Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dini.hariAvatar border
TS
dini.hari
Pasar Motor di Jawa Kian Bengkak, akankah Meledak?
Halo agan-agan semua. Ini adalah thread pertama ane sejak menjadi silent reader Kaskus beberapa bulan lalu.
Ane mengawali postingan pertama di Kaskus berupa tulisan mengenai sebaran distribusi sepeda motor di negeri kita tercinta ini emoticon-Kiss
Selamat membaca ya gan...

========================================

Kakak saya memutuskan untuk membeli sepeda motor pada pertengahan tahun lalu. Kuda besinnya ini dikendarai setiap hari dari rumah di kawasan Karawaci, Tangerang, menuju gedung CIMB Niaga Lippo Karawaci.



Jarak dari tempat tinggalnya ke kantor tak lebih dari 5 kilometer (km). Tapi, pria berusia 28 tahun itu memilih untuk menunggangi kedaraan pribadi daripada setiap pagi dan sore naik angkutan umum. Selain ongkos lebih hemat, waktu tempuhpun lebih cepat.



“Ongkos bensinnya jauh lebih irit ketimbang naik angkutan kota setiap hari. Kalau angkot butuh 30 menit naik motor jauh paling 15 sampai 20 menit,” katanya.



Ada ribuan atau mungkin jutaan masyarakat di kelas menengah yang memiliki pertimbangan serupa dengan dengan kakak saya tersebut. Tak heran kalau akhirnya Pulau Jawa menjadi pasar kuda besi paling gemuk di negeri ini.



Jawa diramalkan tetap menjadi wilayah favorit rakyat untuk menetap. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memproyeksikan lebih dari 50% penduduk akan berdiam di kawasan ini pada 2035.



Ketika itu, populasi masyarakat Indonesia diperkirkan berkisar 305,6 juta jiwa. Jika prognosis tersebut benar, Jawa bakal dihuni sedikitnya 153 juta manusia. Bengkaknya rasio kependudukan di pulau ini terdorong pertumbuhan ekonomi yang ada.



Geliat perekonomian suatu kawasan lekat dengan tingkat daya beli masyarakat setempat. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pertumbuhan ekonomi kuartal I/2014 naik 5,21% setara Rp2.401 triliun. Jawa memberi sumbangsih 58,52% terhadap produk domestik bruto (PDB).



Oleh karena itu, jangan heran saat mendapati realisasi penjualan kendaraan bermotor di pulau tersebut selalu menjadi yang terbanyak. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat 64,14% motor anyar terkonsentrasi di Jawa selama 2013.



Rincinya, sepanjang tahun lalu ada 7,7 juta unit sepeda motor laku di pasar domestik, 64,14% dari jumlah ini setara dengan 4,98 juta unit. Tulang punggung penjualan berada di Jawa Timur, Jawa Barat, serta DKI Jakarta dengan penjualan di masing-masing wilayah melebihi 1 juta unit.



Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menyatakan salah satu pemicu besarnya pasar kendaraan roda 2 di Pulau Jawa adalah daya beli serta populasi penduduk. “Daya beli masyarakat meningkat sedangkan kebijakan angkutan umum tidak masif,” kata Ketua MTI Danang Parikesit.



Untuk mengakali kebutuhan mobilitas sehari-hari di tengah ruwetnya lalu lintas, masyarakat memilih roda 2 sebagai alternatif kendaraan. Pertimbangannya tak semata biaya operasional harian lebih hemat, tapi juga waktu tempuh lebih singkat ketimbang kendaraan umum.



Setelah Jawa, Pulau Sumatra menjadi pasar kuda besi terpadat sepanjang tahun lalu. Total penjualan motor di sana berkisar 1,3 juta unit. Selanjutnya diikuti Kalimantan 583.167 unit, Sulawesi 490.047 unit, Bali 317.460 unit. Sekitar 35.530 unit lainnya tersebar di Papua dan Maluku.



Lantas bagaimana sebaran kuda besi selama 4 bulan pertama Tahun Kuda ini?


Jawabannya jelas bisa ditebak. Ya, sama sekali tak ada perubahan urutan dari perolehan tahun lalu. Dari total penjualan berjumlah 2,7 juta unit (Januari – April 2014) sekitar 61,8% ada di Pulau Jawa. Sumatra menyumbang 17,9% disusul Kalimatan 8,13%, Sulawesi 6,9%, Bali 4,2%, dan Papua 0,47%.


Danang menyatakan banyak area yang belum terjangkau layanan angkutan umum. “Sehingga, paling praktis yang kemana-mana naik motor. Sistem angkutan umum kita masih kalah jauh dari anggota Asean lain,” tuturnya.



Bisa jadi jauh lebih banyak area di pulau lain yang belum memiliki akses terhadap fasilitas transportasi publik. Tapi, penjualan motor di sana tetap saja tak segemuk Jawa. Penyebabnya, kembali lagi soal daya beli masyarakat plus kepadatan penduduk.



Ada 5 wilayah dengan penjualan kuda besi terbanyak sepanjang 4 bulan pertama tahun ini, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Sumatra Utara. Kuantitas sales masing-masing daerah ini a.l. 454.005 unit, 448.623 unit, 388.951 unit, 280.960 unit, dan 148.742 unit.



“Jawa Timur terbanyak karena daya beli masyarakat di sana tinggi dan penduduknya banyak. Ditambah pula akses terhadap angkutan umum yang jadi penentunya,” ujar Danang.



Pada bulan-bulan mendatang ruas jalan di berbagai wilayah semakin dipadati motor. Pasalnya, AISI menargetkan penjualan motor sampai penghujung tahun menyentuh 8 juta unit. Sekalipun tercapai, pasar kuda besi domestika diyakini tetap jauh dari kata jenuh.



Ketua Bidang Niaga AISI Sigit Kumala berpendapat penjualan kuartal kedua berpeluang tumbuh 10% - 15% terhadap triwulan pertama 2014. Dengan kata lain, selama April - Juni sales bisa menyentuh kisaran 2,3 juta unit.



"Pasar sepeda motor kita belum jenuh, akan jenuh mungkin di kisaran penjualan 10 juta unit per tahun," ucapnya. Jumlah ini bisa tercapai dalam waktu 2 - 3 tahun mendatang asalkan tak ada kebijakan pemerintah yang bertujuan menekan daya beli masyarakat terhadap kendaraan bermotor roda 2.



Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sependapat dengan kalangan asosiasi bahwa pasar kuda besi RI belum jenuh. Sekitar 5 tahun lalu market diramalkan penat pada kisaran7 juta unit per tahun. Kenyataanya, penjualan tahun lalu saja menyentuh 7,7 juta unit.



"Sempat di koreksi, mungkin ketika 9 juta unit akan jenuh. Sekarang, mungkin kalau 12 juta unit per tahun baru jenuh," ucap Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi.



Sementara itu, Ketua AISI Gunadi Sindhuwinata menyatakan padatnya sebaran kuda besi di Pulau Jawa tak perlu dikhawatirkan. Sebab, kelak dengan sendirinya populasi kendaraan ini akan bergeser ke wilayah lain.

“Jadi, jangan khawatir kalau suatu saat kita tidak bisa bergerak karena macet. Di DKI dan Jabar jumlah pembelian motor paling untuk repalacement [motor sebelumnya],” kata dia.



Untuk skala Asia Tenggara, Indonesia jelas sebagai pasar kuda besi terbesar dilihat dari kuantitas penjualan domestik. Tapi, Negeri Garuda bukan pencetak pertumbuhan sales paling agresif. Predikat ini ada jadi milik Filipina sebesar 22,2% menjadi 202.457 unit selama kuartal I/2014 secara year-on-year.



RI cuma bertumbuh 1% menjadi 1,99 juta unit untuk periode yang sama. Malaysia dan Thailand justru merosot 17% dan 21,4%. AISI menyatakan pasar otomotif Indonesia yang demikian besar membuat rentang pertumbuhannya terbatas.



Kendati penjualan domestik positif dan Filipina bertumbuh tapi market Asean tetap saja anjlok. Sepeda motor yang terjual pada Januari - Maret di Asia Tenggara susut 2,9% menjadi 2,73 juta unit dari 2,81 juta unit di periode yang sama tahun lalu.

=========================

Demikian tulisan features ane tentang pasar kuda besi di Indonesia. Features ini dimuat pula di salah satu surat kabar ekonomi nasional (mengingat ane kerja di sono sih gan, emoticon-Ngakak ). Apa yang ane sampaikan di atas adalah naskah asli. Terima kasih berkenan membaca dan lebih asik kalau bisa jadi obrolan..
emoticon-I Love Kaskus (S)
emoticon-Cendol (S)

[sumber fotor: Kompas]
0
1.3K
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.