Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mr.righthandAvatar border
TS
mr.righthand
Pengerahan Aparat Jelang Pilpres, Tamparan bagi Presiden

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Ahmad Basarah menilai, kasus pendataan sekaligus pengarahan untuk memilih calon presiden dan calon wakil presiden dari petugas babinsa kepada warga merupakan tamparan keras bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pasalnya, Presiden SBY berkali-kali mengingatkan agar aparat TNI/Polri bersikap netral.

"Peristiwa tersebut adalah tamparan hebat bagi wajah Presiden SBY karena baru beberapa hari lalu beliau memberikan peringatan kepada perwira-perwira TNI/Polri aktif untuk tidak terlibat dalam dukung-mendukung pasangan capres," ujar Basarah di Jakarta, Kamis (5/6/2014).

Sebagai Panglima tertinggi TNI, Presiden SBY diminta wajib menindaklanjuti laporan ini. Basarah bahkan mendesak perlunya dibentuk Dewan Kehormatan Militer untuk menyelidiki kasus penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan oleh oknum-oknum TNI.

"Langkah proaktif Presiden SBY sangat penting untuk memberikan kenyamanan dan keamanan jalannya proses pemilu presiden tanggal 9 Juli yang akan datang. Sebab, sangat mungkin jika kasus tersebut telah didesain untuk menggerakkan TNI mendukung Prabowo-Hatta secara masif dan terstruktur ke seluruh wilayah," ucap anggota Komisi III DPR itu.

Selain mendesak sikap lanjutan dari Presiden SBY, Basarah juga meminta fenomena pengerahan babinsa yang berada di bawah binaan Koramil itu menjadi perhatian serius Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Komisi Pemilihan Umum, dan Polri.

"Laporan tersebut jika tidak ditindaklanjuti akan membahayakan proses pemilihan presiden yang sedang berlangsung. Karena jika berada dalam situasi tekanan aparat militer seperti itu, rakyat kebanyakan, apalagi yang di desa-desa, pasti akan takut dan tidak berani memilih Jokowi-JK," imbuh Basarah.

Seperti diberitakan, menjelang pemilu presiden, warga di kawasan Jakarta Pusat diresahkan oleh pendataan siapa calon presiden dan calon wakil presiden yang akan dipilih. Pendataan itu dilakukan oleh orang yang mengaku bintara pembina desa (babinsa).

Masalahnya, dalam pendataan itu, warga diarahkan untuk memilih pasangan yang diusung Partai Gerindra, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Presiden sempat menunjukkan kemarahannya di hadapan 200 perwira tinggi TNI/Polri dalam pertemuan di Kementerian Pertahanan, Senin (2/6/2014). Presiden menyebut, ada jenderal aktif yang tidak netral dalam menghadapi Pemilihan Presiden 2014.

http://indonesiasatu.kompas.com/read...campaign=Kknwp

Ya akhi/ukthi sekalian.

Kasian Pak SBY.., di akhir periode darmabaktinya, terpaksa terkena tamparan yang sangat menyakitkan sehingga gagal mengklaim pemilu 2014 ini berlangsung dengan jujur dan adil.

Ana mendukung Pak SBY menindak tegas siapapun yang ada di balik pendataan ini emoticon-shakehand
0
1.9K
29
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.