"Arti prahara dalam KBBI: bencana, angin topan, badai," kata Gerindra.





VIVAnews – Partai Gerindra melaporkan relawan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla ke Gabungan Penegak Hukum Badan Pengawas Pemilu (Gakumdu Bawaslu).

Laporan ini terkait spanduk bertuliskan “Relawan Bersatu Melawan Prahara” yang ditandatangani oleh sejumlah relawan Jokowi. Kata ‘Prahara’ dalam spanduk itu merupakan kependekan dari gabungan nama capres dan cawapres yang diusung Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.

“Menurut kami, tindakan itu sangat tidak patut, tidak santun, dan melanggar hukum baik Undang-Undang Pemilu maupun delik umum,” kata Ketua Tim Hukum Gerindra, Habiburokhman, di gedung Mahkamah Konstitusi, Jumat 23 Mei 2014.

Gerindra geram jika nama Prabowo-Hatta disingkat menjadi Prahara. Sebab dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata prahara berarti bencana alam, yakni angin topan, angin ribut, atau badai.

“Cara-cara seperti ini hendaknya ditinggalkan. Kami minta kepada Bapak Jokowi untuk mengingatkan pendukungnya karena ini jelas terjadi di Sekretariat Pusat Relawan Jokowi-JK. Tidak mungkin Pak Jokowi tak tahu,” ujar Habiburokhman.

Menurut Habib, seharusnya tim sukses masing-masing calon presiden bisa menjaga suasana menjelang Pilpres 9 Juli agar kondusif.

“Kami serukan juga kepada Bawaslu agar kasus yang seperti ini disikapi cerdas dan tanggap. Jangan biarkan masyarakat diadu-domba,” kata Habib.


PRAHARA

emang cocok nama prabowo-hatta di singkat jd PRAHARA.
capres-cawapres PRAHARA.