Dengan kecepatan 850 km/jam, berat + 30 Ton, pesawat terbang A320 melaju bebas sebagai penguasa diangkasa. Semua makhluk hidup bergegas ke pinggir mendengar dan melihat tampilannya yang menggetarkan hati. Runway harus betul-betul kosong untuk memberi jalan si penguasa angkasa.

Ketika di darat penguasa angkasa yang mengagumkan ini tiba-tiba menjadi makhluk lamban dan penurut. Berjalan lambat bahkan di tuntun ke tempat parkir. Demikian juga kalau mau terbang bahkan dipapah/didorong mobil kecil menuju runway.

Sang penguasa mengikuti seluruh perintah makhluk-mahluk kecil di darat ini. Tidak terbersit di hatinya untuk melawan, meremehkan sajapun tidak. Ia tahu bahwa disini di darat dia bukan siapa-siapa, ini bukan wilayah kerjanya. Dia harus taat menghormati pengurus di wilayah ini. Tidak ada yang lebih hebat/unggul. Hanya pembagian tugas. Kalau dia melawan memaksakan diri masuk ke jalan Tol atau jalan mobil dia tahu persis itu akan menjadi kehancuran dirinya.

Yang Maha Kuasa dan Perkasa hanyalah Allah Swt penguasa alam semesta, hari awal dan hari akhir. Yang lain hanyalah hamba yang mesti mengikuti aturan yang ditentukanNya.

Sangat mengherankan bila manusia ingin berkuasa, di semua tempat di semua bidang, tanpa kesadaran bahwa manusia adalah sama. Berusaha setiap hari mengejar kekuasaan, ingin memaksakan dan membuktikan diri bahwa ia tidak sama dengan orang biasa. Padahal sampai kapanpun manusia tidak akan pernah luar biasa.

Itulah sebabnya manusia dilarang berjalan dengan sombong di muka bumi, karena ketika dia sombong itulah saat kehancuran dirinya. Tetapi entah kenapa, setiap hari selalu ada manusia yang ingin melampaui batasnya, bagaikan sekumpulan laron berterbangan menuju api yang bercahaya mengagumkan. Padahal disitulah sang laron menemui akhirnya.

Rendah hatilah, burung besi telah menyontohkannya untuk kita.