Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

shantikemAvatar border
TS
shantikem
[PIC] Don't Cry for Me, gang Dolly! Aktivis PDIP paling Terpukul dgn Penutupan Dolly
Na’udzubillaah… ‘Pengajian’ Pendukung PDIP, Menolak Penutupan Lokalisasi pramuriaan DOLLY
13 June 2014


Sejumlah pramuria, germo, dan para pekerja lokalisasi pramuriaan Dolly dan Jarak, Surabaya,menggelar pengajian akbar Kamis (12/6/2014), menolak penutupan lokalisasi. Pengajian tersebut dihadiri pembicara Gus Gendheng disertai iringan gamelan

Para pendukung PDIP mengadakan ‘Pengajian’ untuk Menolak Penutupan Lokalisasi pramuriaan DOLLY Surabaya.

Acara Pengajian untuk Melegalkan pramuriaan…!!! Astagafirullahal Adzim. Pelecehan terhadap Agama !

Inilah contoh kerusakan cara berpikir umat kita, sehingga kemaksiatan diperjuangkan seolah kebaikan..

pramuriaAN hendak dibela lewat forum PENGAJIAN, na’uudzubillaahi min dzaalik..

Semoga semua yang terlibat dalam acara ini diberi kesempatan untuk bertaubat sebelum terlambat…

Demikian berita yang disiarkan FP Syi’ah Bukan IslamJum’at malam (13/6 2014).

Pembicara Gus Gendheng disertai iringan gamelan

Semantara itu beritajatim.com memberitakan, sejumlah PSK, mucikari dan para pekerja lokalisasi Dolly dan Jarak malam ini, Kamis (12/6/2014), menggelar pengajian akbar pro rakyat menyambut bulan suci ramadhan dan menolak penutupan lokalisasi. Pengajian tersebut dihadiri pembicara Gus Gendheng disertai iringan gamelan religi.

Mereka mendirikan panggung besar di pertigaan Dolly-Jarak. Ribuan PSK, mucikari dan beberapa warga turut serta mengikuti pengajian. Hampir semua PSK mengenakan pakaian muslim dan jilbab. Semua wisma dan toko-toko kecil yang membuka lapaknya di sekitar lokalisasi dalam sehari ini tidak beroperasi. Begitupula, akses jalan menuju ke lokalisasi Dolly tutup total. Terlihat pula satuan polisi Polsek Sawahan mengamankan sekitar Girilaya dan Putat Jaya, tulis beritajatim.

Berita itu disusul komentar-komentar, di antaranya ini:

El Zaqi Kebetulan sya kontrak di dekat tempat maksiat ini, dan demi Allah acara ini bener2 ada, sampai menutup jalan utama gang Jarak Lebar selama beberapa hari.. Astaghfirullah..

Al’amira Diana Almumthana kemarin kan ada di berita RCTI, masyarakat Surabaya yg di sekitar lokalisasi dolly mengadakan pengajian,dan membuat aksi protes untuk di tutupnya dolly…aneh banget.!!!,masih banyak kok kerja yg halal…

Kalau memang mengadakan pengajian, seharusnya justru yang mendukung untuk ditutupnya pusat pramuriaan. Dan itu akan dilaksanakan, sebagaimana ditulis komentator lainnya ini:

Anto Dubes Hadirilah!!
“TABLIGH AKBAR DALAM RANGKA PENUTUPAN DOLLY”
Rabu, 18 juni 2014
Jam : 13:00 wib
Tempat : Jl.PEMUDA (Depan Gedung Grahadi) SURABAYA
Pembicara :K.H. Abdus Somad Bukhari (Ketua MUI JAWA TIMUR) juga pimpinan Ormas2 Islam JAWA TIMUR

Harap memakai baju putih dan dilarang membawa senjata tajam atau bahan peledak.
source: http://www.nahimunkar.com/naudzubill...muriaan-dolly/





Inilah Suasana Malam Terakhir Lokalisasi Dolly
(Pandangan mata diliput puluhan media Asing dari Mancanegara)
Selasa, 17-06-2014 21:55


Inilah Suasana Malam Terakhir Lokalisasi Dolly

Surabaya, Aktual.co - Sehari sebelum resmi ditutup oleh Pemerintah Kota Surabaya, Selasa (17/6) malam ini suasana lokalisasi Dolly Surabaya beraktifitas seperti hari-hari biasanya.

Bahkan malam ini lebih banyak pengunjung dibandingkan hari-hari biasanya.

Para PSK sendiri yang berada di wisma-wisma sepanjang gang Dolly juga tidak berpengaruh dengan rencana penutupan besok.

Humas FPL (Front Pekerja Lokalisasi) Aveng, menuturkan, bahwa pada malam ini para PSK juga tidak terlalu mempedulikan hari besok, karena PSK meyakini tidak akan ada penutupan.

Tidak ada rasa khawatir, sebab berhari-hari para koordinator elemen yang menolak, mucikari, dan pemilik wisma selalu meyakinkan pada PSK bahwa Dolly tidak akan tutup.

Beberapa elemen bintang merah yang dibentuk untuk melakukan perlawanan secara mati-matian untuk membubarkan deklari penutupan juga tidak terlihat di sini.

"Kami sudah meyakinkan para PSK agar tetap tenang tidak perlu memikirkan penutupan besok. Sebab sekali lagi saya katakan bahwa besok tidak ada penutupan," ujar Aveng, Selasa (17/6).

Sementara di beberapa sudut sekitar lokalisasi baik Dolly maupun jarak, juga tidak terlihat petugas poliisi berseragam, semuanya difokuskan di Gedung Islamic Center tempat berlangsungnya deklarasi besok, Rabu (18/6).

Diketahui, bahwa penutupan Dolly ini juga menjadi sorotan oleh beberapa media asing. Sedikitnya ada 7 negara dari luar nmegeri yang menurunkan wartwannya untuk meliput di sini.

Dari catatan Front Pekerja Loklaisasi,wartawan asing yang melaporkan ke posko untuk meliput diantaranya, dari Belanda, Jerman, Aljazeera, Prancis, Australia, Inggris dan Amerika Serikat.
http://www.nahimunkar.com/naudzubill...muriaan-dolly/


Demo di Lokalisasi Dolly Disusupi Kampanye Jokowi
Kamis, 1 Mei 2014 13:48 wib


Peserta demo menggunakan pin Jokowi (Foto: Nurul Arifin/Okezone)

SURABAYA - Ada kepentingan politik dalam demo menolak penutupan lokalisasi Dolly yang digagas oleh Forum Pekerka Lokalisasi (FPL). Aksi penolakan penutupan ini ditumpangi kampanye capres PDIP Joko Widodo (Jokowi).

FPL merupakan gabungan dari elemen masyarakat seperti GRB (Gerakan Rakyat Bersatu), Paguyuban Pekerja Lokalisasi (PPL) dan KRI (Kominitas Rakyat Independen). Pantauan Okezone di lokasi, massa menolak penutupan lokalisasi ini menggunakan pin bergambar Capres dari PDIP. Pin berbentuk bundar berlatar belakang merah bertuliskan JK4P ini pun terpambang.

Selain itu, massa pendemo juga menggunakan tanda pengenal ikat pita berwarna merah putih di lengan sebelah kanan. Setidaknya, hampir sebagian besar peserta demo menggunakan Pin tersebut. Tidak ada penjelasan resmi dari kordinator Aksi ini, terkait kampanye tersebut. Namun, salah satu peserta mengaku sebelum aksi ini digelar ada yang bagi-bagi Pin kepada para peserta.

"Saya tidak tahu siapa yang bagi. Tadi sebelum aksi dibagikan pin ini kepada para peserta demo," kata salah satu mucikari yang ikut dalam demo tolak lokalisasi, Kamis (1/5/2014).

Menurut dia, hanya pin saja yang dibagikan. Makanya, saat ini para peserta demo menggunakan Pin bergambar Jokowi. Massa melakukan long march menuju Jalan Gubernur Suryo di depan gedung negara Grahadi. Mereka meriakkan yel-yel penolakan penutupan lokalisasi Dolly.
http://surabaya.okezone.com/read/201...ampanye-jokowi

DPRD Dukung Risma Tutup Dolly, PDIP tidak Setuju
Jumat, 23 Mei 2014, 20:58 WIB


Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, mengangkat penghargaan Adipura di tahun sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya, menilai perbedaan pendapat penutupan lokalisasi Dolly yang terjadi antara Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana merupakan hal yang biasa. Risma diminta supaya tidak goyah dan menutup Dolly sesuai jadwal yaitu pada 19 Juni 2014.

Ketua DPRD Surabaya M Machmud mengaku, sudah berkomunikasi dengan Risma mengenai penutupan Dolly. Pada prinsipnya, DPRD sebagai partner Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mendukung penuh penutupan Dolly.

"Lokalisasi Dolly harus dilawan dan tidak boleh dibuka kembali. Meskipun saya tahu Bu Risma tidak ikut membuka, tetapi harus ikut menutup Dolly," katanya di gedung DPRD Surabaya, Jumat (23/5).

Terlebih, dia melanjutkan, penutupan Dolly sudah diumumkan oleh Gubernur Jatim Soekarwo, hingga Risma sendiri pada 19 Juni 2014. Jadi semuanya harus sesuai sebagaimana tenggat waktu yang telah ditetapkan.

Mengenai beda pendapat penutupan Dolly yang terjadi antara Risma dan Wisnu, Machmud menyebutnya itu merupakan hal yang biasa. Menurutnya, pro dan kontra maupun gejolak biasa terjadi dalam setiap persoalan. Namun pihaknya sudah menyampaikan dukungan moril yang disampaikan secara lisan kepada Risma supaya menghadapi semua tantangan.

"Baik itu tantangan dari internal Pemerintah Kota Surabaya maupun dari warga Dolly sendiri," ujarnya.

Keputusan Risma yang ingin menutup lokalisasi terbesar di Asia Tenggara itu mendapat penolakan dari parpol yang mengusungnya di Pilwakot Surabaya 2010 lalu. Wisnu Sakti yang berstatus ketua DPC PDIP Surabaya menolak penutupan Dolly, dengan meminta pengunduran waktu.
http://www.republika.co.id/berita/na...p-tidak-setuju

Malam Terakhir di Gang Dolly,
Discount 75% untuk Semua Umur dan Kelas pramuria?



Spoiler for Suasana gang Dolly, tempat pramuriaan terbesar di Asia Tenggara:


Wisnu 'Sang Pahlawan Dolly':
PDIP Ancam Kerahkan Massa Jika Tutup Dolly!
24 Mei 2014 18:36 wib



Wisnu Sakti Buana Sang Pahlawan Dolly, dia sebenarnya adalah orang nomor 2 di Surabaya, menjabat Wakil Walikota (Wakilnya Walikota Risma). Jabatannya merangkap Ketua DPC PDIP Kota Surabaya

SURABAYA (voa-islam.com) - Tekad Walikota Surabaya, Tri Rismaharini menutup lokalisasi Gang Dolly, mendapat tantangan dari Wakil Walikota Surabaya, Wisnu Sakti Buana. Kedua politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu berbeda sikap.

Sejak awal, Wisnu Sakti Buana menegaskan bahwa penolakan penutupan Gang Dolly merupakan konsep PDI-P dalam melihat realitas sosial prostitusi di lokalisasi Dolly. Ketua DPC PDI-P Kota Surabaya itu mengatakan, sejak Surabaya dipimpin Bambang Dwi Hartono (Wali Kota sebelum Tri Rismaharini), PDI-P tidak pernah memiliki rencana menutup Dolly. “Kami tidak pernah memiliki rencana menutup Dolly, yang ada hanya pembatasan PSK dan pembatasan aktivitas prostitusi,” kata Wisnu seperti dikutip Kompas (13/05).

Wisnu mengatakan, PDI-P sebagai partai yang berbasis “wong cilik” sangat sadar, secara ekonomi puluhan ribu warga sudah sangat bergantung pada aktivitas lokalisasi di Dolly. Fakta itu sudah berlangsung puluhan tahun sejak Dolly ada sekitar tahun 1966.

Wakil Wali Kota Surabaya itu pun menyerang atasannya, yakni Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Ia menyebut Risma arogan, karena menargetkan penutupan lokalisasi Dolly, tetap pada 19 Juni 2014. Jika pemkot Surabaya tetap akan melakukan penutupan lokalisasi Dolly pada 19 Juni 2014, maka besar kemungkian akan chaos (timbul kekacauan) karena secara tegas Wawalikota Surabaya, Whisnu Sakti Buana, menyatakan dirinya bersama kader akan siap berada di posisi warga sekitar Dolly yang terdampak.

Wakil Walikota Surabaya ini rupanya tidak main-main atas pernyataannya yang akan membela tempat pramuriaan yang dikenal bernama Dolly, jika pemkot Surabaya benar-benar akan melakukan penutupan pada 19 Juni 2014, karena himbauan penundaan yang dilontarkannya merupakan keputusan partai.

“Soal Dolly adalah prinsip, karena menyangkut hajat orang banyak, maka sikap saya dan partai (PDIP) tegas agar pemkot Surabaya terlebih dahulu mengajak bicara warga kota Surabaya asli yang terdampak, karena PSK dan Mucikari disana seratus persen bukan warga kota Surabaya,” ucap Wisnu Sakti.

Ditanya apakah hal itu berarti seluruh kader PDIP kota Surabaya akan turut terjunkan untuk membantu warga sekitar Dolly, Wisnu mengaku bahwa melakukan pembelaan kepada masyarakat merupakan program partai yang multak harus dijalankan oleh kader. “Itu sudah jelas, karena merupakan program partai yang harus di laksanakan,” tegas Wisnu.

Wisnu juga menyatakan bahwa dirinya bersama kader partai akan siap berada dibarisan warga kota Surabaya sekitar lokalisasi gang Dolly yang terdampak, jika pemkot Surabaya memaksakan program penutupannya pada tanggal 19 Juni mendatang. “Ya kita lihat saja nanti, karena kami tidak akan tinggal diam, dan saya bersama kader PDIP akan berada disana bersama warga setempat,” tegasnya.

Orang nomor dua di Surabaya ini menilai, penutupan tempat maksiat (prostitusi) terbesar se-Asia Tenggara tersebut merupakan tindakan keliru. Pasalnya, penutupan akan merugikan warga Surabaya yang selama ini menggantungkan hidupnya dari penghasilan haram.

Mantan wakil ketua DPRD Surabaya ini menegaskan, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemkot Surabaya tidak pernah secara serius melakukan sosialisasi ke warga terkait penutupan tempat haram terbesar se-Asia Tenggara ini. “Selama ini pemkot terkesan sangat arogan. Ini (Dolly) ditarget tutup. Padahal program yang dilakukan pemerintah itu apa,” katanya.

Sebelumnya target waktu penutupan Gang Dolly sebelum Ramadhan dilontarkan oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada akhir tahun lalu, dan kembali ditegaskan pada April 2014. “Bulan puasa nanti, di Surabaya harus sudah tidak ada tempat seperti itu (lokalisasi), pokoknya kita dorong terus agar tepat waktu,” tegas Risma.

Agar program penutupan Dolly mulus dan tepat waktu, Risma koordinasi secara intens dengan Kementerian Sosial (Kemensos). Dia mengakui menutup lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara itu bukan perkara mudah lantaran harus memikirkan dampak dari segi ekonomis.

Sementara itu, sebanyak 58 Ormas Islam yang tergabung dalam Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jawa Timur, mendatangi Tri Rismaharini ke Balai Kota Surabaya, Rabu 14 Mei 2014.


Dukungan ormas Islam ke Risma

Ormas-ormas Islam tersebut diantaranya Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur, Muhammadiyah Jawa Timur, Hidayatullah Jawa Timur, Perhimpunan Al Irsyad Jawa Timur, Dewan Masjid Indonesia Jawa Timur, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jawa Timur, FPI Jawa Timur, Persatuan Islam (Persis) Jawa Timur, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jawa Timur dan lainnya.
Sebanyak 58 ormas Islam yang tergabung dalam Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jawa Timur dan berada di bawah naungan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, mengunjungi Walikota Surabaya, Tri Rismaharini di ruang kerjanya, Rabu 14 Mei 2014, guna menyampaikan pernyataan sikap dukungan.

Sebanyak 58 ormas Islam yang tergabung dalam Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jawa Timur dan berada di bawah naungan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, mengunjungi Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, Rabu 14 Mei 2014, guna menyampaikan pernyataan sikap dukungan.

Di bawah komando Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, mereka mendukung rencana Risma menutup Dolly, dan siap memback-up penuh rencana penutupan lokalisasi itu. “Pokoknya kita berada di belakang Ibu Risma. Pada intinya, 58 Ormas Islam di Jawa Timur tetap mendukung rencana wali kota menutup tempat tempat prostitusi, khususnya Gang Dolly pada 19 Juni atau 10 hari sebelum bulan Ramadhan tahun ini. Kami harap tidak ada perubahan,” terang Sekretaris MUI Jawa Timur, M Yunus di balai kota.

Bila mereka tetap memaksa, masyarakat yang tergabung dalam organisasi NU juga cukup banyak. Mereka siap turun ke lapangan untuk membantu pemerintah dalam memerangi kemaksiatan di masyarakat. Tapi, Mutawakkil meminta sebisa-bisanya jangan sampai ada pengerahan massa. ”Semua ada jalurnya, makanya aparat harus tegas,” tutur dia.

Dibagian lain, Febria Rachmanita, Kadinkes Surabaya, mengatakan, jumlah rakyat di komplek Dolly yang terkena HIV jumlahnya sudah mencapai 300 orang lebih. Mengapa Dolly tidak boleh ditutup?
http://www.voa-islam.com/read/indone....aZzmASjr.dpbs

-----------------------------

Urusan syahwat memang berat bagi orang-orang yang sukanya maksiyat dan makan uang dari industri lendir seperti di Gang Dolly itu. Diperlukan bukan sekedar revolusi mental, yaitu merubah kebiasaan molimo yang masih marak dui tengah rakyat kita. Bahkan pemimpin yang masih suka 'molimo' pun, kini terang-terangan memproklamirkan dirinya sebagai pembela wanita pemuas syahwat itu, dengan alasan pri-kemanusiaan. Mental apa ini?



emoticon-Matabelo
Diubah oleh shantikem 18-06-2014 01:19
0
18.7K
112
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.