Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

centilluqueAvatar border
TS
centilluque
Pokok'e apa jarene Gus Dur. Wasiatnya pilih PRABOWO krn Dia ikhlas sbg Pemimpin

Gus Dur, almarhum

Mahfud MD :
Wasiat Gus Dur Pilih Prabowo adalah Pesan Gaib
Jumat, 6 Juni 2014 | 09:54 WIB

INILAHCOM, Jember - Ketua tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Mahfud MD, tersenyum saat ditanya wartawan soal pernyataan KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang memilih Prabowo menjadi presiden.

"Itu pesan gaib," kata Mahfud tertawa di sela-sela kunjungannya bersama Prabowo ke Pondok Pesantren Al-Qodiri, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis (5/6/2014) malam.

Presiden keempat Republik Indonesia yang juga mantan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu menjatuhkan pilihan presiden kepada Prabowo Subianto sebelum meninggal dunia.

Dalam wawancara program acara Satu Jam Bersama Gus Dur di tvOne pada 2009, Gus Dur menyatakan Prabowo layak menjadi presiden Indonesia.

Ketika ditanya apa alasannya, Gus Dur mengatakan hanya Prabowo yang akan memimpin dengan ikhlas kepada rakyat Indonesia. "Kalau orang yang paling ikhlas kepada rakyat ya Prabowo, dia ikhlas betul pada rakyat," terang Gus Dur.

Saat ditanya kembali apakah yang lain tidak ikhlas dengan gaya khasnya Gus Dur hanya menjawab, "Ya tidak tahu." Ia tampak tertawa.

Mahfud selama ini dikenal oleh kaum nahdliyin sebagai orang dekat sekaligus murid ideologis Gus Dur. Ia memang berharap warga NU untuk memilih Prabowo-Hatta dalam pemilu presiden 9 Juli 2014.

"Warga NU kalau percaya dengan pembaruan diharapkan bersama saya memilih Pak Prabowo," kata mantan ketua Mahkamah Konstitusi ini.

Prabowo dinilai Mahfud tepat untuk kondisi Indonesia saat ini. "Pak Prabowo sekarang ini lebih tepat menjawab tantangan ke depan. Dia tahu apa yang harus dilakukan, tahu apa tantangan negara ini," katanya.

Mahfud bersyukur kaum ulama yang menjadi simpul kekuatan santri sangat mendukung Prabowo. Saat ini Prabowo-Hatta rajin turun menyapa para ulama dan santri untuk menyampaikan segala sesuatu mengenai duet tersebut jika memimpin negara.
[url]http://nasional.inilah..com/read/detail/2107086/wasiat-gus-dur-pilih-prabowo-adalah-pesan-gaib#.U5GFyqKfTHI[/url]

Inikah Pesan Ghaib Gus Dur untuk Pilih Prabwowo itu?


Benarkah Gus Dur Waliyullah?
Print Download Send
Senin, 03/02/2014 06:13

Sebagai sebuah teks, Gus Dur telah selesai ditulis bersama takdirnya, tapi ia belum selesai dibaca. Ia adalah korpus terbuka yang bisa ditafsirkan dengan beragam sudut pandang. Pula, ia dicela dan semakin dicinta dengan banyak cara. Demikianlah, Gus Dur selalu membuat pelbagai kemungkinan untuk “di” karena sejak sosok ini hidup ia adalah subyek sekaligus obyek.

Dari sini, bisa dipahami bahwa Gus Dur merupakan unfinished text yang belum tamat, dan belum rampung untuk dimaknai. Sebagai unfinished text, Gus Dur akan selalu menjadi “obyek” yang pernak-perniknya (pribadi dan gagasannya) selalu dielaborasi, dikritisi, dan direkonstruksi oleh para penulis yang bertindak sebagai “subyek”.

Sebagai sebuah teks. Gus Dur memang terbuka untuk ditafsirkan. Meminjam teori independensi teks-nya Karl Popper, setiap pengetahuan yang sudah diumumkan dengan sendirinya terlepas dari monopoli pengarang dan penggagasnya, lalu masuk ke dalam pengetahuan obyektif. Dalam hal ini, seorang penafsir (interpreter) memiliki kebebasan dan otonomi penuh dalam menafsirkan sebuah teks. Namun, yang menjadi masalah bukanlah benar tidaknya tafsiran yang diberikan, tetapi argumentasi yang dijadikan landasan dalam memberikan penafsiran serta kedekatannnya dengan fenomena yang terjadi dan berkaitan dengan teks tersebut.

Achmad Mukafi Niam dan Syaifullah Amin, misalnya, melakukan penafsiran atas perilaku Gus Dur, mengumpulkan kesaksian-kesaksian unik dari para sahabat dan keluarga Gus Dur, serta dari ragam fenomena yang mengiringi sosok ini, baik saat hidup maupun setelah berpulang. “Bukti-Bukti Gus Dur itu Wali: 99 Kesaksian Tak Terbantahkan dari Sahabat, Orang Dekat, Kolega dan Keluarga” merupakan upaya merekonstruksi apa yang telah dipahami oleh kedua penulis ini mengenai apa yang disebut oleh kedua penulis ini sebagai “kewalian Gus Dur”.

Dalam kaidah jurnalistik, penulisan buku ini bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Mengenai kisah-kisah yang menjadi bukti kualitas pribadi Gus Dur dan keistimewaan-keistimewaan sosok ini, kedua penulis memungutnya dari beragam narasumber yang memang dekat dengan Gus Dur (keluarga, sahabat, pengamat, pengamal tasawuf, dan para ulama yang kredibel), sekaligus memverifikasi kisah yang disampaikan, disertai dengan pembacaan kritis. Untuk itulah, kedua penulis buku ini, dalam “Pengantar Penulis”, memberikan rambu bahwa keduanya menyeleksi kisah-kisah yang diterima.

KH Said Aqil Siroj, misalnya, memberikan kesaksian mengenai ‘terbongkarnya’ jatidiri seorang wali mastur (yang sengaja menyembunyikan identitas kewaliannya) oleh Gus Dur; kesaksian dr Umar Wahid bersama pilot pesawat kepresidenan dalam situasi genting di mana awan gelap yang hampir menjadi badai tiba-tiba membelah dan seolah mempersilahkan pesawat mendarat dengan aman (hlm. 58); hingga ritus ziarah ke makam para Wali dan dipercaya berdialog dengannya (Bagian II: Komunikasi dengan Para Wali); serta berbagai karamah-karamah yang dimiliki oleh Gus Dur.

Demikianlah, tradisi dan kepercayaan mengenai keramat para waliyullah sangat mengakar di kalangan masyarakat Muslim tradisionalis. Meskipun ada ungkapan la ya’riful waliy illal waliy (hanya wali yang mengetahui wali), namun masyarakat juga memiliki kecenderungan untuk membedakan manakan perilaku yang termasuk bagian dari karamah, dan manakah yang merupakan istidraj; serta manakah karamah yang merupakan anugerah Allah, dengan bagian dari ilmu hikmah—yang bisa dipelajari.

Dalam kategori derajat kewalian, terdapat dua aspek penting: waliyullah dan wali huquqillah. Waliyullah adalah derajat wali yang pencapaian kewaliannya tidak melalui prosedur normatif lewat cara riyadlah atau tirakatan dengan mengasah kemampuan ruhaniah batiniah dengan meningkatkan kualitas ibadah dan keimanan. Derajat ini didapat secara langsung dari Allah, tanpa usaha atau kasbul ibadah, namun ada kejadian istimewa sebelum seseorang menjadi waliyullah. Sedangkan Wali Huquqillah merupakan derajat kewalian yang dicapai dengan cara normatif atau berproses melalui jalur sufistik. Secara teoritis seserang harus melalui tahapan-tahapan berat sebelum akhirnya menjadi seorang waliyullah. Pertama, taubat, kemudian wara’, zuhud, sabar, tawakkal, lalu ridho syukur tahalli, tajalli, hingga pada puncaknya mencapai ma’rifat.

Sedangkan Gus Dur, dari sisi pengalaman, telah menjalani berbagai corak kehidupan yang memungkinkannya menempa diri dalam derajat kesufian tertentu. Sebagaimana penuturan KH. Said Aqil Siroj, Gus Dur setiap hari secara istiqamah membaca Surat al-Fatihah ribuan kali (hlm. xxii). Pula, berbagai kesaksian orang terdekat Gus Dur bahwa dalam berbagai kesempatan Gus Dur banyak bertemu dengan tamu misterius yang memiliki derajat istimewa.

Dari berbagai bab buku ini, selain menyuguhkan berbagai sisi yang (bagi sebagian orang) irasional, ada banyak kisah yang sesungguhnya rasional, logis, dan manusiawi. Sepak terjang Gus Dur dalam memperjuangkan aspek esoterisme Islam sehingga banyak disalahpahami, proses membumikan Islam Rahmatan lil Alamin, keteguhannya membela pihak yang tertindas, serta kehidupannya yang asketis, yang juga dikisahkan dalam buku ini.

Terlepas dari kebenaran hakiki apakah Gus Dur itu wali atau bukan, hanya Allah yang Mahatahu. Berbagai kisah yang dimuat dalam buku ini bisa dijadikan salah satu standar penilaian kualitas pribadi Gus Dur dan segala pernak-pernik kehidupannya. Juga, kisah-kisah manusiawi yang juga banyak dimuat dalam buku ini seolah menjadi penawar sinisme pihak-pihak yang anti-Gus Dur untuk melihat lebih jernih dan komprehensif mengenai sosok ini. Waliyullah atau bukan, itu hak prerogratif Allah dalam menentukannya. Yang pasti, Gus Dur adalah sosok istimewa yang pernah dilahirkan di bumi Indonesia.
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinam...iyullah+-.phpx

Gus Dur Pun Pilih Prabowo Jadi Presiden
Minggu, 1 Juni 2014 | 05:05 WIB

INILAHCOM, Jakarta - Dukungan untuk Prabowo Subianto agar bisa memenangi pemilihan presiden pada Juli mendatang, semakin besar. Dukungan itu datang dari berbagai elemen mulai dari masyarakat umum, artis hingga tokoh-tokoh bangsa. Bahkan almarhum Kiai Haji Abdurrahman Wahid pun pernah menyampaikan dukungan terhadap Prabowo.

Dalam salah satu video yang diunggah di situs YouTube, Gus Dur pernah menyatakan dukungannya terhadap Prabowo, agar bisa memimpin Indonesia. Kemungkinan besar video itu diambil menjelang pemilihan presiden pada 2009. Saat itu Prabowo Subianto maju sebagai cawapres mendampingi Megawati Soekarnoputri, dan harus berhadapan dengan Jusuf Kalla dan Susilo Bambang Yudhoyono.

Video itu menampilkan Gus Dur yang tengah diwawancara oleh salah satu televisi swasta. Saat itu pembawa acara bertanya, siapa yang kira-kira dipilih dan diterima oleh rakyat, tanpa berpikir panjang Gus Dur langsung menyebut nama Prabowo Subianto.

Ketika ditanya apa alasannya, Gus Dur mengatakan karena hanya Prabowo yang akan memimpin dengan ikhlas kepada rakyat Indonesia. "Kalau orang yang paling ikhlas kepada rakyat ya Prabowo, dia ikhlas betul pada rakyat," terang Gus Dur. Saat ditanya kembali apakah yang lain tidak ikhlas, dengan gaya khasnya Gus Dur hanya menjawab, "Ya tidak tahu." Ia tampak tertawa.

Seperti diketahui, saat ini Prabowo Subianto kembali maju sebagai calon presiden bersama dengan Hatta Rajasa, sebagai cawapresnya. Pasangan ini diusung oleh Partai Gerindra, PAN, PKS, Golkar, PPP dan PBB. Sementar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang merupakan partai yang didirikan oleh Gus Dur, memilih untuk mendukung Jokowi-JK. Selain PKB, Jokowi-JK juga didukung PDIP, Nasdem dan PKPI.

Selain kader dan simpatisan parpol pendukung, dukungan juga terus mengalir dari seluruh elemen masyarakat terhadap pasangan capres ini. Hal tersebut terlihat dari semakin tingginya elektabilitas Prabowo
[url]http://nasional.inilah..com/read/detail/2105448/gus-dur-pun-pilih-prabowo-jadi-presiden#.U5GNGKKfTHI[/url]

---------------------

Setuju ... apa jarena Gus Dur ...


emoticon-Kiss
Diubah oleh centilluque 06-06-2014 09:57
0
5.1K
30
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.