Quote:
MERDEKA.COM. Ketua DPP Partai Gerindra Martin Hutabarat melihat acara debat capres-cawapres yang sudah dimulai tadi malam, Senin (9/6), merupakan pendidikan politik yang mahal bagi masyarakat.
Melalui debat capres-cawapres tersebut, lanjut Martin, masyarakat bisa melihat lebih transparan dari kedua sosok pasangan capres-cawapres yang akan dipilih pada 9 Juli mendatang.
"Pendidikan yang mahal bagi bangsa agar mereka betul kenal siapa pemimpinnya," kata Martin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (10/6).
Martin mengaku dirinya melihat perbedaan dari kedua pasangan capres-cawapres dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam debat tersebut.
"Jokowi sudah cair. Dulu agak kaku. Performa Prabowo-Hatta terpaku menjawab pertanyaan. Jawab bagaimana menilai pemerintahan sekarang. Jokowi lari dari pertanyaan lebih kreatif. Memberi contoh Solo. Prabowo Hatta terpaku pertanyaan padahal sebenarnya bisa tonjolkan soal birokrasi pemerintahan dan hukum," papar Martin.
Pertanyaan HAM
Terkait pertanyaan cawapres Jusuf Kalla terkait HAM yang dinilai memojokkan Prabowo Subianto, Martin menilai, Prabowo menjawab sesuai fakta yang saat itu terjadi.
"Selama ini Prabowo tak pernah jawab soal HAM. Ditanya soal itu dia spontan. Memang memahami kejadian dulu. Kalau dulu polisi di bawah TNI kalau ada yang ancam stabilitas negara, TNI yang maju. Macan Asia memang mengorbankan banyak demokrasi dan HAM. Prabowo jawab tegas," jelas Martin.
Dari debat tersebut, lanjut Martin, masyarakat diberi dua pilihan kebijakan yang akan diterapkan. "Ada aspek yang ditunjukkan mereka, dua visi, ada yang ingin pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan, orang akan lihat Prabowo. Kalau orang mau melihat kebebasan akan lihat ke Jokowi," tutup Martin.
Silahkan D simak !!