Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mashakoAvatar border
TS
mashako
Banyak Jenderal (P) yg Sirik & Sakit Hati gara2 Prabowo Nyapres. Saling Hujatlah!
Petinggi TNI Sakit Hati Gara-Gara Pilpres, Para Senior Saling Membuka Aib TNI
Tue, 10/06/2014 - 23:24 WIB

RIMANEWS – Sejumlah purnawirawan jenderal TNI terlibat aksi dukung mendukung capres dan cawapres pada pilpres tahun ini. Sebut saja Jenderal (Purn) Luhut Binsar Panjaitan dan Jenderal TNI ( Purn) Hendropriyono yang mendukung Jokowi-JK. Secara politik, mereka berseberangan dengan mantan Danjen Kopassus Prabowo Subianto yang mencalonkan diri sebagai calon presiden dengan menggandeng Hatta Rajasa.

Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Eko Wiratmoko pun ikut bersuara dan mengaku prihatin terhadap sejumlah seniornya yang saling menghujat untuk kepentingan politik Pilpres 2014. Dia mengaku sakit hati karena sejumlah senior tersebut saling membuka aib TNI.

"Mereka senior-senior saya sepertinya lupa apa yang disampaikan kepada kami dulu bahwa kami harus punya jiwa korsa. Satu sakit, semua ikut sakit," katanya, Senin (9/6/2014).

Justru sekarang, kata Eko, mereka saling menghujat dan membuka aib masing-masing. "Sakit hati saya mendengar mereka saling hujat dan buka aib di tubuh TNI," ungkapnya.

Dia berharap, masyarakat di bawah tidak terpancing dengan iklim panas politik pilpres saat ini agar suara di masyarakat bawah, khususnya di tubuh TNI, tetap kondusif dan netral. "Hentikan saling hujat, mari kita saling memuji dan menghargai," ujarnya.
http://www.rimanews.com/read/2014061...embuka-aib-tni

Bocornya Surat DKP, Ada Para Purnawirawan Militer Tertentu Yang Ingin Prabowo Hancur
Wed, 11/06/2014 - 09:27

RIMANEWS- Mantan Kasum TNI Letjen (Purn) Suryo Prabowo menegaskan tidak ada kata pemecatan di surat Keputusan Presiden nomor 62/ABRI/1998.
“Saya tahu mungkin yang membocorkan adalah pihak-pihak yang ingin Prabowo hancur. Tapi dengan begini orang tahu yang sebenarnya bahwa Prabowo tidak dipecat,” tambah dia.

Begitu juga pada Surat Kehormatan Perwira (DKP) tanggal 21 Agustus 1998 yang beredar di publik dan dicurigai dibocorkan pihak tertentu.

“Apakah ada istilah dipecat di surat yang bocor itu. Clear, tidak ada istilah PDTH –Pemberhentian Dengan Tidak Hormat di surat itu, yang ada adalah Pemberhentian Dengan Hormat (PDH) seperti yang juga saya terima ketika pensiun, “ kata Suryo Prabowo di Jakarta, Selasa (10/6).

Keppres tersebut juga mencantumkan bahwa Komandan Jenderal Korps Pasukan Khusus Letnan Jenderal Prabowo Subianto berhak atas pensiun. Menurut Suryo, Keppres seperti itu biasanya tidak bersifat rahasia dan yang bersangkutan juga menerimanya.

Sebaliknya, penyebaran surat dari DKP sangat terbatas. “Surat DKP biasanya hanya diketahui Panglima TNI, Sekretaris dan Ketua DKP. Penomorannya juga tidak lewat sekretariat umum, “ tandasnya.

Pada surat DKP no 838/95 itu ditandatangani tujuh Jenderal yaitu Letjen Djamari Chaniago sebagai Sekretaris, Ketua tim DKP Jenderal Subagyo HS, Wakil Ketua, Letjen Fachrul Razi, Anggota yaitu Letjen SB Yudhoyono, Letjen Yusuf Kartanegara, Letjen Agum Gumelar, Letjen Arie J. Kumaat.

“Harusnya DKP beranggotakan minimal tiga orang di atas pangkat terperiksa. Selain itu, DKP harus dibentuk setelah mahmil atau terbukti di pengadilan pidana,” kata Suryo.

“Saya tahu mungkin yang membocorkan adalah pihak-pihak yang ingin Prabowo hancur. Tapi dengan begini orang tahu yang sebenarnya (bahwa tidak dipecat),” tambah dia.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyesalkan beredarnya surat Keputusan Presiden Nomor 62/ABRI/1998 dan Surat Dewan Kehormatan Perwira tanggal 21 Agustus 1998. Ia menilai meski keputusan Presiden tidak bersifat rahasia, tapi seharusnya tidak beredar di masyarakat
http://www.rimanews.com/read/2014061...gin-prabowo-ha

Pangdam V Brawijaya Malu Seniornya Saling Hujat di Pilpres
"Dulu mereka berpesan untuk jaga soliditas dan saling menghormati."
Selasa, 10 Juni 2014, 17:56

VIVAnews - Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) V/Brawijaya, Mayor Jenderal TNI Eko Wiratmoko, prihatin dengan para seniornya, yang sudah pensiun, saling serang satu sama lain di Pilpres 2014. Mereka masuk tim sukses dua pasang capres-cawapres yang tengah bersaing. "Saya sangat prihatin dengan apa yang dilakukan para petinggi TNI yang sudah purnawirawan. Mereka saling menghujat, saling membuka aib. Di mana hal itu bertentangan dengan apa yang mereka ajarkan pada saat mereka aktif dulu kepada juniornya sesama tentara," ujar Eko.

Keadaan ini, kata Eko, justru akan memperkeruh suasana. Terutama, menimbulkan antipati dari rakyat dan para prajurit TNI yang masih aktif. "Dulu mereka (para senior TNI) selalu mengatakan dan berpesan untuk menjaga soliditas, saling menjaga dan menghormati. Tetapi sekarang malah saling hujat, saling membuka aib, yang itu adalah aib TNI, aib kita semua," tuturnya.

Dulu, kata Eko, semua prajurit TNI solid. Saling bahu membahu satu sama lain. "Sekarang gontok-gontokan. Ini memalukan," kata dia. Eko berharap, para purnawirawan yang ikut meramaikan proses pilpres untuk menjaga kehormatan. Saling menghargai satu sama lain. "Berilah rakyat suasana yang harmonis. Antar capres tidak menghujat dan saling menjatuhkan. Sebaliknya, suguhilah rakyat dengan sikap saling memuji," ucapnya.
Dia khawatir, jika saat mengajarkan dan memberikan arahan kepada prajuritnya untuk tetap solid dan kompak, apakah masih dipercaya oleh anak buahnya atau tidak.

"Pasti anak buah saya bisa protes. 'Halah, paling bapak kalau sudah pensiun juga menghujat lawan yang dulunya teman sendiri'," ucapnya.
Oleh karena itu, Eko menekankan agar anggota TNI yang masih aktif untuk netral dan tidak ikut dalam politik praktis dengan mendukung salah satu calon presiden. "Jangan coba-coba pasang baliho di rumah dinas atau di rumah purnawirawan yang menempati rumah dinas, karena asrama TNI harus bersih dari baliho-baliho parpol," tegasnya. Eko akan menindak tegas anggotanya yang terbukti secara hukum melanggar aturan tentang netralitas TNI.
http://politik.news.viva.co.id/news/...jat-di-pilpres

-------------------------

Makin tua itu seharusnya semakin bijak, bukannya semakin genit seperti perwira muda yang baru lulus dari akedemi militer. Akhirnya kini mereka justru saling hujat, saling buka aib masing-masing. Dan terus di adu-domba pendapatnya oleh media dan internet, dan bahkan di bully dan diolok-olok di media sosial yang tak bertuan itu. Padahal mereka semua terakhir berstatus Jenderal. Kasihan jugalah. Makanya bisa dimaklumi kalau anggota TNI muda seperti Pangdam Brawijaya itu, jadi malu melihat seniornya sudah pada pikun dengan mengumbar rahasia perut mereka masing-masing ke publik. Misalnya Prabowo menang atau Jokowi menang, apa iya sistem politik dan rezim di zaman kini yang sudah serba canggih dan maju itu, akan masih mau memakai tenaga mereka sebagai Menteri, Dirjen, atau Dubes? yaa kagaklah! Siapa juga yang mau memakai lasykar tak berguna yang sudah pada sakit-sakitan seperti itu?


emoticon-Ngakak
Diubah oleh mashako 11-06-2014 05:47
0
4.2K
29
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.3KThread41.9KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.