Rokok adalah silinder dari kertas
berukuran panjang antara 70
hingga 120 mm (bervariasi
tergantung negara) dengan
diameter sekitar 10 mm yang
berisi daun-daun tembakau yang
telah dicacah. Rokok dibakar pada
salah satu ujungnya dan dibiarkan
membara agar asapnya dapat
dihirup lewat mulut pada ujung
lainnya.
Rokok biasanya dijual dalam
bungkusan berbentuk kotak atau
kemasan kertas yang dapat
dimasukkan dengan mudah ke
dalam kantong. Sejak beberapa
tahun terakhir, bungkusan-
bungkusan tersebut juga
umumnya disertai pesan
kesehatan yang memperingatkan
perokok akan bahaya kesehatan
yang dapat ditimbulkan dari
merokok, misalnya kanker paru-
paru atau serangan jantung
(walaupun pada kenyataannya itu
hanya tinggal hiasan, jarang sekali
dipatuhi).
Sumber: Wikipedia

Bahaya rokok bagi kesehatan:
1. Kanker paru-paru
2.Serangan jantung
3. Impotensi
4. Gangguan janin. Dll

Ayah, awalnya aku tak tahu benda apa itu, kenapa sangat menggangguku? Benda kecil yang kau larang untukku pegang, tapi kau selalu menghisapnya di depanku. Apa kau tak tahu pengapnya aku saat kau menghisapnya? Ibu bilang kalau aku akan cepat mati jika menghisapnya, tapi apakah aku tetap akan cepat mati jika hanya menghirup asap dari ayah? Bukankah sama saja? Aku bisa menghisapnya secara tidak langsung

Ayah, orang lain selalu mengajariku bahwa merokok itu tidak baik. Namun di lain tempat aku selalu melihat mereka menghisap benda itu, ajaran apa yang mereka katakan padaku? Apakah jika mereka melarangku membunuh seekor hewan, mereka akan membunuhnya di lain tempat pula?

Ayah, temanku bilang merokok adalah hal yang keren, aku hanya seorang anak mama jika tak pernah menghisapnya. Tapi, ucapan macam apa itu? Bukankah hal yang keren adalah mendapatkan prestasi yang bagus? Hal keren apa yang akan mereka dapatkan hanya dengan merokok?
Untuk membuat orang lain segan padaku, aku cukup membuat banyak nilai yang baik. Bahkan gurupun akan segan dengan prestasi bukan dengan hal keren konyol seperti yang mereka bilang.

Ayah kau bilang semakin hari lapisan ozon semakin tipis? Ah, pantas saja aku merasa bumi ini semakin panas. Tapi, bukankah asap rokok juga salah satu penyebabnya? Itulah yang guruku ucapkan

Ayah... aku mohon berhentilah menghisap benda itu, berhentilah membuatku pengap, apa kau tak lihat aku yang sesak? Hentikanlah..

Ayah, berhentilah merusak paru-paruku. Hentikan melubangi lapisan ozon, hentikan mencontoh 'hal keren' pada teman-temanku, kutahu semua yang dilakukan orang dewasa tak selalu keren. Aku membutuhkanmu, menggendongku, mengajakku bermain di taman.
Aku membutuhkanmu untuk menemaniku disaat ibu tak ada di rumah.
Aku ingin kau melihatku memakai topi toga.
Aku ingin kau melihatku saat aku duduk di pelaminan, lalu kau menggendong cucumu nantinya. Aku ingin kau menikmati masa kecil hingga masa depanku..
Setidaknya kau akan pergi dengan meninggalkan senyuman, aku menyayangimu..

Saya minta maaf jika thread ini jelek atau tidak bermanfaat, setidaknya saya bisa meluapkan sedikit kisah saya disini. Karena kalimat yg saya tulis di atas sudah tak bisa saya ucapkan lagi pada ayah saya.

Pada usia 17 tahun saya sudah tak lagi bisa merengek meminta uang jajan pada ayah saya. Belasan tahun beliau menjadi perokok berat, saya sudah sering mengingatkan asap itu sangat mengganggu. Tapi siapa yang mau mendengar ocehan anak kecil? Hingga akhirnya beliau terkena flek paru-paru, selama lima tahun. Dan kemudian menghembuskan nafas terakhirnya dengan paru-paru sebelah kiri yang rusak. Dan ternyata kakak sayapun terkena penyakit mengerikan itu, padahal ia perokok pasif.

Apa yang bisa dilakukan seorang anak 17 tahun tanpa ayahnya? Bahkan saya tumbuh dewasa dengan keringat sendiri. Seharusnya ia bangga merasakan hasil keringat saya, bukannya hanya memandang dari surga.
Kematian memang sudah ditentukan Tuhan, tapi bukankah lebih baik mati dengan tubuh bersih tanpa penyakit dan kotoran yang ikut terkubur?
Jangan sampai asap itu membuat tangis Ibu, Ayah, Anak, saudara, dan sahabatmu. Tangis itu rasanya seperti darah dari mata yang tertusuk panah