Wednesday, 18 June 2014, 21:13 WIB


Jokowi jalani tes kesehatan.


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Indonesia, Agung Suprio menilai, masyarakat di DKI Jakarta banyak yang kecewa pada Jokowi. Mereka pada mulanya mengapresiasi mantan wali kota Solo itu ketika bertarung di Pemilukada DKI Jakarta. Kini, mereka kecewa, karena Jokowi dinilai tidak maksimal menjalankan amanahnya.

Agung menyatakan, pemilih di Jakarta bukanlah pendukung Prabowo, tetapi mereka yang kecewa terhadap Jokowi yang meninggalkan tugasnya di saat Ibu Kota banyak masalah. "Jadi kekecewaan mereka kepada Jokowi memberikan andil besar kepada pilihan warga DKI ke Prabowo. Ini adalah Jokowi effect dalam bentuk lain, yaitu menguntungkan Prabowo," papar Agung, kepada Republika, Rabu (18/6).

Menurut Agung, warga DKI taat konstitusi. Isu Ahok menjadi gubernur DKI bukanlah isu dominan dan tidak bisa dijadikan parameter utama untuk menjelaskan elektabilitas Jokowi yang melorot di DKI. "Saya kira ada fenomena warga Jakarta memilih Prabowo karena kecewa kepada Jokowi," imbuhnya.

Pemilih di Jakarta memiliki taraf pendidikan yang tinggi. Mereka, kata dia, secara ekonomi mapan. Pandangan masyarakat terhadap pilpres mempertimbangkan banyak hal. Tidak sekadar popularitas dan elektabilitas. Mereka juga mempertimbangkan aspek lain untuk memimpin negeri ini.

Agung menyadari, elektabilitas Prabowo memang cenderung meningkat. Sedangkan Jokowi, trennya statis, bahkan cenderung mendapat sentimen negatif dari masyarakat. Hal itu menyebabkan elektabilitas capres nomor urut 2 tersebut semakin tertekan.

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/pe...-pilih-prabowo

PEMBAHASAN TS

Bukannya warga DKI Jakarta tidak mau Jokowi menyalonkan Presiden akan tetapi belum tepat saatnya untuk saat ini mengingat Jakarta lagi-lagi bangganya dengan harapan dan kinerja Jokowi akan menyelesaikan jabatannya selama 5 tahun, tetapi dengan entengnya menghianati amanat warga DKI Jakarta.

Dulu saya sendiri tidak tahu dengan Jokowi justru saya tahu Jokowi di Kaskus ada Kaskuser atau sudah disetting jauh jauh hari yg menceritakan keberhasilan Solo yg Walikotanya cocok untuk jadi Gubernur DKI.Jakarta atau Presiden RI dan disini saya heran dan aneh kok ada-ada saja Walikota kok mimpi mau ke Jakarta seharusnya sesuai tingkatan dan wilayahnya yaitu minimal Gubernur Jawa Tengah lalu Menteri dan Presiden.

Akan tetapi pada saat itu dari beberapa penjuru mempromosikan besar-besaran termasuk media Metro-TV yg memblow-up mobil Esemka besar-besaran, sehingga saya tertarik dan mati-matian mempromosikan juga Jokowi di Kaskus dan ketangga serta teman-teman saya seperti seorang Dewa yg nggak boleh disalahkan dan dijelekan.

Setelah terpilih saya bangga dan cerita ke tetangga bahwa Jokowi bagus, namun lama kelamaan ketidak sukaan saya sebagai warga Jakarta timbul pada saat Jokowi sudah melihatkan kebohongan-kebohongannya yaitu ditanya nyapres jawabnya tidak mikir tidak mikir saya hanya fokus Jakarta sampai selesai 5 tahun kedepan (wah bisa terpilih lagi 2 x gubernur kalau begini), namun bertolak belakang dengan janjinya yg dia ucapkan didepan Al-Quran akan mengemban amanah 5 tahun dan saya nonton sendiri Jokowi berjanji ke warga.

Tetapi saat ini mungkin setan lewat atau mampir ke Tubuh Jokowi atau dibawah tekanan, dimana PDIP memanfaatkan kesempatan ini untuk mendongkrak suara Pemilu 2014 atau juga kerakusan Jokowi akan kekuasaan yg membuat saya sangat kecewa sekali, sehingga saya ini mungkin sebagian besar warga Jakarta yg kecewa akan Jokowi.

Tahun Capres 2009 Saya dulu saja tidak suka dengan Prabowo karena ada Megawatimya / PDIP nya sehingga saya pilih SBY-Boediono yg menang telak dari pasangan Megapro (Megawati-Prabowo), namun kali ini saya akan memberikan suara pada tgl. 9 Juli 2014 di TPS dan saya akan pilih/coblos Nomor 1 (satu) Prabowo-Hatta.....pasti menang.