- Beranda
- The Lounge
Presiden "Laba Untuk Rakyat" Balkadaba
...
TS
DoctorComp
Presiden "Laba Untuk Rakyat" Balkadaba
PRESIDEN "LABA UNTUK RAKYAT" BALKADABA
Quote:
Quote:
Meminjam istilah dari Emha Ainun Nadjib, seorang budayawan Indonesia, yang sekarang “bertapa” untuk tidak menulis di berbagai media cetak, ada yang menggelitik untuk dicermati, khususnya tentang Presiden, sehingga Emha menggunakan istilah yang unik yaitu “Presiden Balkadaba”. Setelah dikutak-katik istilah tersebut, karena penasaran saya, apa sih maksudnya Presiden Balkadaba? Inilah hasil kutak katik Presiden Balkadaba tersebut.
Presiden Balkadaba
Presiden Bakaldaba
Presiden Babakadal
Baba Presiden Kadal!
Nah coba Baba itu siapa? Kalau di pisah Baba ketemu “Ba” dan “Ba”, dan kalau disingkat lagi “B” dan “B” Anda pasti sudah bisa menebak, siapa yang dimaksud? Namun yang menarik adalah kata kadal itu sendiri. Mengapa sampai paduan “BB’ tersebut dinamakan kadal? Kalau kita amati kadal ini binatang yang jinak, bukan binatang yang berbisa, mematikan atau bahkan beracun. Lalu mengapa sampai disebut “Baba Presiden kadal?”
Analisa bisa macem-macem, mungkin karena dianggap kurang greget, kurang berani, kurang “menggigit”, kurang gerak, kurang ini dan kurang itu hingga dijuluki Presiden Balkadaba atau Baba Presiden kadal! Banyak mungkin yang tak habis rasa gemesnya pada Presiden, begitu banyak PR yang tak tuntas alias menggantung, baik karena memang kasus “warisan” Orba atau memang terjadi pada masa Reformasi, namun yang jelas semua itu membuat Presiden menjadi sasaran”tembak” yang jitu. Bahkan ada yang sinis bilang,”siapa suruh jadi Presiden?“
Kasus demi kasus bertebaran di masa Presiden Balkadaba, seperti kasus Bank Century, kasus(warisan Orba) BLBI, kasus pengemplang pajak yang berehenti pada gayus tambunan, kasus calon gubernur BI dan lain sebagainya. Belum selesai yang satu, muncul lagi kasus yang lain, seperti kaburnya Nunun, Nazarudin dan lain sebagainya. Dunia perpolitikan gonjang-ganjing di sekitar Presiden Balkadaba. Apa lagi setelah Presiden mengatakan” istri dan anaknya tak akan mencalonkan diri menjadi Presiden pada pemilun 2014 nanti” Wah tambah rame deh!
Presiden Balkadaba, presiden yang, mungkin, susah atau tak berani mengambil sikap tegas terhadap orang-orang disekitarnya, banyak alasannya. Salah satunya, sebagaimana Presiden di manapun di dunia, tak mau jatuh atau turun di tengah jalan, apa lagi kalau “turunnya” dipaksa atau terpaksa. Kalau turunnya dengan aman dan meninggalkan nama baik, mungkin itu tak masalah! Tapi kalau “turunya” meninggalkan keburukan atau justru membuat negara menjadi kacau balau, tak ada seorang Presiden dimanapun yang mau, kecuali presiden itu memang Presiden yang anarkis, otoriter, diktator atau bahkan presiden algojo, membantai rakyatnya sendiri agar tetap berkuasa.
Banyak Presiden yang baik, namun banyak juga presiden model Balkadaba ini, Presiden yang berwatak atau bersipat seperti kadal, jangan ketukar dengan bunglon! Presiden yang bersipat kadal, justru takut pada orang, coba saja lihat kadal, bila menjumpai orang justru lari! Dan sang kadal biasanya hanya berani membuat orang kaget! Mungkin anda pernah mengalami bila jalan di sebuah kebun yang berumput dan tiba-tiba kadal muncul dan anda kaget, anda kira ular, ah… ternyata hanya kadal!
Uniknya kadal kebanyakan adanya di daerah tropis, seperti di Indonesia, di Rusia tak ada kadal! Makanya Presidennya tak akan disebut Presiden kadal! Nah karena di Indonesia banyak kadal, maka munculah istilah Presiden Balkadaba atau Baba Presiden Kadal, kata kadal memang lebih bersipat negatif, padahal binatang kadal, sekali lagi, bukan binatang beracun, berbisa atau mematikan! Tapi ada istilah”ngadalin” kata yang ditujukan kepada orang yang kerjaan menipu, sering bohong, khianat dan lain sebagainya.
Lagi-lagi, mungkin, inilah makanya ada istilah “Presiden Balkadaba”, hasil dari kutak-katik “Baba Presiden Kadal” Anda setuju pakai istilah itu? Silahkan, namun perlu diingat, betapa susahnya menjadi seorang Presiden di era Reformasi, di era transisi yang berkepanjangan, keras takut melanggar Hak Asasi Manusia(HAM), lembut disebut penakut, cepat takut rakyat pontang-panting alias tak siap, hati-hati disebut lambat! Siapapun Presidennya di Indonesia sekarang ini, akan mengalami hal yang sama, sama-sama susah! Susah seperti meluruskan benang kusut atau seperti susahnya meneggakkan benang yang basah! Yang perlu dirubah memang sistemnya, selama sistemnya tidak di rubah, maka siapapun presiden Indonesia akan mengalami kesulitan untuk membenahi Indonesia yang kian ambaradul!
Atau memang Indonesia baru bisa dikendalikan atau dibenahi oleh sistem yang “keras” atau main”gebug” seperti yang pernah dilakukan rezim Orde Baru, banyak utang tapi rakyat senang! Rakyat enjoy, karena semuanya serba “tertutup” rakyat dibuat tak tahu apa-apa, yang penting sembako tak kurang, harga murah dan rakyat aman, namun utang banyak, KKN berjalan tapi tak diketahui rakyat banyak, menteri-menteri terlindungi oleh Presiden, tak ada Gubernur yang di tangkap, tak ada menteri yang dipenjara, tak ada koruptor kabur ke luar negeri dan seterusnya.
Hidup memang pilihan, nah mau yang mana? Punya Presiden Balkadaba, tapi anda bebas bersuara, tak takut dipenjara atau punya Presiden yang otoriter, tapi anda tak bebas bersuara, bahkan penjara akan menanti anda bila kritis terhadap Presiden? Dilema bukan? Namun seperti orang kebanyakan, lebih baik hidup bebas merdeka, ketimbang seperti burung hidup di sangkar emas! Ngapain di sangkar emas, tak bisa berbuat apa-apa!
Oke, ada Presiden Balkadaba, namun jangan lupa itu adalah pilihan rakyat! Mau tak mau kita harus menghargai pilihan rakyat. Nah bila di tahun 2014 nanti anda memilih, maka pilihan anda harus bena-benar teruji, ya paling tidak memenuhi empat kriteria yang sering saya tulis, BerAni, JUjur, BErsih dan adIL( BAJU BEDIL), saya yakin bila empat kriteria ini dipenuhi di tahun 2014 dan berikutnya nanti atau di sisa akhir jabatan ini, maka istilah Presiden Balkadaba akan gugur dengan sendirinya, dengan demikian lahir istilah baru Presiden Bajubedil (Presiden berani , jujur, bersih dan adil)
Bila Indonesia punya Presiden yang Bajubedil, insya Allah kesejahteraan rakyat akan cepat terpenuhi, karena Presidennya berani berkata”tidak” bagi pihak manapun yang mencoba membuat kekacauan, jujur dalam arti yang sebenarnya, yang benar dikatakan benar, yang salah dikatakan salah! Bukan malah sebaliknya, yang benar disalahkan, karena mengganggu kekuasaannya dan yang salah dibenarkan karena mendukung kekuasaannya, bersih dari segala macam KKN, dan yang terakhir adalah adil dalam segala hal, baik yang menyangkut kepentingannya sendiri, maupun kepentingan rakyat banyak! Demi rakyat, presiden rela berakit-rakit kahulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian! Itulah tipe Presiden Bajubedil.
Presiden yang bersipat Bajubedil yang ada adalam setiap pikiran, tindakan dan kebijakananya adalah demi kesejahteraan rakyat! Rakyat selalu yang diutamakan atau dipentingkan, apapapun nama kebijakannya selalu membuat rakyat lebih sejahtera, lebih aman dan lebih nyaman! Boleh dikata, tak apa-apa presidenya berpola hidup sederhana, asal rakyatnya sejahtera! Tak apa-apa presiden dan orang di sekitarnya biasa-bisa saja, yang penting rakyat dibuat “luar biasa” karena sembako murah, pendidikan terjangkau, biaya hidup ringan, rakyat semakin sejahtera, pengangguran berkurang, lapangan kerja tersedia dan lain sebagainya.
Presiden Bajubedil selalu membuat kebijakan yang mensejahterakan rakyat, rakyat dibuat selalu sejahtera dari hari ke hari, dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun. Keuntungan dari BUMN untuk kesejahteraan rakyat, jikapun utang pada Bank Dunia, utang tadi untuk mensejahterakan rakyat. Menarik modal asing sebanyak-banyaknya juga untuk kepetingan rakyat. Pokoknya Presiden yang BerAni, JUjur, BErsih dan aDIl selalu kesejahteraan rakyat dalam pikirannya, rakyat, rakyat dan rakyat! Bukan hanya di saat kampanya pemilu, tapi sesudah pemilu, bukan hanya pada kata-kata, tapi pada tindakan dan kebijakannya!
Presiden Balkadaba
Presiden Bakaldaba
Presiden Babakadal
Baba Presiden Kadal!
Nah coba Baba itu siapa? Kalau di pisah Baba ketemu “Ba” dan “Ba”, dan kalau disingkat lagi “B” dan “B” Anda pasti sudah bisa menebak, siapa yang dimaksud? Namun yang menarik adalah kata kadal itu sendiri. Mengapa sampai paduan “BB’ tersebut dinamakan kadal? Kalau kita amati kadal ini binatang yang jinak, bukan binatang yang berbisa, mematikan atau bahkan beracun. Lalu mengapa sampai disebut “Baba Presiden kadal?”
Analisa bisa macem-macem, mungkin karena dianggap kurang greget, kurang berani, kurang “menggigit”, kurang gerak, kurang ini dan kurang itu hingga dijuluki Presiden Balkadaba atau Baba Presiden kadal! Banyak mungkin yang tak habis rasa gemesnya pada Presiden, begitu banyak PR yang tak tuntas alias menggantung, baik karena memang kasus “warisan” Orba atau memang terjadi pada masa Reformasi, namun yang jelas semua itu membuat Presiden menjadi sasaran”tembak” yang jitu. Bahkan ada yang sinis bilang,”siapa suruh jadi Presiden?“
Kasus demi kasus bertebaran di masa Presiden Balkadaba, seperti kasus Bank Century, kasus(warisan Orba) BLBI, kasus pengemplang pajak yang berehenti pada gayus tambunan, kasus calon gubernur BI dan lain sebagainya. Belum selesai yang satu, muncul lagi kasus yang lain, seperti kaburnya Nunun, Nazarudin dan lain sebagainya. Dunia perpolitikan gonjang-ganjing di sekitar Presiden Balkadaba. Apa lagi setelah Presiden mengatakan” istri dan anaknya tak akan mencalonkan diri menjadi Presiden pada pemilun 2014 nanti” Wah tambah rame deh!
Presiden Balkadaba, presiden yang, mungkin, susah atau tak berani mengambil sikap tegas terhadap orang-orang disekitarnya, banyak alasannya. Salah satunya, sebagaimana Presiden di manapun di dunia, tak mau jatuh atau turun di tengah jalan, apa lagi kalau “turunnya” dipaksa atau terpaksa. Kalau turunnya dengan aman dan meninggalkan nama baik, mungkin itu tak masalah! Tapi kalau “turunya” meninggalkan keburukan atau justru membuat negara menjadi kacau balau, tak ada seorang Presiden dimanapun yang mau, kecuali presiden itu memang Presiden yang anarkis, otoriter, diktator atau bahkan presiden algojo, membantai rakyatnya sendiri agar tetap berkuasa.
Banyak Presiden yang baik, namun banyak juga presiden model Balkadaba ini, Presiden yang berwatak atau bersipat seperti kadal, jangan ketukar dengan bunglon! Presiden yang bersipat kadal, justru takut pada orang, coba saja lihat kadal, bila menjumpai orang justru lari! Dan sang kadal biasanya hanya berani membuat orang kaget! Mungkin anda pernah mengalami bila jalan di sebuah kebun yang berumput dan tiba-tiba kadal muncul dan anda kaget, anda kira ular, ah… ternyata hanya kadal!
Uniknya kadal kebanyakan adanya di daerah tropis, seperti di Indonesia, di Rusia tak ada kadal! Makanya Presidennya tak akan disebut Presiden kadal! Nah karena di Indonesia banyak kadal, maka munculah istilah Presiden Balkadaba atau Baba Presiden Kadal, kata kadal memang lebih bersipat negatif, padahal binatang kadal, sekali lagi, bukan binatang beracun, berbisa atau mematikan! Tapi ada istilah”ngadalin” kata yang ditujukan kepada orang yang kerjaan menipu, sering bohong, khianat dan lain sebagainya.
Lagi-lagi, mungkin, inilah makanya ada istilah “Presiden Balkadaba”, hasil dari kutak-katik “Baba Presiden Kadal” Anda setuju pakai istilah itu? Silahkan, namun perlu diingat, betapa susahnya menjadi seorang Presiden di era Reformasi, di era transisi yang berkepanjangan, keras takut melanggar Hak Asasi Manusia(HAM), lembut disebut penakut, cepat takut rakyat pontang-panting alias tak siap, hati-hati disebut lambat! Siapapun Presidennya di Indonesia sekarang ini, akan mengalami hal yang sama, sama-sama susah! Susah seperti meluruskan benang kusut atau seperti susahnya meneggakkan benang yang basah! Yang perlu dirubah memang sistemnya, selama sistemnya tidak di rubah, maka siapapun presiden Indonesia akan mengalami kesulitan untuk membenahi Indonesia yang kian ambaradul!
Atau memang Indonesia baru bisa dikendalikan atau dibenahi oleh sistem yang “keras” atau main”gebug” seperti yang pernah dilakukan rezim Orde Baru, banyak utang tapi rakyat senang! Rakyat enjoy, karena semuanya serba “tertutup” rakyat dibuat tak tahu apa-apa, yang penting sembako tak kurang, harga murah dan rakyat aman, namun utang banyak, KKN berjalan tapi tak diketahui rakyat banyak, menteri-menteri terlindungi oleh Presiden, tak ada Gubernur yang di tangkap, tak ada menteri yang dipenjara, tak ada koruptor kabur ke luar negeri dan seterusnya.
Hidup memang pilihan, nah mau yang mana? Punya Presiden Balkadaba, tapi anda bebas bersuara, tak takut dipenjara atau punya Presiden yang otoriter, tapi anda tak bebas bersuara, bahkan penjara akan menanti anda bila kritis terhadap Presiden? Dilema bukan? Namun seperti orang kebanyakan, lebih baik hidup bebas merdeka, ketimbang seperti burung hidup di sangkar emas! Ngapain di sangkar emas, tak bisa berbuat apa-apa!
Oke, ada Presiden Balkadaba, namun jangan lupa itu adalah pilihan rakyat! Mau tak mau kita harus menghargai pilihan rakyat. Nah bila di tahun 2014 nanti anda memilih, maka pilihan anda harus bena-benar teruji, ya paling tidak memenuhi empat kriteria yang sering saya tulis, BerAni, JUjur, BErsih dan adIL( BAJU BEDIL), saya yakin bila empat kriteria ini dipenuhi di tahun 2014 dan berikutnya nanti atau di sisa akhir jabatan ini, maka istilah Presiden Balkadaba akan gugur dengan sendirinya, dengan demikian lahir istilah baru Presiden Bajubedil (Presiden berani , jujur, bersih dan adil)
Bila Indonesia punya Presiden yang Bajubedil, insya Allah kesejahteraan rakyat akan cepat terpenuhi, karena Presidennya berani berkata”tidak” bagi pihak manapun yang mencoba membuat kekacauan, jujur dalam arti yang sebenarnya, yang benar dikatakan benar, yang salah dikatakan salah! Bukan malah sebaliknya, yang benar disalahkan, karena mengganggu kekuasaannya dan yang salah dibenarkan karena mendukung kekuasaannya, bersih dari segala macam KKN, dan yang terakhir adalah adil dalam segala hal, baik yang menyangkut kepentingannya sendiri, maupun kepentingan rakyat banyak! Demi rakyat, presiden rela berakit-rakit kahulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian! Itulah tipe Presiden Bajubedil.
Presiden yang bersipat Bajubedil yang ada adalam setiap pikiran, tindakan dan kebijakananya adalah demi kesejahteraan rakyat! Rakyat selalu yang diutamakan atau dipentingkan, apapapun nama kebijakannya selalu membuat rakyat lebih sejahtera, lebih aman dan lebih nyaman! Boleh dikata, tak apa-apa presidenya berpola hidup sederhana, asal rakyatnya sejahtera! Tak apa-apa presiden dan orang di sekitarnya biasa-bisa saja, yang penting rakyat dibuat “luar biasa” karena sembako murah, pendidikan terjangkau, biaya hidup ringan, rakyat semakin sejahtera, pengangguran berkurang, lapangan kerja tersedia dan lain sebagainya.
Presiden Bajubedil selalu membuat kebijakan yang mensejahterakan rakyat, rakyat dibuat selalu sejahtera dari hari ke hari, dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun. Keuntungan dari BUMN untuk kesejahteraan rakyat, jikapun utang pada Bank Dunia, utang tadi untuk mensejahterakan rakyat. Menarik modal asing sebanyak-banyaknya juga untuk kepetingan rakyat. Pokoknya Presiden yang BerAni, JUjur, BErsih dan aDIl selalu kesejahteraan rakyat dalam pikirannya, rakyat, rakyat dan rakyat! Bukan hanya di saat kampanya pemilu, tapi sesudah pemilu, bukan hanya pada kata-kata, tapi pada tindakan dan kebijakannya!
Spoiler for Sumber:
Youtube & Kompasiana
0
2.4K
Kutip
7
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.3KThread•84KAnggota
Urutkan
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru