kingkin28Avatar border
TS
kingkin28
Berita Foto: Aksi "Blusukan" Jokowi Saat Banjir Landa Ibu Kota

JAKARTA, KOMPAS.com - Bulan Januari 2014 mungkin jadi bulan yang paling melelahkan bagi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, yang lebih dari setahun ini memimpin Ibu Kota. Bagaimana tidak, musim hujan menyebabkan banjir di sejumlah wilayah. Jokowi pun harus bekerja lebih keras.

Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), musim hujan di Jakarta mengakibatkan 34 kecamatan, 100 kelurahan, 444 RW, 1.227 RT, 38.672 kepala keluarga atau 134.662 jiwa, menjadi korban banjir. Dari jumlah tersebut, 62.819 jiwa terpaksa mengungsi di 253 titik.

Adapun jumlah korban banjir yang meninggal dunia, yakni sebanyak 23 orang.

Jika pada hari-hari biasa, Jokowi hanya blusukan ke satu atau dua lokasi, kali ini ia bisa mengunjungi empat atau bahkan lima lokasi dalam satu hari. Berbekal jamu racikan sendiri, yakni air rebusan temulawak dicampur kacang hijau dan sedikit gula jawa, menjadi suplemen bagi Jokowi. Tak heran, ia tetap terlihat gesit meninjau tanggul jebol, memantau banjir di permukiman kumuh, menerjang banjir dengan perahu demi mendistribusikan bantuan, memantau ketinggian air sungai hingga menyapa warga.

Berikut ini sejumlah aksi blusukan Jokowi yang terekam kamera Kompas.com dalam dua minggu terakhir:

1. Pada Senin (13/1/2014) siang, Jokowi mengawali blusukan musim hujan dengan mengunjungi Pintu Air Jembatan Merah, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Di sana, Jokowi pertama kali memutuskan membuka lebar-lebar Pintu Air Manggarai yang tersambung dengan Kanal Banjir Barat (KBB) serta bermuara ke Waduk Pluit.

Sementara pintu air yang mengarah ke obyek vital dan sekitarnya akan tetap ditutup agar Istana Negara tidak kebanjiran.

"Iya, supaya tidak banjir ke Istana. Kita larikan ke Pluit semuanya supaya merata," ujarnya.

KOMPAS.com/FABIAN JANUARIUS KUWADO Gubernur Jakarta Joko Widodo mengawali blusukan di musim penghujan dengan meninjau Pintu Air Jembatan Merah, Senin (13/1/2014).

Namun, keputusan tersebut rupanya tidak bertahan lama. Debit air dari hulu yang tinggi membuat Jokowi memutuskan membuka sedikit demi sedikit Pintu Air Manggarai yang mengarah ke Istana Negara. Meski hal tersebut tidak membuat Istana kebanjiran seperti pada musim hujan bulan Januari 2013 silam.

2. Masih pada hari yang sama, siang harinya Jokowi meninjau rumah pompa Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. Keberadaan rumah pompa itu sangatlah penting sebagai pintu terakhir air dari hulu sebelum disedot dan dibuang ke laut. Kedatangan Jokowi ke rumah pompa adalah aksi pertamanya setelah memastikan mengeluarkan status siaga banjir DKI Jakarta.

Status itu menjadi panduan seluruh kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) melaksanakan skenario penanggulangan banjir pada sektornya masing-masing.

KOMPAS.com/FABIAN JANUARIUS KUWADO Gubernur Jakarta Joko Widodo meninjau rumah pompa Pluit, Penjaringan , Jakarta Utara, Senin (13/1/2014). "Siang ini kami tetapkan, Siaga Banjir. Siaga loh ya, bukan darurat banjir," ujarnya, sebelum pergi ke rumah pompa itu.

3. Pada Selasa (14/1/2014), Jokowi meninjau jalan ambles di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Jalan milik Kementerian Pekerjaan Umum itu ambles karena gorong-gorong di bawahnya runtuh sebesar 50 sentimeter. Akibatnya, jalan pun terputus. Di tempat ini juga Jokowi seakan memantik hubungan dengan Kementerian Pekerjaan Umum.

Jokowi mengatakan bahwa meski jalan itu milik pemerintah pusat, Pemprov DKI yang akan memperbaikinya.

"Ini sebenarnya (di bawah wewenangnya) Kemen PU, tapi kita ini pengin masalahnya cepat selesai," ujar Jokowi.

Pernyataan Jokowi bak menyulut semangat kerja Kementerian PU. Menteri PU Djoko Kirmanto beberapa waktu kemudian mengadakan konferensi pers, menyatakan bahwa proyek perbaikan Jalan TB Simatupang tidak diserahkan pada Pemprov DKI, tetapi dikerjakan kementeriannya. Menteri yang biasa dipanggil Djokir itu menegaskan, Pemprov DKI tidak boleh mengerjakan apa yang jadi kewenangan Kemen PU. Jokowi diminta fokus ke area kewenangan Pemprov DKI.

KOMPAS.com/FABIAN JANUARIUS KUWADO Gubernur Jakarta Joko Widodo saat meninjau amblasnya Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Selasa (14/1/2014).

4. Dari TB Simatupang, Jokowi bertolak ke permukiman padat penduduk di Kembangan Utara, Cengkareng, Jakarta Barat. Di sana, ratusan rumah warga terendam air limpasan Sungai Angke. Sungai itu sendiri sebenarnya tengah dinormalisasi oleh Kemen PU. Namun, akibat pekerjaan yang belum rampung dan musim hujan sudah lebih dahulu datang, air sungai pun tetap melimpas ke rumah warga dengan ketinggian 50 sentimeter hingga 3 meter.

KOMPAS.com/FABIAN JANUARIUS KUWADO Gubernur Jakarta Joko Widodo yang menaiki perahu karet diarak warga korban banjir Kembangan Utara, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (14/1/2014). 5. Kamis (16/1/2014), Jokowi meninjau lokasi pengungsian di Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat. Di sana, Jokowi juga sekaligus mengumumkan bahwa akan dibangun lima tower rumah susun sewa sederhana di lahan seluas 1,7 hektare dekat lokasi pengungsian. Dua dari lima tower itu terdapat pasar di lantai satu hingga tiganya. Rusunawa itu untuk warga yang direlokasi.

Kepala Dinas Perumahan dan Bangunan Pemerintah DKI Jakarta Yonathan Pasodung menjelaskan, rusunawa serba guna tersebut terdiri dari 16 lantai, di mana lantai satu hingga tiga diperuntukkan bagi pasar. Sedangkan lantai tiga empat hingga 16 diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik warga hasil relokasi maupun bukan.

"Saat ini sudah kita sosialisasikan ke pedagang pasar bahwa kita akan bangun rusunawa serba guna. Mereka tidak perlu khawatir karena selama pembangunan, mereka boleh jualan. Tanah kita di sini itu ada 6,5 hektar. Mereka bisa berjualan di situ," ujarnya.

6. Musim hujan tidak menyurutkan niat Jokowi bersepeda rutin ke Balaikota, Jumat (17/1/2014). Hari itu, ia ditemani oleh pebalap Motograndprix, Jorge Lorenzo. Di tengah gerimis, aktivitas gowes tetap berjalan meski terlambat satu jam. Rombongan menempuh jalur Jalan Taman Surapati lalu masuk ke Jalan Teuku Umar, melalui depan Masjid Cut Meutia, belok kiri ke Jalan Menteng Raya, serta berakhir di Jalan Medan Merdeka Selatan dan masuk ke dalam Balaikota Jakarta.

"Very good," ujar Jorge sesampainya depan selasar Balaikota.

KOMPAS.com/FABIAN JANUARIUS KUWADO Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (dua dari kiri) dan pebalap MotoGP asal Spanyol, Jorge Lorenzo (dua dari kanan), bersepeda bersama dari rumah dinas Gubernur Jakarta menuju Balaikota Jakarta, Jumat (17/1/2014) pagi.

Seusai gowes bareng, Jokowi berseloroh bahwa dia memenangi adu balap sepedanya dengan Jorge. "Kalau adu balapan sama Lorenzo, menang saya. Wong saya di depan terus. Tadi kan Lorenzo di belakang. Tapi kalau sepedaan ya. He-he-he," seloroh Jokowi ketika konferensi persnya.

7. Minggu (19/1/2014) adalah hari libur bagi kebanyakan orang. Namun, tidak bagi Jokowi. Dengan mengenakan kemeja motif kotak-kotak, ia mendatangi tepi bantaran Kanal Banjir Barat (KBB) Tanah Abang, Jakarta Pusat. Di sana, Jokowi menegaskan, tahun ini pihaknya akan merelokasi warga yang tinggal di bantaran.

"Sangat membahayakan sekali. Air Ciliwung yang mengalir sangat besar. Warga harus direlokasi ke rusun karena membahayakan," ujarnya.

Ia tak menyinggung soal relokasi kepada warga yang ditemuinya. Bahkan, ada salah satu warga yang begitu bertemu Jokowi dengan pede-nya meminta bantuan triplek dan kayu agar rumah semipermanen di bantaran kuat menahan arus sungai. Jokowi hanya tersenyum.

8. Selanjutnya, ia meninjau genangan di Jalan Letjend S Parman, tepatnya di depan Mall Ciputra, Grogol, Jakarta Barat. Jokowi pasrah atas genangan yang memutuskan arus lalin itu. Genangan setinggi 20 hingga 30 sentimeter tersebut akibat meluapnya Kali Grogol yang berada persis di samping jalan. Debit air dari hulu yang tinggi tak tertampung sehingga meluap ke jalan. Akibatnya, kendaraan bermotor tidak dapat melintas di jalan itu.

Untuk menyedot air dari jalan ke kali, Pemerintah Provinsi DKI mengandalkan satu buah pompa. Menurutnya, satu unit pompa tersebut sudah maksimal. Pasalnya, penambahan pompa tak akan berguna jika kali meluap.

"Pompanya sudah berfungsi, sudah besar, sudah maksimal. Tapi ya air dari atas memang banyak sekali, jadi (proses penyedotan) memang butuh waktu," ujarnya.

9. Sore harinya, Jokowi meninjau banjir di permukiman bantaran Waduk Pluit. Ia mendistribusikan bantuan berupa beras dan alat tulis bagi pengungsi. Jokowi juga menyempatkan diri meninjau rumah pompa Waduk Pluit dan melihat kondisi rumah masyarakat yang kebanjiran menggunakan sebuah perahu karet.

Ada yang unik ketika Jokowi menerabas banjir. Sebelum menaiki perahu karet, Jokowi berjalan di genangan air setinggi betisnya sehingga sepatunya penuh air. Seusai meninjau rumah pompa dan rumah warga, ia melepas sepatunya dan membuang air di dalam sepatu. Aksi spontan Jokowi mendapatkan beragam komentar.

"Ha-ha-ha, sepatu Pak Jokowi juga banjir," ujar seorang anak.

"Waduh, besok beli lagi aja Pak sepatu yang lebih bagus," timpal anak lainnya.

Dia hanya tersenyum mendengar celotehan anak itu.

10. Pada Senin (20/1/2014) pagi, Jokowi bertemu dengan sejumlah pimpinan daerah Jawa Barat, Bogor, Depok, dan Bekasi di posko pemantauan Bendung Katulampa untuk membicarakan banjir di Jakarta. Rapat koordinasi yang dihadiri juga oleh Kemen PU itu memutuskan pembangunan Waduk Ciawi dan Waduk Sukamahi.

Adapun sodetan Ciliwung-Cisadane belum diputuskan karena pemerintah Tangerang atau Banten tidak hadir di rapat.

11. Sore harinya, Jokowi meninjau Kali Sekretaris, perbatasan Kebon Jeruk, Grogol, Jakarta Barat. Salah satu sisi sheet pile kali itu patah sehingga air meluap ke jalanan. Tanpa terlihat takut, Jokowi berjalan di atas sheet pile dan turun ke bendungan buatan yang terbuat dari pasir tersebut.

"Saya sudah instruksikan Dinas PU untuk perbaiki. Anggarannya enggak ngertilah. Pakai dana mana saja, pokoknya perbaiki," ujar Jokowi

12. Selanjutnya, Jokowi meninjau turap Waduk Setiabudi yang longsor. Waduk milik Kementerian PU itu rakan segera diperbaiki oleh Dinas PU DKI Jakarta.

"Ini memang milik Kementerian PU. Hanya, yang darurat-darurat seperti ini ya kita tangani (Pemprov DKI Jakarta)," ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan, jika tak segera diperbaiki, bisa mengancam masyarakat serta perkantoran di sekitar waduk itu. Turap yang longsor berada di antara waduk dengan Kali Cideng. Sehingga jika debit air Kali Cideng naik bisa melimpas ke waduk. Kondisi itu mengancam permukiman dan kantor sekitarnya.

"Coba kalau air Cideng masuk ke sini (Waduk Setiabudi). Coba bayangin bagaimana kondisi di sana (permukiman)," ujar Jokowi.

"Saya kan penanggung jawab daerah ini. Kalau enggak cepat gini, ya saya yang disalahin. Ingat, saya tanggung jawab," lanjutnya.

13. Pada Selasa (21/1/2014), Jokowi meninjau lokasi banjir di tepi Ciliwung, tepatnya di Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur. Dia terkejut melihat arus sungai yang sangat deras. Ia menapaki daerah yang terendam banjir tanpa alas kaki. Awalnya, saat melihat arus yang deras, Jokowi yang sudah berada di mulut gang berbalik. Wartawan sempat mengira ia tak jadi blusukan ke gang itu lantaran takut. Ternyata, Jokowi melepaskan sepatunya dan menggulung celana panjang hitamnya.

Tak sampai semenit, Jokowi yang tanpa alas kaki itu sudah berjalan di gang tersebut. Salah seorang warga tampak memandu blusukan Jokowi di gang tersebut. Sang warga pun menunjukkan bahwa setiap debit air Sungai Ciliwung naik, otomatis ratusan rumah di wilayah itu kebanjiran.

SUMBER KOMPAS
0
3K
15
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.