Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

yinluckAvatar border
TS
yinluck
Jokowi maksa 2 anak saja? China saja hapuskan KB-nya. Banyak anak, Banyak Rezekilah!
Minggu, 15/06/2014 21:01 WIB
Debat Capres: Sambil 'Salam Dua Jari', Jokowi: Dua Anak Cukup

Jakarta - Capres nomor urut dua Joko Widodo punya cara tersendiri untuk menyelipkan 'kampanye' di debat capres. Saat ditanya cara mengatasi lonjakan penduduk, Jokowi pun melempar 'salam dua jari' yang merupakan ikonnya.

"BKKBN dihidupkan dan diaktifkan kembali sehingga mereka berkampanye untuk masalah kelahiran, pertumbuhan penduduknya lagi," kata Jokowi di debat capres di Hotel Gran Melia, Kuningan, Jakarta, Minggu (15/6/2014) malam.

Jokowi menuturkan kampanye dua anak cukup perlu dari masyarakat bawah. "Kampanye dimulai dari bawah lagi sehingga masyarakat sadar bahwa dua, dua anak itu cukup, dua anak itu cukup," kata Jokowi sambil mengangkat dua jari seperti salam dua jari.

Jokowi yakin jika masyarakat menyadari hal itu maka pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan. "BKKBN sebagai institusi yang membidangi itu harus diperkuat lagi, dua, dua anak itu cukup," kata Jokowi yang mengenakan jas hitam dan dasi merah ini lagi-lagi memberi 'salam dua jari' ke penonton.
http://news.detik.com/pemilu2014/rea...-cukup?9911012

China Hapus Kebijakan Satu Anak
Sabtu, 16 November 2013, 12:45 WIB

Bisnis.com, BEIJING - China akan melonggarkan kebijakan "satu anak" yang kontroversiali, demikian pemberitaan media pemerintah, setelah beberapa hari rapat para pucuk piminan Partai Komunis.

Pasangan suami istri akan diperbolehkan memiliki 2 anak jika salah satu orangtuanya adalah anak tunggal, lapor kantor berita pemerintah, Xinhua, mengutip "keputusan penting" yang dibuat para pemimpin dalam pertemuan pekan ini yang dikenal sebagai Sidang ketiga.

Kebijakan itu satu anak ditetapkan pada akhir 1970an, dengan penerapan izin, denda dan pada beberapa kasus ada pemaksaan sterilisasi termasuk pengguguran kandungan, sehingga menimbulkan reaksi keras.

Para pengritik mengemukakan bahwa kebijakan tersebut menyebabkan ketidakseimbangan gender di China, karena pengguguran kandungan berdasarkan jenis kelamin janin menjadi perbuatan yang lumrah.

Sekitar 118 bayi laki-laki lahir di antara rata-rata 100 bayi perempuan pada 2002, sementara itu bayi-bayi perempuan yang ditelantarkan atau dibunuh banyak dilaporkan.

Kebijakan kelahiran itu akan disesuaikan dan ditingkatkan setahap demi setahap untuk mencapai 'keseimbangan pembangunan jangka panjang terhadap kependudukan di China.

Hukum saat ini sangat membatasi pasangan untuk hanya memiliki satu anak, dan hanya ada satu perkecualian untuk mempunyai anak kedua jika kedua orangtuanya adalah anak tunggal.

Perkecualian lain diberikan pada orang dari suku-suku kecil dan petani jika anak pertamanya adalah perempuan.

Meskipun disebut memberi kelonggaran dalam kebijakan Keluarga Berencana dan desas-desus mengenai reformasi, petugas China masih mendesak bahwa kebijakan itu masih diperlukan dengan mengatakan bahwa ancaman kelebihan penduduk masih terjadi pada pembangunan negara.

Pada waktu bersamaan, petugas sensus penduduk pada awal tahun ini mengingatkan bahwa penduduk usia kerja mulai menurun untuk pertamakalinya dalam dasawarsa ini, yaitu turun 3,45% menjadi 937 juta pada 2012.

Penurunan itu menimbulkan kecemasan mengenai bagaimana negara dapat melayani 194 juta warga lansia yang kini menduduki 14,3% dari seluruh jumlah penduduk, hampir tiga kali lipat naik sejak 1982.

"Bagi generasi tua, hidup menjadi semakin berat," kata Sun Wenguang, seorang pensiunan akademisi dari Universitas Shandong kepada AFP awal tahun ini.

Kebanyakan anak tunggal dewasa ini menghadapi beban menangggung tugas merawat dua orangtua serta empat kakek-nenek di dalam tatanan masyarakat yang masih merawat sendiri para lansia.
http://news.bisnis.com/read/20131116...kan-satu-anak-

Indonesia bakal geser BRIC jadi negara kekuatan ekonomi baru
Jumat, 10 Januari 2014 10:00

Merdeka.com - Menteri Keuangan Chatib Basri mengaku dalam perbincangannya dengan Jim O'Neill menyimpulkan Indonesia akan menjadi negara kekuatan ekonomi baru. Jim O'Neill merupakan ekonom Inggris yang juga merupakan mantan eksekutif Goldman Sachs periode 2001.

Dalam kajian Jim teranyar, Indonesia menjadi salah satu negara yang berpotensi jadi kekuatan ekonomi baru bersama 3 negara lain dengan istilah 'MINT'. MINT adalah singkatan dari Meksiko, Indonesia, Nigeria, Turki.

"Dia wawancara saya kemarin, Indonesia bagus di situ. Berarti MINT itu kan bisa menjadi sangat potensial," ucap Chatib di Bappenas, Jakarta, Kamis (9/1) malam.

Jim O'Neill adalah orang yang juga memperkenalkan istilah 'BRIC' yaitu Brazil, Rusia, India dan China. Empat negara ini, di waktu itu, menjadi kekuatan ekonomi baru sekaligus memberi pengaruh bagi perekonomian dunia.

Dalam kajiannya sekarang, Jim O'Neill mengatakan 'MINT' akan menjadi raksasa dunia dalam waktu 30-40 tahun ke depan. Dasar pemikirannya adalah banyaknya populasi muda angkatan kerja dari empat negara tersebut. Kemudian, posisi negara yang sangat strategis serta SDM melimpah.

"Dia (Jim O'Neill) bilang di Asia Tenggara Indonesia paling potensial, Jim bahkan tidak khawatir dengan tappering off. Dia bilang ini jangka pendek," ucap Chatib.

Meski demikian, Chatib tidak senang begitu saja karena masih banyak pekerjaan rumah pemerintah untuk mengejar cita-cita seperti kajian Jim O'Neill. "PR kita infrastruktur lah, harus dibenahi," tutupnya.
http://www.merdeka.com/uang/indonesi...nomi-baru.html

--------------------------------

Punya penduduk besar bukan berarti bencana, tapi bisa menjadi berkah! Lihat saja saat ini, negara-negara BRICS (India, Brazilia, China ) adalah negeri dengan penduduk besar. Uni-Eropa, setelah mereka bergabung dengan jumlah penduduk mendekati 400 juta, justru menyebabkan GNP negara itu bertambah besar dan pendapatan penduduknya naik. Begitu juga AS, dengan jumlah penduduk nomor 3 di dunia. Indonesia ada di nomor 4. Ternyata betul sekali apa yang dikatakan nenek moyang kita dulu bahwa penduduk besar (banyak anak) akan menambah rezeki semakin banyak pula (di ukur antara lain dari besaran GNP yang semakin besar). Penduduk Indonesia yang semakin besar di masa depan, ternyata tidak membuat negara kita semakin miskin, bahkan banyak pakar yang meramalkan ekonomi Indonesia akan semakin maju dan kaya-raya, sejajar dengan negara besar lainnya di AS, Eropa Barat dan Asia Timur.
.
Diubah oleh yinluck 15-06-2014 14:53
0
4.2K
55
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.5KThread41.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.