mimif_07Avatar border
TS
mimif_07
"Follow Your Passion" adalah Ide yang Buruk dan Berbahaya


Sepuluh tahun terakhir berkembang slogan "follow your passion". Passion itu bisa diartikan sebagai desire atau hasrat. Perkembangannya massif karena diucapkan oleh salah seorang yang paling berpengaruh di dunia, steve jobs, saat pidato di Stanford tahun 2005.

Awalnya kami sepakat dengan paham ini, namun akhir2 ini berubah. ketika S1 passion di IT dan learning. Setelah masuk dunia kerja passion bertambah, lebih dominan ke bisnis dan marketing. Sekolah pasca passion bertambah lagi, ke manajemen bisnis enterprise. Setelah menggali dan belajar lagi hasrat bertambah ke ilmu ekonomi makro (global). Lalu passion mana yang harus diikuti?

Kami berpendapat bahwa passion itu bisa bertambah / berubah tergantung ilmu dan wawasan. Coba tanya ke tenaga ahli senior yang passionnya di teknik, ajak dia beberapa bulan untuk masuk ke ranah manajemen. Memanage banyak tenaga ahli, memberi keputusan strategis, mendapat promosi jenjang karier, berpotensi menjadi CTO atau CEO, dan mendapatkan penghasilan lebih banyak. Setelah beberapa bulan besar kemungkinan passion dia akan berubah.

Riset 1


Ada beberapa riset membahas mengenai hal ini. Salah satunya adalah penelitian Cal Newport, Profesor di Georgetown University. Hasilnya menunjukan sedikit sekali orang sukses yang memiliki passion sejak dulu. Sebaliknya, orang yang menemukan passionnya (antusias bekerja) adalah orang yang telah lama berkecimpung di bidangnya.

Newport juga membaca biografi Steve Jobs dengan seksama. Ternyata ia dan Steve Wozniak mendirikan Apple demi mencari uang. Saat itu, hasrat Jobs adalah mempelajari mistisisme Timur, dan iapun ikut kursus mistisme timur di Los Altos Zen Center. Ironis, bukan? Jelas bahwa passion bukanlah prasyarat, ianya adalah sebuah efek samping.

Newport menyimpulkan, Passion is not something you follow. It’s something that will follow you as you put in the hard work to become valuable to the world. Don’t follow your passion, let it follow you in your quest to become useful to the world.


Pendapat Lain


Sementara itu Marc Andreessen, co-founder and general partner of Andreessen Horowitz mengatakan mengikuti passion adalah ide buruk.

"Too often, people follow their passions into fields that are simply too competitive for where their skills actually are in those things. Instead, He believes one should “do what contributes” — follow the thing that provides the most value to others.

Sumber :
- Pengalaman
- Jurnal
- Google : Link


Thread ini untuk teman2 yang passionnya berubah, dan merasa salah jurusan saat kuliah. Ada sahabat kita mengalami kasus serupa, doi konsult ke Psikolog, lalu di assesment. Ternyata jurusan kuliah memang passionnya saat itu bahkan hingga sekarang, dan penambahan passion adalah efek samping. Psikolog-pun memberikan saran mengenai karir dan perencanaan hidup sesuai hasil assesment.

So, dont follow ur passion, biarkan ia mengikutimu dalam proses berkarya dan bersumbangsih untuk dunia.

Kaskuser Yang menjadi Korban
Quote:


Kesimpulan Thread : Mantra Pusaka
THE SECRETS TO CAREER CONTENTMENT: DON'T FOLLOW YOUR PASSION.
"LOVE WHAT YOU DO" IS A CAREER MANTRA AND A FORMULA FOR REAL SUCCESS.
Diubah oleh mimif_07 08-06-2014 09:15
0
2.8K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.