Mungkin banyak yang bertanya kenapa saya menulis judul "inikah amien rais" , dan apa kaitannya dengan pemilu, mari kita mulai dengan berita pertama :
Spoiler for Amien kamu kenapa ?:
SOLO, KOMPAS.com — Amien Rais buka-bukaan soal alasan dia memilih mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa dalam Pemilu Presiden 2014. Kasus 1998 tak ketinggalan dia singgung.
Amien menyatakan, kasus penculikan atau penangkapan aktivis pada 1998 yang dituduhkan kepada Prabowo sudah selesai saat mantan Danjen Kopassus itu menjadi calon wakil presiden mendampingi Megawati Soekarnoputri pada Pemilu Presiden 2009.
"Jadi, Pak Prabowo ini pernah jadi cawapres resmi Megawati 5 tahun lalu. Sudah selesai semua, dan sekarang tiba-tiba bongkar-bongkaran?" ujar Amien di sela Rapat Pemantapan Pemenangan Prabowo-Hatta di Hotel Sunan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (29/5/2014).
Menurut Amien, pembongkaran kasus untuk menyudutkan Prabowo tidak akan menyelesaikan masalah."Saya tahu Mas, kalau bongkar-bongkaran, nanti bisa panjang. Sudahlah, sampai sekian saja," imbuh dia.
Amien mengatakan, lebih baik sekarang para bakal calon presiden dan wakil presiden membuktikan rasa nasionalisme dan patriotismenya untuk menang dalam pemilu presiden mendatang. "Sekarang berlomba merebut hati rakyat, berlomba nasionalisme, perlombaan patriotisme. Nanti yang paling setia akan kelihatan," kata dia.
Rapat ini dihadiri pula oleh tokoh-tokoh nasional dari beragam partai. Mereka antara lain Akbar Tandjung, Fadli Zon, Mahfud MD, Anis Matta, dan Idrus Marham.
Dalam pernyataan di atas, apakah kita lupa bagaimana koar dan lantangnya seorang amien rais berusaha memimpin pergerakan pada tahun 1998
Spoiler for SARA itu Bahaya:
YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan Daerah Istimewa Yogyakarta menyayangkan pernyataan Ketua Majelis Pertimbangan Pusat Partai Amanat Nasional Amien Rais yang mengatakan bahwa Pemilihan Umum Presiden 2014 ibarat "Perang Badar".
"Analogi Perang Badar Amien Rais berbahaya. Pemilihan Umum merupakan momentum strategis bagi rakyat untuk menentukan pilihannya menentukan presiden dan wakil presiden secara merdeka dan konstitusional," kata Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan DIY Eko Suwanto di Yogyakarta, Sabtu (31/5/2014), seperti dikutip Antara.
Eko mengatakan, kedaulatan rakyat harus dihormati. Secara prinsip hak konstitusi warga negara tidak boleh dihantui rasa takut akibat ancaman atau politik uang. Pada perkembangannya, lanjut Eko, berbagai pihak dikejutkan oleh pernyataan Amien Rais yang menganalogikan pemilu sebagai Perang Badar.
"Pilihan kata 'perang' sungguh bertentangan dengan substansi demokrasi, yang lebih mengedepankan penghargaan terhadap perbedaan pendapat atau pilihan politik," kata Eko.
Menurut Eko, kata "perang" bisa salah dimaknai dengan membunuh lawan. Sementara dalam politik pemilu, lawan politik merupakan saudara sebangsa dan setanah air yang harus saling menjaga, saling mencintai sebagai sesama warga bangsa.
Dia mengatakan, ekses dari pernyataan mantan Wakil Ketua MPR itu adalah timbulnya potensi kekerasan atau konflik.
"Kita berharap Amien Rais sebagai tokoh berbicara lebih bijak sebagai orang tua yang bisa mengayomi seluruh warga bangsa. Menjadi bapak bagi anak-anak bangsa. Tidak ada satu agamapun di dunia ini yang mengajarkan kekerasan," katanya.
Menjelang Pemilu Presiden yang tinggal beberapa minggu, ia mengajak seluruh tokoh untuk bersama-sama menjaga ke-"Indonesiaan Kita", seperti yang dikembangkan KH Ahmad Dahlan dan Ki Hajar Dewantoro.
"Masyarakat Indonesia cerdas mengikuti proses Pemilu dan kita yakin pada 9 Juli 2014 akan memilih berdasarkan hati nurani," kata Eko.