Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

yehuaAvatar border
TS
yehua
Gubernur BI: Jokowi Pengendali Inflasi Terbaik
Gunakan sumber yang terpercaya kalo mau bikin thread jangan pake sumber abal2 yg dibuat sendiri sama capres yg terlalu ngebet

Artikel 1
sumber

TEMPO.CO , Jakarta:Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memuji Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang berhasil menurunkan laju inflasi Provinsi DKI Jakarta selama dua kuartal di tahun 2013. Joko Widodo, menurut Agus, telah memberikan prioritas pada pengendalian tingkat inflasi daerah yang dipimpinnya.

"Dia pengendali inflasi Provinsi DKI Jakarta yang terbaik," kata Agus di kantornya, Jumat, 13 September 2013. Ia pun mengapresiasi beberapa kepala daerah yang telah berkomitmen menekan inflasi. Untuk itu, kata dia, langkah tersebut perlu dilakukan oleh kepala daerah lain yang belum berfokus untuk menekan laju inflasi di daerahnya.

Agus mengatakan Provinsi DKI Jakarta berperan 22,5 persen terhadap inflasi nasional dan menyumbang 18 persen kepada pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan data Bank Indonesia, ia mengatakan sepanjang 2011 dan 2012 inflasi Provinsi DKI Jakarta selalu lebih tinggi dari inflasi nasional. "Sementara selama dua kuartal terakhir 2013, inflasi Jakarta lebih rendah dibandingkan inflasi nasional," kata dia.

Selain mengendalikan laju inflasi, Agus berujar kepala daerah juga harus mengerahkan awaknya untuk menjaga ketersediaan pangan, mengendalikan pengamanan distribusi, hingga pengendalian harga.

Ia mengatakan apabila langkah tersebut dilakukan oleh para kepala daerah, harga bahan pangan menjelang hari raya keagamaan tak akan meningkat tajam. "Kepala daerah yang tidak memprioritaskan pengendalikan inflasi sebaiknya jangan dipilih," ujar Agus.

Artikel 2

sumber

Metrotvnews.com, Jakarta: Pesona Joko Widodo ternyata mampu membuat para menteri terpelongo. Gubernur DKI Jakarta ini bicara visi misi di depan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Menteri Keuangan Chatib Basri, Menteri Perekonomian Chairul Tanjung dan Gubernur BI Agus Martowardoyo saat menghadiri Rakornas V Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) 2014.

Jokowi mengatakan komunikasi menjadi masalah utama antara pemerintah pusat dengan daerah. Selama ini, kata dia, komunikasi yang terjalin antara keduanya sangat kurang, sehingga berimbas pada stabilitas harga di tiap daerah.

"Pengalaman yang kita lihat di lapangan, hanya masalah komunikasi antara pusat dengan Gubernur dan Wali Kota, komunikasi ini harus rutin setiap bulan," ucapnya di hadapan para menteri dan ratusan hadirin di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta Pusat, Rabu (21/5/2014).

Mengenakan batik lengan panjang bercorak cokelat, Jokowi dengan mantap berbicara di depan podium. Banyak para tamu berdecak kagum terutama saat bicara soal pengurangan jumlah impor. Jokowi menyebut Pemrov DKI Jakarta telah bekerja sama dengan Pemrov Sulawesi Selatan, Lampung dan NTT.

"Kemarin saya main ke Sulsel, ada surplus beras 2,6 juta ton. Detik itu juga saya tanda tangan dengan Gubernur Sulsel dan berasnya langsung dikirim ke Jakarta. Ketakutan saya jika tidak distok dari Sulsel, nanti diisi beras impor. Saya ingin mencegahnya, walaupun saat beras sudah datang, Jakarta masih ngutang. Di Lampung juga buah dan sayur melimpah, untuk apa kita impor," beber Mantan Wali Kota Surakarta ini.

Mendengar itu, Gamawan Fauzi tampak serius sambil menopangkan tangan di dagunya. Sementara Chairul Tanjung terlihat mengangguk-angguk sembari tersenyum.

Gamawan mengatakan kerja sama antardaerah yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan harus ditiru oleh provinsi dan daerah lainnya.

"Kerja sama yang dilakukan Pak Jokowi kemarin dengan pemprov Sulsel bagus sekali. Jakarta kekurangan beras, Sulses kelebihan beras. Memang harus seperti itu, satu daerah kekurangan namun ada satu daerah yang kelebihan, saling melengkapi," papar Gamawan.

Sementara untuk memudahkan kerjasama antardaerah, lanjut Jokowi, dibutuhkan infrastruktur laut yang memadai, seperti pembangunan tol laut di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Jokowi mengatakan ini bertujuan agar biaya kirim lebih murah.

"Harus dibangun biar biaya kirim murah. Masak biaya kirim dari Jawa ke Eropa lebih murah daripada ke Papua. Di Belawan, Papua, ada deep seaport, tiap hari ada kapal besar, saya yakin harga semen di Jawa Rp50 Ribu di Papua juga sama, biar keadilan merata. Kemudian di NTT, 40 Ribu sapi bisa sebenarnya sekali angkut, tapi kapal kita cuma 200 sekali angkut," tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Nusa Tenggara Timur, Frans Lebu Raya mengatakan pemikiran Jokowi ini patut untuk diimplementasikan oleh pemerintah pusat maupun daerah.

"Saya setuju dengan pemikiran Pak Jokowi, agar harga di Jawa sama di Papua," katanya.

Artikel 3
sumber
JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Dewan Pertimbangan Partai Golkar Luhut Binsar Panjaitan mengaku tidak mendukung bakal calon presiden Prabowo Subianto karena sangat paham betul bagaimana sosok Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra tersebut ketika berkarier di militer.

"Karena tahu Prabowo, makanya saya dukung Jokowi. Kita kenal Pak Prabowo, jadi tahu banyak. Dia pernah menjadi wakil saya, lebih kurang lima atau enam tahun. Jadi saya tahu A sampai Z tentang beliau," ujar Luhut di Kuningan, Jakarta, Selasa (20/5/2014), seperti dikutip Tribunnews.com.

Luhut tidak mau mengatakan secara rinci, sosok seperti apa yang membuatnya tidak mendukung Prabowo. Hanya, ketika disinggung mengenai ketegasan, Luhut mengatakan setuju dengan pemimpin yang tegas.

"Tegas itu tidak mesti mata melotot dan lempar-lempar handphone," ujar Luhut.

Ketika ditanya apakah sosok yang dimaksudnya adalah Prabowo, Luhut menjawab, "Anda jangan pura-pura bego."

Luhut Panjaitan dan Prabowo Subianto pernah bekerja dalam kesatuan yang sama. Prabowo pernah menjadi wakil Luhut di Detasemen 81 Antiteror pada tahun 1983. Ketika itu Luhut berpangkat mayor, sementara Prabowo masih berpangkat kapten.

Luhut tetap memilih mendukung Joko Widodo yang didampingi politisi senior Partai Golkar Jusuf Kalla. Sikap itu berbeda dengan keputusan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie yang mendukung Prabowo-Hatta Rajasa. Meskipun memiliki pilihan politik yang berseberangan, Luhut mengaku tetap berada di Partai Golkar. Dia mengaku tidak takut akan dikeluarkan dari Golkar karena pilihan tersebut.
Diubah oleh yehua 22-05-2014 00:40
0
6.4K
46
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Pilih Capres & Caleg
Pilih Capres & Caleg
KASKUS Official
22.5KThread3.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.