaku saat menjadi TNI atkif tahu betul kondisi psikologi Prabowo mendapatkan nilai G4 (Grade 4) paling bawah, kalau ada stres bisa sedikit gila alias psikopat. Tentu saja tonjokkan Hendropriyono ini mendapat reaksi keras dari tim Prabowo.
http://www.suaranews.com/2014/06/hen...pangdam-v.html

Kivlan Zen Buka Kartu 'AS' Prabowo Subianto
Dia menunjukkan foto-foto terkait kerusuhan dan kekerasan Mei 98.
Rabu, 18 Juni 2014, 20:03

Jendral pensiunan semakin menggila, buka aib korpsnya, bikin netralitas TNI terusik

VIVAnews - Mantan Kepala Staf Kostrad Mayor Jenderal (Purn) Kivlan Zen akhirnya angkat bicara terkait foto-foto kekerasan yang diperlihatkannya di tengah dialog terbuka dengan tim pemenangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla di hadapan mahasiswa Universitas Indonesia, Rabu 18 Juni 2014. "Ini adalah foto-foto kekerasan yang terjadi pada waktu kerusuhan Mei 98," kata Kivlan sambil memperlihatkan foto-foto kekerasan.

Kivlan mengatakan, foto-foto yang diperlihatkannya di depan mahasiswa merupakan salah satu bukti untuk mengungkap siapa yang paling bertanggung jawab pada kerusuhan Mei 1998 silam. "Tak usah saya sebut orangnya, kerusuhan ini sudah direncanakan dan mereka menggelar rapatnya di Senayan. Kalau saya buka ini adalah aib bangsa," beber Kivlan.

Lebih lanjut, Kivlan menegaskan, kasus kekerasan kerusuhan Mei 98 itu tidak ada kaitannya dengan Prabowo Subianto, yang saat itu menjabat Panglima Kostrad. Prabowo, kata dia, tidak pernah meninggalkan Jakarta. "Kalau dia pergi, maka habislah Jakarta. Saya bicara ini, karena saya ada bersama dia," ujarnya.

Menurutnya, kerusuhan dan kekerasan Mei 98 sengaja direncanakan dengan menggelar rapat dan dikontrol dari Bogor. "Jadi jelas, Pak Prabowo hanya terkena fitnah. Kalian bisa lihatkan di foto ini, orang-orangnya ada dan ada spanduk merah, jelas di situ bertuliskan Komite Pendukung Megawati," ungkap Kivlan. "Kalau mau blak-blakan ayo di pengadilan. Biar kita buka semua. Kasihan Pak Prabowo difitnah terus. Kalau tidak ada Prabowo, Jakarta bisa hancur berbulan-bulan seperti yang terjadi di Mesir dan negara lain," tambahnya
http://politik.news.viva.co.id/news/...abowo-subianto

Marzuki Alie:
Menyedihkan, Para Jenderal Saling Bongkar Aib
Selasa, 10 Juni 2014 Dilihat: 130

JAKARTA- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Marzuki Alie menyesali para Jenderal Tentara Nasional Indonesia (TNI) saling membuka aib TNI. "Saya terus terang secara pribadi prihatin. Para jenderal yang seharusnya beri contoh yang baik. Menyedihkan, para jenderal yang dapat pendidikan yang luar biasa, diakhir hidupnya malah buka aib TNI," demikian ujarnya kepada Bergelora.com di Jakarta, Selasa (10/6) sore.

Ia mempertanyakan mengapa Prabowo Subianto sudah diberi hukuman tapi terus menerus dipojokan demi kompetisi pemilu 2014. "Kenapa harus dibuka-buka kembali. Kompetisi yang harusnya cerdas, dibarengi informasi yang sebetulnya sudah selesai, dibuka kembali," ujarnya.

Menurutnya, dirinya sudah mendengar kesaksian beberapa orang jenderal tentang hukuman pada Prabowo Subianto. "Saya sudah mendengar langsung pengakuan Jenderal Fahrul rozi mengenai hukuman pada Prabowo. Saya yakin itu betul. Tapi tidak perlu dibuka lagi," ujarnya

Menurut Marzuki Alie saling membuka aib TNI akan merusak TNI dan memberikan contoh buruk pada generasi muda TNI. "Apa manfaat dan untungnya. Ini menunjukkan ketidaknegarawan. Ini pelajaran gak baik pada yuniornya," ia mengingatkan.

Dirinya yakin setiap orang tidak terlepas dari kesalahan masa lalu. "Yang saya sedih yang bicara pakai jaket salah satu capres. Kalau jaket polos kita bisa lihat untuk kepentingan bangsa. Tapi ini untuk kepentingan sesaat. Ini jadi perang tanding," ujarnya.

Ia mengajak agar jenderal-jenderal dimasing-masing capres tidak mengejar kepentingan sesaat demi kemenangan dalam Pemilu Presiden 2014. "Oleh karenanya, mari berkompetisi dengan baik, gak perlu ungkap masa lalu, hanya untuk kepentingan jangka pendek, demi kepentingan menang pemilu," tegasnya. Menurutnya saat ini rakyat sudah cerdas untuk memilih presidennya secara tepat untuk Indonesia 5 tahun kedepan.

Para purnawirawan menurutnya akan beri dampak luas mempengaruhi pada militer aktif. Ini contoh tidak baik. Dulu diberi pelajaran satukan NKRI. "Koq sekarang Jenderal TNI ikut memecah belah hanya karena kepentingan kekuasaan, bukan untuk bangsa. Kita ini usianya sudah berapa. Sisa hidup kita harusnya diisi dengan kebaikan. Bukan untuk pecah belah bangsa ini,"http://www.bergelora.com/nasional/politik-indonesia/601-marzuki-ali-menyedihkan,-para-jenderal-saling-bongkar-aib.html tegasnya.

-------------------------

Jendral pensiunan semakin menggila, buka aib korpsnya, bikin netralitas TNI terusik

Jaman saiki, eyang!
Kabeh ora kepenak, saling hujat,
sampai ngisin-ngisini awak sing masih waras lan laras!


emoticon-Sorry
0
8.5K
63
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.