Dibanding 2009, Pemilu 2014 Lebih Ramai Black Campaign-nya
JAKARTA – Indonesia Research Centre (IRC) menemukan peningkatan kampanye negatif dan kampanye hitam dalam Pemilihan Presiden 2014. Kampanye ini menimpa kedua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Dibandingkan pemilu sebelumnya pada 2009, sebagian besar warga menilai jumlah berita-berita yang dapat menurunkan jumlah pemilih masing-masing capres meningkat," kata Humas IRC, Yunita Mandolang, dalam siaran pers yang diterima Okezone, Rabu (11/6/2014).
Menurut Yunita, meningkatnya pemberitaan yang sifatnya negatif ditunjang maraknya penggunaan media sosial seperti Facebook dan Twitter. Sejak beberapa tahun terakhir, akun-akun anonim Twitter digunakan sebagai sarana untuk melakukan serangan-serangan terhadap pihak-pihak tertentu, khususnya dalam momentum politik seperti pemilu.
"Baik pendukung pasangan capres Jokowi-JK maupun Prabowo-Hatta sama-sama mengeluhkan banyaknya berita-berita negatif tentang masing-masing calon yang akan dipilihnya. Meski pemilih Prabowo-Hatta cenderung merasakan lebih banyak menerima berita-berita negatif," kata Yunita.
Berdasarkan survei IRC, 65,4 persen warga yang berencana memilih Jokowi-JK mengatakan pernah mendengar berita-berita negatif tentang Jokowi-JK, dan hanya 34,6 persen yang mengatakan tidak pernah. Di sisi pemilih Prabowo-Hatta, sebanyak 66,2 persen pernah mendengar dan 33,8 persen tidak pernah mendengar.
"Artinya, jumlah pemberitaan yang bersifat negatif relatif berimbang menimpa kedua kubu, bukan monopoli salah satu pasangan capres saja," kata Yunita.
SUMBER............