Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kortikalAvatar border
TS
kortikal
[Kaum Mencla-mencle] ] Anies Baswedan bantah pernah kritik blusukan Jokowi
Merdeka.com - Mantan peserta Konvensi Capres Partai Demokrat, Anies Baswedan, membantah pernah mengritik kegiatan blusukan yang dilakukan Joko Widodo (Jokowi). Hal ini dikatakan Anies sebagai klarifikasi atas pemberitaan 'Anies Baswedan sebut blusukan Jokowi cuma pencitraan' pada 19 Desember 2013.

Dalam surat klarifikasinya ke merdeka.com, Selasa (27/5), Anies yang sekarang menjadi Juru Bicara Jokowi-JK menegaskan, "Saya sama sekali tidak pernah menyebutkan dan mengilustrasikan nama Bapak Jokowi sebagai figur yang kerap kali blusukan hanya karena pencitraan semata."

Dalam sesi tanya-jawab konferensi pers 3000KM Nyalakan Harapan pada 19 Desember 2013 itu, Anies mengatakan, pencitraan dan blusukan menjadi salah satu topik yang ditanyakan oleh media, sehingga muncul satu pertanyaan: Apakah Mas Anies akan melakukan blusukan?"

"Dalam kesempatan itu, saya menjawab 'Blusukan adalah salah satu program kerja pejabat negara atau kepala daerah. Saya yang bukan pejabat negara atau kepala daerah, kalau saya mengadakan blusukan, itu namanya pencitraan. Saya datang untuk dengar, ngobrol dan untuk kirim harapan. Saya datang justru karena.. kita harus berubah. Datangnya pemimpin harus membawa perspektif baru'," kata Anies.sumber


Anies: Saya tak ingin jadi pemimpin setengah dewa

Merdeka.com - Bakal calon presiden yang juga peserta Konvensi Partai Demokrat Anies Baswedan tidak ingin menjadi sosok pemimpin setengah dewa. Hal ini secara tidak langsung menyindir Jokowi yang ditempatkan sebagai capres setengah dewa lantaran tidak bisa dikritik, menurut survei Cyrus Network.

"Kami tidak ingin jadi pemimpin setengah dewa," ujar Anies di Jakarta, Kamis (19/12).

Menurut Anies, konsep seorang pemimpin bukanlah melayani rakyat seperti yang selama ini dilakukan oleh Jokowi . Namun, tugas pemimpin adalah menggerakkan anak buahnya yang ada di dalam jajaran birokrasi.

"Tugas pemimpin bukan melayani tapi menggerakkan. Birokrasi yang melayani," tegasnya.

Dengan melayani sebanyak 240 juta penduduk Indonesia, lanjut Anies, seorang pemimpin tentu tidak bakal melayani semuanya.

Oleh karena itu, dirinya sebagai calon presiden hadir dengan bermodal integritas, hati dan turun tangan mengabdi terhadap bangsa.

"Saya tidak akan hadir untuk menyelesaikan masalah anda. Ini masalah anda, ini masalah saya, kita bergerak bersama-sama memperbaiki bangsa," jelas Anies.sumber

Anies Baswedan: Saya Tak Mau Pencitraan dengan Blusukan

Peserta Konvensi Partai Demokrat Anies Baswedan mengaku takkan mengikuti gaya blusukan ala Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Rektor Universitas Paramadina ini punya cara lain untuk maju sebagai calon presiden pada Pemilu 2014.

Anies mengaku akan melalukan road show keliling Pulau Jawa untuk menyosialisasikan program-programnya. "Saya bukan blusukan, tapi saya akan datang untuk dengar, ngobrol, diskusi. Saya tidak mau pencitraan dengan blusukan," kata Anies dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (19/12/2013).

Anies mengatakan, langkah road show itu tidak semata-mata dilakukan tanpa dasar. Road show terinspirasi dari Presiden RI pertama Soekarno. Saat itu, Soekarno banyak berpidato di sejumlah tempat di Indonesia.

"Saya ingin meniru Bung Karno saat berkeliling ke wilayah-wilayah Indonesia. Beliau pidato ke masyarakat di banyak titik bukan untuk membuat kesan dekat dengan rakyat. Bung Karno katakan bersiap-siap untuk bergerak. Dia bukan datang untuk menyelesaikan masalah," ujar Anies.

Lebih jauh Anies tak masalah dengan kritik sejumlah pihak atas keputusannya memilih jalur Konvensi Partai Demokrat. Meski partai besutan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kini sejumlah kadernya tengah terlilit kasus korupsi.

Mengenai itu, Anies mengaku kondisi seperti itu pun pernah dialami Soekarno. "Bung Karno banyak dikritik karena bekerja sama dengan Jepang," ujarnya.

Di mata Anies, Soekarno bukan hanya akan mendengarkan rakyat, tetapi juga mengajak masyarakat berubah. Hal itu yang dianggap Anies berbeda dengan gaya blusukan yang mana memosisikan pemimpin sebagai penyelesai masalah masyarakat tanpa berusaha menggerakkan mereka.

"Saya tidak ingin jadi pemimpin setengah dewa. Saya tidak akan hadir untuk menyelesaikan masalah Anda. Ini masalah Anda, ini masalah saya, kita bergerak bersama," demikian Anies. (Ali/Mut) sumber

Ternyata JK Tak Mau Indonesia Hancur Dipimpin Jokowi


Sampai sekarang masih banyak yang bertanya-tanya mengapa Jusuf Kalla mau turun gunung mendampingi Joko Widodo sebagai calon wakil presiden. Seribusatu dugaan berseliweran, dari yang berbau politik, hingga yang berbau bisnis.

Jawaban atas pertanyaan itu agaknya dapat diraba dari sebuah video berdurasi 3 menit 52 detik yang beredar dan kembali diunggah di YouTube baru-baru ini.

Di dalam video yang disebutkan milik salah satu media ekonomi di Indonesia, JK mengatakan dirinya keberatan bila usia dijadikan indikator utama. Seharusnya, sebut JK, track record menjadi alat ukur dalam menilai apakah seseorang memiliki kemampuan memimpin atau tidak. Apalagi memimpin sebuah negara besar seperti Indonesia.

"Jangan presiden dipilih dengan pikiran uji coba, dengan pikiran dengan umur. Harus dengan kemampuan yang diperoleh dari pengetahuan dan pengalaman. Kalau sekadar umur berbahaya," katanya lagi.

Track record, sebut JK lebih lanjut, lebih penting dari sekadar umur.

Selain umur, yang tidak boleh begitu saja dijadikan ukuran dalam menilai pemimpin adalah popularitas. Pada bagian inilah ia mulai menyinggung soal Jokowi.

"Jangan tiba-tiba karena dia (Jokowi) terkenal di Jakarta dicalonkan jadi presiden. Bisa hancur negeri ini," jelasnya.

JK mengingatkan, bahwa dirinyalah yang mengusulkan agar Jokowi menjadi gubernur. Menurut JK, Jokowi memiliki catatan yang bagus selama memimpin Solo, dan JK ingin agar Jokowi naik kelas lebih tinggi lagi yakni menjadi Gubernur Jakarta.

Jadi, demikian JK, biarlah sekarang Jokowi mengurus Jakarta dulu.

"Itu kan masalah popularitas, belum membuktikan dia (Jokowi) mampu mengurus Jakarta. Biarlah dia mengurus DKI. Jangan dicampur aduk. Nanti negeri ini tidak punya nilai. Nanti kacau negeri ini," demikian JK.


Video itu dibuat sebelum pada akhirnya JK menyerah pada keadaan dan bersedia menjadi cawapres. Sekarang, apakah JK masih memiliki cara pandang yang sama terhadap Jokowi? [dem]
sumber

Kata Jokowi Soal Janji Menjabat Lima Tahun Saat Kampanye Pilgub DKI
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Joko "Jokowi" Widodo dikritik mengingkari janjinya yang semasa Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012 ketika maju sebagai calon presiden PDI Perjuangan. Lantas, apa komentar Jokowi terhadap kritikan tersebut?

"Saya kira kembali ke Konstitusi, undang-undang, aturan. Kalau aturan memperbolehkan, saya kira itulah aturan. Kalau aturan tidak boleh, tentu tidak akan ada," kata Jokowi kepada Kompas TV di kediamannya di Menteng, Jakarta, Jumat (14/3/2014).

Sebelumnya, video janji Jokowi memimpin Jakarta hingga satu periode yang diunggah di Youtube menyebar luas lewat layanan Blackberry Messenger.

"Katanya saya tidak ingin menyelesaikan lima tahun. Diisukan gitu, untuk apa? Itu biar masyarakat ragu. Oleh sebab itu, dalam gerakan ini saya sampaikan, Jokowi dan Basuki komit untuk memperbaiki DKI dalam lima tahun," ujar Jokowi yang lalu mendapat sambutan dari simpatisan di sekitarnya.

Video kemudian menunjukkan beragam komentar pria yang sebelumnya menjabat sebagai Wali Kota Surakarta itu saat ditanya wartawan mengenai wacana pencapresannya.


Pada bagian ini, cuplikan wawancara Jokowi di televisi dipadukan dengan lagu "Janji" milik grup band Gigi.

"Sekarang ini saya mau fokus dulu urusi masalah rusun, masalah monorel, masalah MRT". Berlanjut, muncul cuplikan wawancara Jokowi yang mengatakan, "Banyak yang bertanya mengenai survei. Ya saya jawab, saya ndak mikir (itu). Survei ndak mikir, survei ndak mikir. Tanya lagi soal capres. Saya juga ndak mikir copras-capres."

Pada cuplikan lain, Jokowi dalam sebuah wawancara mengatakan, "Saya sudah sampaikan bolak-balik, sekarang saya fokus mengurusi Jakarta. Saya ini sudah pusing. Sudah pusing meloncat sana, meloncat sini." Video pun menyisipkan komentar warga tentang wacana mengusung Jokowi menjadi calon presiden.sumber

Kumpulan kaum penipu mencla-mencle, alasan bisa saja dicari2 sbg pembenar, membohongi rakyat emoticon-Najis
Cocok lah mulai capres,cawapres,jubir sama2 munapig emoticon-shakehand
-1
5.3K
53
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.8KThread41.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.