Ada Hal Unik Saat Debat Capres Putaran Kedua Berlangsung
TS
iqbalave
Ada Hal Unik Saat Debat Capres Putaran Kedua Berlangsung
Spoiler for No Repost:
Quote:
Ada hal unik saat Debat Capres putaran kedua berlangsung, kalau Agan Sista Jeli ada yang beda dipojok kiri bawah layar TV, ada orang yang memperagakan bahasa isyarat.
Quote:
Jakarta - Ada yang baru dalam debat capres di televisi pada Minggu (15/6/2014) ini. Bila Anda perhatikan, di bagian kiri bawah ada insert orang yang memperagakan bahasa isyarat yang menerjemahkan kata-kata dari moderator hingga kedua capres.
Tampak peraga bahasa isyarat itu perempuan berjilbab hitam dan tampil sejak awal acara debat capres digelar di Hotel Gran Melia, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu malam.
Peraga bahasa isyarat ini sebelumnya tidak ada pada debat capres pertama pada Senin (9/6/2014) lalu yang diadakan di Balai Sarbini, Plaza Semanggi. Keesokan harinya, Valentina Sri Wijiyati yang sehari-hari belajar di kelas bahasa isyarat pada Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) menulis surat terbuka untuk KPU. Surat meminta agar acara debat capres menampilkan penterjemah bahasa isyarat.
"Debat capres menjadi sarana pendidikan politik dan pemenuhan hak asasi warga negara atas informasi tentang para calon pemimpin. Sayangnya, belum semua warga negara Indonesia mendapatkan pemenuhan haknya selama proses debat, misalnya WNI yang tuli yang tidak bisa mendapatkan informasi selama debat berlangusng," ucap Valentina saat berbincang dengan detikcom, Selasa (10/6/2014).
Dalam suratnya Valetina meminta agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyediakan penterjemah bahasa selama siaran debat capres 2014 berlangsung. Menurutnya penyediaan penerjemah bahasa isyarat tersebut merupakan wujud inklusivitas proses pemilihan presiden dan penghormatan-perlindungan-pemenuhan hak-hak kelompok rentan.
"Partisipasi politik itu bagian dari HAM. Mereka kan juga ikut memilih," ucap Valentina.
Valen yang bukan penyandang tuna rungu ini, memang sengaja ikut belajar di Gerkatin yang berada di Yogyakarta. Di kelas bahasa isyarat itu sebagian partisipannya kebanyakan orang biasa. Mereka belajar bahasa isyarat untuk membantu para penyandang tuna rungu