Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat yang telah memiliki hak untuk memilih pada Pemilu Presiden 2014 diharapkan dapat jeli dalam menentukan pilihannya. Jangan sampai masyarakat justru memilih pasangan capres dan cawapres yang menghalalkan segala cara untuk dapat menduduki kursi RI 1 dan RI 2.
Hal itu dikatakan pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro dalam diskusi Polemik bertajuk "45 Hari Mengejar Suara Rakyat" di Jakarta, Sabtu (24/5/2014).
Menurutnya, pasangan yang menghalalkan segala cara untuk menang cenderung akan melakukan praktik transaksional. Secara tidak langsung, hal itu dapat menggambarkan praktik pemerintahan yang akan dijalankan seandainya mereka menang nantinya.
"Aktivitas kita pelototi, kawal mana yang paling lurus tahapannya. Kalau halalkan semua cara untuk menang kita tidak pilih," kata Siti.
Ia mengatakan, pelaksanaan pemilu seharusnya dapat menjadi sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk menyelenggarakan politik yang bersih. Pasalnya, nasib pertumbuhan negara lima tahun ke depan akan ditentukan di tangan pemenang pemilu nantinya.
"Ketika dalam tahapan pilpres mereka sudah melakukan aktivitas ke kita yang sarat politik transaksional, politik uang, kita pastikan cara seperti itu akan terjadi pada masa pemerintah ke depan, korupsi lagi,"ujar dia.
http://indonesiasatu.kompas.com/read...campaign=Khlwp
Sudah jelas nyindir siapa? Ya Prabowo, siapa lagi capres yang melakukan politik transaksional....
Menjanjikan Ical menteri koordinator.
Menjanjikan PKS 5 menteri utama.
Menjanjikan Said Iqbal jadi Kementrakertrans
Menjanjikan 10 tuntutan buruh dengan mudahnya
Menjanjikan menafkahi keluarga korban 1998 agar mendukungnya
Menjanjikan akan melindungi SDA, eh SDA ketangkep duluan, tapi toh dia tetep belain dan bilang KPK 'berpikir'
Naik haji gratis (WTF) bener-bener ngibul, bisa nacur bangsa ini berantakan
Bagi Prabowo janji dulu, dapet dukungan dulu, masalah realisasi janji belakangan