Kisah Inspiratif: Saat Revolusi Perancis sedang berlangsung, kondisi masyarakat memang belum stabil sehingga kekacauan terjadi di mana-mana. Banyak keadilan yang tidak ditegakkan dengan baik, sehingga rakyat jelata banyak yang jadi korban.

Di masa itu, tersebutlah seorang wanita bernama Madame Saintmaraule yang sehari-harinya tinggal bersama dua anaknya, laki-laki dan perempuan dalam kehidupan yang serba sederhana. Anak perempuannya mulai menginjak usia remaja, sedangkan anak laki-lakinya masih belum genap lima tahun. Usia yang sedang manja-manjanya untuk ukuran anak laki-laki.

Suatu hari, rumah kecil mereka mendadak dikepung oleh tentara Perancis dan mereka dibawa ke penjara tanpa tahu apa kesalahan mereka. Ketiga orang itu hanya bisa pasrah karena memang tak ada yang bisa mereka lalukan selain menyerah. Ketiganya dijebloskan ke dalam penjara, dengan alasan telah melakukan perlawanan pada pemerintah.

Baca jug Kisah Hidup Seekor Anjing Yang Suka Mengejar Mobil

Beberapa hari kemudian, ketiganya diadili dan dinyatakan bersalah. Sementara Madame Saintmaraule dan anak perempuannya mendapat hukuman mati, sang bocah laki-laki dibebaskan karena dianggap tidak tahu apa-apa. Tentu saja hal ini membuat ketiganya sangat terkejut. Namun tiba-tiba di anak laki-laki memberikan pernyataan yang sangat mengejutkan.

“Apa? Apakah aku akan dipisahkan dengan ibuku? Tidak bisa! Aku tidak mau, lebih baik bunuh saja aku. Aku tak mungkin bisa hidup tanpa ibuku,” ungkapnya. Tentu saja semua orang terkejut karena pernyataan itu datang dari mulut seorang balita.

Namun hal ini ternyata sama sekali tak membuat hakim luluh. Pernyataaan ini justru dianggap sebagai perlawanan pada hukum. Akhirnya, hakim pun memutuskan untuk menghukum mati bocah tersebut bersama ibu dan kakaknya. Bersama, sembari bergandengan tangan dan saling menguatkan, ketiganya pun berjalan mantap menghadapi hukuman mati yang telah menunggu mereka.
Baca juga kisah inspirasi lainnya disini