citox.Avatar border
TS
citox.
Tanggapan Abraham Samad Tentang Kebocoran Rp 7.200 Triliun ... ai don ting abot det?
Tanggapan Abraham Samad Tentang Kebocoran Rp 7.200 Triliun
Tue, 17/06/2014 - 09:51 WIB

JAKARTA, RIMANEWS — Prabowo Subianto dalam debat calon presiden melawan Joko Widodo sempat mengutip Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad, bahwa kebocoran anggaran mencapai Rp 7.200 triliun. Jumlah itu lebih besar dari angka yang dipegang oleh tim sukses pasangan capres-cawapres nomor 1 itu, yaitu sebesar Rp 1.000 triliun.

Akan tetapi, setelah pernyataan kebocoran anggaran Rp 7.200 triliun muncul, muncullah polemik. Ada yang menyebut angka itu tidak masuk akal karena terlalu besar, dan ada yang menyatakan Prabowo dinilai tak paham masalah itu. Tim sukses pasangan Prabowo-Hatta buru-buru memberikan klarifikasi mengenai angka yang disebutkan Prabowo tersebut.

Lantas, apakah memang demikian pernyataan Abraham Samad? Bahwa kebocoran anggaran mencapai Rp 7.200 triliun?

Saat memberikan materi dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDI Perjuangan di Hotel Ecopark, Ancol, Jakarta, Sabtu (7/9/2013), Samad menyebutkan bahwa banyak kebijakan impor yang tak jelas.

Selain itu, Samad juga menyoroti lemahnya regulasi untuk melindungi sumber daya energi Indonesia. Ia mengatakan, dari 45 blok minyak dan gas (migas) yang saat ini beroperasi di Indonesia, sekitar 70 persen di antaranya dikuasai oleh kepemilikan asing. Kondisi semakin parah karena banyak pengusaha tambang di Indonesia yang tak membayar pajak dan royalti kepada negara.

Dalam perhitungan KPK, potensi pendapatan negara sebesar Rp 7.200 triliun hilang setiap tahun karena penyelewengan tersebut. Bila ditotal, kata Samad, pajak dan royalti yang dibayarkan dari blok migas, batubara, dan nikel pada setiap tahunnya dapat mencapai Rp 20.000 triliun.

Namun, pendapatan sebesar itu tergerus karena pemerintah tidak tegas dalam regulasi dan kebijakan.

"Bila dibagi ke seluruh rakyat, maka pendapatan rakyat Indonesia per bulan bisa mencapai Rp 20 juta," ujarnya saat itu.

Tanggapan Hatta Rajasa

Calon wakil presiden nomor urut 1 yang berpasangan dengan capres Prabowo Subianto, Hatta Rajasa, mengatakan, ada dua esensi yang ingin disampaikan capres Prabowo Subianto saat berbicara mengenai kebocoran uang negara Rp 1.000 triliun.

"Pertama, pendapatan negara harus ditingkatkan dengan peningkatan pertumbuhan," kata Hatta seusai Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) III Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) di Pondok Gede, Jakarta Timur, Senin (16/6/2014).

Hatta menjelaskan, selama ini pertumbuhan ekonomi masih terlalu berpusat di Pulau Jawa sehingga ada kesan bahwa tidak terjadi pemerataan pertumbuhan ekonomi. "Harus membangun kawasan berpotensi investasi yang baru sehingga pertumbuhan tidak terkonsentrasi di Jawa, tetapi juga menyebar ke pusat pertumbuhan baru," katanya.

Kedua, pendapatan negara dapat bertambah dengan mencegah terjadinya kebocoran. Ia mencontohkan, dalam hal pengelolaan sumber daya alam, pemerintah harus berupaya maksimal untuk meminimalisasi terjadinya penyelundupan sumber daya alam (SDA).

"Terjadinya penyelundupan, itu semua menjadi potensi yang hilang karena tidak baiknya dalam menjaga aset negara," katanya.

Sebelumnya, Prabowo berjanji akan menutup kebocoran negara atau kehilangan kekayaan negara yang angkanya diprediksi mencapai Rp 1.000 triliun per tahun. Prabowo mengatakan, Indonesia bisa menjadi negara yang kuat jika bisa menguasai kekayaan sendiri dan tidak membiarkan kekayaan negara mengalir ke luar negeri.

"Tim pakar kami gunakan angka Rp 1.000 triliun yang hilang. Rp 1.000 triliun saja sudah fantastis, di sinilah rencana kami, Prabowo dan Hatta, untuk mengamankan. Jika kami terima mandat nanti, ini sasaran kami ingin tutup kebocoran Rp 1.000 triliun itu," kata Prabowo dalam acara debat capres-cawapres di Hotel Gran Melia, Jakarta, Minggu malam.

Tanggapan Faizal Basri

Ekonom dari Universitas Indonesia, Faisal Basri, menyayangkan soal data kebocoran anggaran yang dikutip calon presiden nomor urut satu, Prabowo Subianto, dari Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi.

"Kalau Rp 7.200 triliun bukan kebocoran. Itu bendungan bobol atau tsunami yang membuat banjir publik Indonesia," kata dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu saat ditemui di Jakarta, Senin (16/6/2014).

Dia mengatakan, APBN Indonesia saja hanya Rp 1.800 triliun, sementara produk domestik bruto tak lebih dari Rp 10.000 triliun. "Jadi kalaupun bocor kan pasti kelihatan ke mana. Maka banjirlah negara ini karena yang bocor 70 persen dari kuenya," katanya lagi.

Faisal lalu membandingkan Prabowo Subianto dengan Professor Soemitro Djojohadikoesoemo, ayah Prabowo. "Jadi tolonglah kalau bicara agak terkendali. Kalau ayahnya Pak Prabowo, Prof Soemitro, dulu bilang kebocorannya 30 persen, make sense," katanya.

"Jadi jangan berbohonglah. Namun, yang berbohong kan Abraham Samad ya. Ya Abraham Samad jangan ngomong seperti itulah. Berantas saja korupsi. Ini kan bukan domain dia," ujarnya.

Faisal pun menyarankan, jika lain waktu Prabowo ingin mengutip data atau angka-angka yang berkaitan dengan perekonomian negara, maka sumbernya harus jelas, dan jelas pula argumentasinya. "Jangan bluffing begitu," ucapnya.

Sebelumnya, dalam putaran kedua debat capres-cawapres yang bertemakan "Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat", Prabowo Subianto mengutip Abraham Samad yang menyebut kebocoran negara hingga Rp 7.200 triliun, meskipun setelahnya dia bilang akan menutup kebocoran yang sebesar Rp 1.000-an triliun.

Pernyataan Prabowo ini juga disayangkan oleh pakar ekonomi Universitas Gadjah Mada, Tony Prasetyantono. Tony, kepada Kompas.com, mengatakan bahwa angka yang disebut Prabowo "menggelikan".
http://www.rimanews.com/read/2014061...p-7200-triliun

Kebocoran di Sektor Tambang saja bisa mencapai Rp 20.000 triliun:
KPK: Tanpa Korupsi, Penghasilan Rakyat Indonesia Rp 30 Juta Per Bulan
Senin, 21/10/2013 19:10 WIB


Abraham Samad

Ketua KPK Abraham Samad Jakarta - Ketua KPK Abraham Samad mengatakan salah satu penyebab kemiskinan adalah korupsi. Menurut perhitungannya, jika tidak ada korupsi, pendapatan per kapita masyarakat Indonesia mencapai puluhan juta rupiah per bulan.

Dari sektor migas saja, menurutnya hampir 50% perusahan tambang di Indonesia itu tidak membayar royalti ke pemerintah. Angka tersebut jika dirupiahkan mencapai Rp 20 ribu triliun.

"Coba dibagi dengan 241 juta jiwa. Maka kita akan menemukan angka pendapatan terendah adalah Rp 30 juta per bulan," kata Abraham Samad dalam dialog kebangsaan di depan puluhan ribu buruh di Istora, Senayan, Jakarta, Senin (21/10/2013).

Ironisnnya menurut Samad, para pengusaha itu bukan tanpa alasan tidak membayar royalti ke pemerintah. Mereka justru menghabiskan uangnya lebih banyak untuk menyuap oknum aparat.

"Pernah saya tanyakan ke pengusaha tambang, kenapa tidak bayar royalti. Ternyata karena uang mereka yang keluar lebih besar dari pada royalti untuk suap oknum aparatur pemerintah," tuturnya.

Ia meminta agar KPK diberi kesempatan untuk membereskan segala macam tindak kejahatan korupsi. Sehingga sumber daya alam dan energi yang ada di Indonesia dapat dinikmati oleh seluruh rakyat.

"Oleh karena itu saya mengajak kaum buruh untuk tetap bersatu menjaga kekayaan negeri ini supaya tidak lagi dirampok penguasa dan pengusaha hitam," pungkas Samad.
http://news.detik.com/read/2013/10/2...juta-per-bulan

Prabowo Janji Tutup Kebocoran Uang Negara Rp 1.000 Triliun
Minggu, 15 Juni 2014 | 20:29 WIB


Capres nomor urut satu dan dua Joko Widodo dan Prabowo Subianto mengapit Ketua KPU Husni Kamil Malik dalam debat kandidat di Jakarta selatan Minggu (15/6/2014) malam.

JAKARTA, KOMPAS.com — Calon presiden Prabowo Subianto berjanji akan menutup kebocoran negara atau kehilangan kekayaan negara yang angkanya diprediksi mencapai Rp 1.000 triliun per tahun. Prabowo mengatakan, Indonesia bisa menjadi negara yang kuat jika bisa menguasai kekayaan sendiri dan tidak membiarkan kekayaan negara mengalir ke luar negeri.

"Tim pakar kami gunakan angka Rp 1.000 triliun yang hilang. Rp 1.000 triliun saja sudah fantastis, di sinilah rencana kami, Prabowo dan Hatta, untuk mengamankan. Jika kami terima mandat nanti, ini sasaran kami ingin tutup kebocoran Rp 1.000 triliun itu," kata Prabowo dalam acara debat capres-cawapres di Hotel Gran Melia, Jakarta, Minggu (15/6/2014). Tema debat kali ini mengenai "Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial".

Prabowo mengatakan, menurut Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, kekayaan negara yang hilang setiap tahunnya sekitar Rp 7.200  triliun. Menurut dia, uang negara yang hilang tersebut bisa menjadi modal untuk memberikan kemakmuran kepada masyarakat. "Pendidikan gratis, kesehatan gratis, masalahnya dari mana uangnya? Dari mana sumber daya untuk kita pakai?" ucap Prabowo.

Dia pun berjanji akan mengalirkan uang dari kota ke desa, bukan sebaliknya. Prabowo dan Hatta berjanji akan mengalokasikan Rp 1 miliar ke setiap desa setiap tahunnya. Dia juga berjanji akan meminimalkan korupsi APBN, menaikkan penghasilan dua setengah kali lipat, menambah sawah, menambah jalan, menambah jalur kereta api, menambah bank untuk petani, melayan, bank koperasi, dan lembaga tabungan haji
http://nasional.kompas.com/read/2014....1.000.Triliun

Johan Budi:
Soal Kebocoran Uang Negara (Rp 7.200 triliun), itu Analisis Ketua KPK
16 Juni 2014 19:02 wib


Juru Bicara KPK Johan Budi

Metrotvnews.com, Jakarta: Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi Johan Budi tidak membantah bahwa Abraham Samad selaku Ketua KPK memang pernah mengeluarkan pernyataan perihal kebocoran uang negara. Tetapi Johan memastikan pernyataan itu baru sebatas potensi, bukanlah kajian empiris.

"Pernyataan pimpinan KPK yang pernah dilontarkan itu merujuk potensi. Jadi itu analisis Pak Abraham. Belum ada kajian empiris yang menyebut kebocoran anggaran sampai Rp 7.200 triliun," ujar Johan di Kantor KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (16/6/2014).

Menurut Johan, KPK hingga kini belum mengeluarkan data resmi perihal kebocoran uang negara. "Kita tidak sampaikan itu sebagai data resmi kami. Sampai saat ini pun belum ada," tandas Johan.

Sebelumnya, calon presiden Prabowo Subianto berjanji akan menutup kebocoran uang negara atau kehilangan kekayaan negara yang angkanya diprediksi mencapai Rp 1.000 triliun per tahun.

Hal ini dikatakan Prabowo dengan mengutip pernyataan Ketua KPK Abraham Samad yang mengatakan bahwa kekayaan negara yang hilang setiap tahunnya sekitar Rp 7.200 triliun.
http://ekonomi.metrotvnews.com/read/...isis-ketua-kpk

---------------------------------

Jadi Pejabat Tinggi itu, yang dipegang rakyat adalah omongannya. Lhaaa kalau ternyata omongannya celometan, asal 'njeplak, bikin rakyat bingung, dikutip media dan disebarkan ke seluruh dunia analisa dan pandangannya, apa itu juga dianggap hal sepele saja yang dengan mudah di ralat?


emoticon-Berduka (S)
0
2.8K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.6KThread40.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.