saya masih newbie nih, mau berbagi pendapat Gan...
Agan tentu sudah baca tentang Kudeta Militer Thailand yang disebabkan karena krisis politik yang tidak selesai-selesai di Thailand.
Nah ketika ekonominya menurun, akhirnya militer mengambil alih pemerintahan alias KUDETA. bahkan kabarnya 100 website ditutup tidak bisa diakses Gan...termasuk 2 sosial media besar di Dunia.
Nah, Indonesia juga bisa terancam hal yang sama Gan...mengerikan Gan saya bacanya... setelah baca bantu rate ya Gan dan bagi cendol ya...
Nih saya copykan dari website : [url=http://www.go-indonesia.info,]www.go-indonesia.info,[/url] monggo disruput Gan...
Bersiaplah hadapi “Kiamat”. Tahun 2015 dapat menjadi awal permulaan “Kiamat” bagi Indonesia, mari kita antisipasi!
Saya tidak bermaksud menakut-nakuti, justru saya memperingatkan agar bangsa kita segera melakukan perubahan dan pembenahan dengan cepat agar bencana bisa terhindar dari negeri tercinta ini.
Tahun 2015 kita akan menghadapi AFTA (ASEAN Free Trade Area). Sebagai salah satu negara di ASEAN, kita akan ikut terlibat. Penjelasan singkatnya adalah AFTA akan membuat negara-negara di ASEAN dapat melakukan penjualan ekspor impor dengan biaya pajak impor mencapai 0%
Lalu apa dampaknya?
Kita tahu bahwa Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar di ASEAN dengan penduduk yang mencapai hampir 250 juta jiwa. Tentunya kita akan menjadi pasar paling “empuk” bagi negara-negara ASEAN untuk menjual produksi mereka, karena jumlah penduduk mereka tidaklah banyak.
Hal ini didukung dengan rasa nasionalisme dalam diri rakyat Indonesia bisa dikatakan kurang, beda sekali dengan negara maju yang pernah Saya kunjungi, dimana mereka sangat cinta produk dalam negerinya. Rakyat kita lebih bangga memakai produk impor dibanding dengan produksi dalam negeri karena selain harga produk impor seringkali lebih murah, ditambah lagi kualitas produksi lokal kita yang masih lemah, tentu hal ini akan memperparah.
Kasus nyata yang terjadi : Jika Anda pernah pergi ke Thailand, maka Anda akan dapati banyak sekali barang murah disana khususnya dalam bidang fashion. Celana wanita yang dijual di mall Surabaya, dibeli di Thailand hanya 50ribu-150ribu, celana tersebut kemudian dijual di butik-butik Indonesia dengan harga bisa mencapai 300ribu keatas, itu sebabnya banyak sekali sekarang bermunculan butik-butik fashion dengan cepat. Selain lebih murah dari sisi harga produk, hal itu juga didukung oleh seringnya tiket promo dari maskapai penerbangan tertentu yang menawarkan tiket hingga Rp 0.
Problemnya jika harga disana murah dan masuk Indonesia dengan bebasnya (Faktor AFTA), maka industri Garmen kita akan terpukul. Secara biaya produksi, kita kalah karena upah dan biaya hidup di Thailand rendah, sedangkan industri Garmen disini sering berhadapan dengan buruh yang menuntut kenaikan upah pertahun dengan tinggi. Hal ini dapat menyebabkan pengusaha menutup pabriknya, lalu melakukan impor dan menjual langsung (distribusi). Pengusaha akan bebas dari resiko berhadapan dengan buruh setiap tahun.
Efeknya adalah hal ini akan memicu terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), ketika PHK banyak terjadi maka daya beli masyarakat kita akan menurun dan jika terus menurun maka akan semakin memperburuk keadaan ekonomi. PHK akan tidak terkendali sehingga menaikkan angka pengangguran dan berdampak pada tingkat kejahatan yang dapat meningkat, dll.
Hal yang kita bahas diatas baru dari sisi industri Garmen, belum dari industri lainnya yang kita juga bisa tebak sendiri industri apa dari Indonesia yang dapat diunggulkan dari negara lainnya diseluruh dunia. Jika hal ini dibiarkan terus menerus, bisa-bisa kita hanya akan menguras kekayaan alam mineral kita untuk membiayai kebutuhan ekonomi Indonesia.
Sebagian orang berpikir bahwa AFTA akan meningkatkan daya saing ASEAN dalam menciptakan produk yang dapat menyaingi China. Hal itu benar dan tepat apabila Indonesia dalam posisi yang siap dan selevel dengan negara ASEAN yang maju. Jika tidak siap, maka Indonesia akan menjadi penyumbang kekayaan alam untuk dapat diolah menjadi produk yang lebih bernilai oleh negara ASEAN agar dapat diekspor keluar ASEAN. Tentu itu akan menguras kekayaan alam kita.
Sebenarnya Pencipta kita telah membekali negeri ini dengan begitu banyak potensi yang luar biasa, namun sayangnya salah melakukan pengelolaan. Salah satu potensi luar biasa yang diberikan Pencipta kita adalah keindahan alam yang luar biasa. Seharusnya bangsa ini lebih menjual pariwisata karena pariwisata Indonesia adalah yang terindah di dunia. Waktu saya membawa mahasiswa pergi ke Korea Selatan untuk studi banding, warga Korea mengatakan bahwa : “Jeju is the second of Bali”. Dan memang benar, jika kita sungguh-sungguh menggali keindahan Bali, Bali lebih indah daripada Pulau Jeju, hanya sayangnya banyak pihak yang tidak pernah menjelajahi Bali dengan serius lebih keras bersuara bahwa Bali hanya begitu-begitu saja.
Ini adalah sebuah FAKTA yang harus kita tahu bersama tentang betapa besar potensi pariwisata:
Devisa Indonesia saat ini berkisar +/- USD 103 Miliar, bahkan sempat menembus dibawah USD 100 Miliar karena melakukan intervensi mempertahankan nilai tukar Rupiah agar tidak terlalu jatuh.
Kunjungan Wisatawan Mancanegara di negara (Tahun 2013):
-> Malaysia : 25.700.000 Wisman (meningkat 2,7% dibanding 2012)
Penerimaan USD 65,44 Miliar = Rp 720 Triliun
-> Thailand : 26.735.000 Wisman (meningkat 19,6% dibanding 2012)
Penerimaan diatas USD 65 Miliar =Rp720 Triliun
- > Indonesia : 8.800.000 Wisman (meningkat 9,4% dibanding 2012)
Penerimaan USD 10,1 Miliar = Rp 110 Triliun
(Kurs USD 1 = Rp 11.000)
Jika kita hitung dengan cermat, artinya 1 wisatawan asing yang datang ke Indonesia, mereka menghabiskan uang sekitar Rp 12.000.000,-. Kita kalah jauh dari Malaysia dan Thailand, padahal dari sisi aspek luas wilayah dan keindahan sebenarnya kita lebih unggul daripada mereka.
Dari data diatas kita dapat melihat betapa pariwisata sebenarnya sangat potensial bila dikembangkan dengan serius. Pemasukan devisa akan meningkat sehingga cadangan devisa kita cukup untuk mengintervensi agar USD tidak menembus kurs 11500 seperti sekarang ini.
Sebagai bentuk kepedulian kami, kami membuat sebuah program GRAB MONEY yang bisa diakses di
www.go-indonesia.info, program ini mengajak semua lapisan masyarakat untuk turut serta berpartisipasi dan berkontribusi dengan cara menceritakan objek wisata mana yang pernah dikunjungi, apa yang menarik disana dll. Kontribusi yang baik akan kami beri kompensasi Rp 50.000/kontribusi. Ikuti terus GRAB MONEY yang akan berganti-ganti. GRAB MONEY yang lalu adalah program upload foto kami beli Rp 50.000/foto.
Dampak buruk AFTA harus disikapi dengan tepat dan elegan, janganlah kita semakin mencoreng wajah Indonesia dengan melakukan demonstrasi. Demonstrasi justru akan memperkeruh suasana dan mengganggu kita dalam melakukan antisipasi. Ketidaksiapan Indonesia dalam menghadapi AFTA adalah kesalahan kita sendiri. Oleh sebab itu, dengan waktu yang sangat singkat ini kita harus bersama-sama menumbuhkan nasionalisme kita dan segera bergerak dengan cepat untuk mempromosikan pariwisata Indonesia agar bisa mengurangi resiko yang ditimbulkan oleh AFTA.
Salam,
Eric Yosua, S.E.
Kalau bagi saya mengerikan Gan, semoga ga terjadi dengan Indonesia yang kita cintai Gan