Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Fahmi Habcy meminta Komisi Pemilihan umum mempublikasikan hasil tes kesehatan para calon presiden dan wakil presiden, khususnya tes kesehatan.

Ia menganggap hasil tes kesehatan penting untuk diketahui publik agar dukungan tak hanya bersandar pada visi misi dan intelektual calon presiden. "Apakah KPU dan tim dokter RSPAD akan bertanggungjawab jika presiden yang terpilih kelak berperilaku psikopat, megalomania, haus darah, ataupun schizofrenia?," katanya dalam rilisnya pada Jumat 23 Mei 2014.

Ia mengatakan, rakyat berhak untuk memperoleh informasi kejiwaan calon presiden. Musababnya tes kesehatan dibayar dengan uang negara. "Apalah artinya tes-tes kejiwaan itu jika publik tak pernah tahu hasilnya," ucap mantan aktivis Universitas Indonesia '98 ini.

Fahmi pun mencontohkan Adolf Hitler, yang pernah membawa Jerman ke arah ketiktatoran. Pada awal kepemimpinannya Hitler membawa angin segar berupa janji perubahan. Tapi, akhirnya penderitaan yang menyedihkan mendera rakyatnya. "Apakah masyarakat mau dipimpin oleh presiden yang hobinya ringan tangan, mudah marah?" kata Fahmi.

Ia tak menyebutkan siapa calon presiden yang temperamental dan kejam seperti yang dimaksudnya. Pada Jumat, pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menjalani pemeriksaan kesehatan di RSPAD. Sedangkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla sudah diperiksa sehari sebelumnya, Kamis, 22 Mei 2014.

http://pemilu.tempo.co/read/news/201...iminta-Terbuka

Kadang2 untuk mendidik anak bandel memang harus disentil atau digampar..... Jadi bingung....

rumah dijual di depok